"Kalau gak mau kecewa, jangan terlalu berekspektasi terlalu tinggi sama manusia. Karena manusia itu sumber kecewa, bukan sumber untuk kalian tertawa."
-Felycia Agneza Pandjaitan-"Sekolah bosen, gak sekolah jauh lebih bosen.", gumam Felycia yang kini tengah memasukkan buku-buku mata pelajaran jadwal besok. Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam dan Felycia baru saja selesai membaca sekilas materi yang akan dipelajarinya besok di sekolah.
Sebenarnya, matanya masih cukup kuat untuk terus melanjutkan membaca buku paket kimia. Hanya saja, novel barunya yang ada di rak khusus novel nampak lebih menggoda dan menarik di perhatiannya. Alhasil, sebelah tangannya membawa novel tersebut yang kemarin baru dia baca beberapa halaman saja sewaktu di gramedia.
Melangkahkan kakinya setelah novel yang menarik perhatiannya sudah ada di tangannya.
"Belajar udah, nyiapin buku buat besok udah, rutinitas di kamar mandi sebelum tidur juga udah, saatnya baca novel kalau gitu.", sorak Felycia sambil menjatuhkan tubuhnya pada kasur berukuran king size miliknya.Felycia nampak anteng dan mulai hanyut ke dalam deretan kalimat yang tersusun menjadi banyaknya paragraf dengan tubuh yang dia sandarkan pada kepala ranjang. Tak lupa, selimut tebal ikut berkontribusi untuk menutupi kedua kakinya.
Tak jarang Felycia selalu cekikikan saat dirinya sampai pada part yang menggelitik perutnya. Tak jarang juga, Felycia ikut kesal saat sampai pada part di mana tokoh antagonis berulah. Saking ikut kesalnya, guling yang selalu menemaninya ketika tidur tak luput dari cubitan dan pukulan tangan Felycia.
Ting...
Bunyi notifikasi yang berasal dari ponsel yang selalu dia simpan di atas nakas membuat atensi Felycia teralihkan. Fokusnya pada novel menjadi buyar, terbukti dengan sebelah tangan Felycia yang langsung merogoh benda yang memunculkan suara tersebut.Ck...
Decakan renyah tersebut lolos begitu saja dari mulut Felycia saat dirinya tahu siapa yang mengiriminya pesan.Gentaaa
belum tidur fel?
jangan gadang, gak baik.
atau mau gue temenin sampe
lo bisa tidur? sleep call mau?Tanpa berniat membalas pesan dari teman satu organisasinya tersebut yang belakangan ini selalu mengganggunya dengan mengirimi berbagai spam chat dan panggilan di malam hari ataupun siang hari. Felycia lebih memilih menyimpan asal ponselnya di atas bantal sampingnya dan melanjutkan kembali aktivitas membacanya yang terganggu.
Baru dua menit Felycia kembali menyelami novelnya, dering dari ponsel tanda jika panggilan masuk ke nomornya terdengar yang sukses saja membuat Felycia refleks mengumpatkan kata-kata mutiara dalam hatinya. Dengan perasaan dongkol tapi juga sedikit kepo akan siapa yang menelepon, Felycia melirik ponsel yang ada di atas bantal. Layar ponsel menyala dengan tulisan nama kontak yang melakukan panggilan. Tanpa berniat menggeser icon hijau yang terus mengambang di layar ponsel ke atas, Felycia malah menatap layar ponsel yang menampilkan nama kontak Gentaaa tersebut sampai layar kembali mati dan panggilan pun tertolak olehnya.
Missed call from Gentaa
Ada notifikasi yang mengambang pada layar kuncinya tanda jika panggilan yang masuk ke kontaknya barusan tak terjawab olehnya.Jujur saja, Felycia semakin hari semakin risih dengan tingkah Genta yang semakin menunjukkan jika dirinya tertarik dan suka padanya. Sebenarnya Felycia selalu bodoamat dan terkesan tak peduli pada orang-orang yang menyukainya, baik itu yang menyukainya secara terang-terangan ataupun yang secara diam-diam dengan mengiriminya surat yang disimpan di lokernya. Gini-gini pun, Felycia menjadi incaran kaum adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacherzone
Teen Fiction"Jilat ludah sendiri" sepertinya memang benar adanya ya? Terbukti dengan kisah yang dialami remaja bernama Felycia Agneza Pandjaitan yang sudah berkata tak akan mungkin jatuh cinta pada Rofi Andriawan yang merupakan guru baru Bahasa Indonesia di sek...