39.Graduation and Engagement?

3 1 0
                                    

Felycia merasa jika dirinya sama sekali tidak tidur dengan nyenyak tadi malam. Bagaimana tidak? Di pukul 01.00 dini hari dirinya merebahkan tubuhnya setelah membersihkan badannya. Rasanya baru beberapa menit saja terlelap, kini dirinya sudah harus berangkat menuju ke butik Lista Fashion yang tak lain adalah butik milik Mama Calista.

Masih dengan muka mengantuknya walaupun Felycia sudah mandi terlebih dahulu sebelum berangkat.
"Bukannya acara dimulai jam 13.00? Ini masih jam 07.00 lho.", rengek Felycia. Pasalnya, gurunya tersebut menjemputnya di waktu yang masih menunjukkan pukul 06.00 dan posisi Felycia saat itu masih tidur pulas karena dirinya kembali tidur selepas shalat Subuh.

"Jadinya jam 10.00.", jawab Rofi yang membuat Felycia langsung menoleh ke arah seseorang yang tengah fokus mengemudi. Perubahan mendadak macam apa ini?
"Gak bener banget.", gerutu Felycia. Rasa kantuknya seketika sirna karena perubahan mendadak yang baru dirinya ketahui sekarang.

"Kalau masih ngantuk tidur aja, nanti saya bangunin.", ucap Rofi yang mendapatkan dengusan dari Felycia.
"Udah gak ngantuk.", jawab Felycia malas.

Sepanjang perjalanan, Felycia menyandarkan kepalanya pada kaca mobil, memperhatikan lalu lalang kendaraan yang masih nampak lenggang karena mungkin waktu yang bisa dibilang masih pagi. Angannya berputar, mengingat kejadian tadi malam yang serasa terjadi sangat lama. Sama sekali tidak terasa jika kejadian itu hanya berlangsung kurang dari 5 jam.

Netranya menatap jari tangannya yang luka dan dipasang plester karena terkena ujung guci yang pecah. Angannya kembali berputar ke saat di mana Genta tak sadarkan diri karena terjatuh dari tangga rumahnya. Felycia jadi penasaran, apakah cowok brengsek nan biadab itu selamat atau tidak? Felycia bergidik ngeri, saat merasa jika Genta sepertinya benar-benar sudah terganggu psikisnya.

"Kenapa?", tanya Rofi yang melihat Felycia malah anteng melamun. Dirinya segera menyadarkan takut-takut jika dibiarkan, Felycia malah kerasukan, kan gak lucu.
"Gak kok, gapapa.", Felycia tersentak dari lamunannya dan segera menjawab pertanyaan Rofi dengan ekspresi gugupnya. Rofi sendiri hanya menggelengkan kepalanya heran dan bertepatan dengan itu, mobil yang dikemudikannya berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang tak lain adalah butik milik mamanya.

Keduanya turun dan memasuki bangunan tersebut. Baru saja kaki Felycia menapak di ruangan VIP yang kata Rofi sengaja dibooking khusus untuknya, dirinya langsung disambut hangat oleh Mama Calista yang ternyata sudah menunggunya sejak tadi.

"Wah, mantennya udah dateng.", ucap Mama Calista disertai dengan senyuman. Felycia sebenarnya tahu jika apa yang dikatakan oleh wanita cantik di depannya tersebut hanyalah sebuah guyonan, tapi entah kenapa hal itu sukses membuat pipinya memanas. Alhasil, dirinya hanya menanggapinya dengan senyuman kikuk karena bingung juga harus bereaksi seperti apa.

Sementara itu, Rofi yang mendapatkan godaan dari mamanya rasanya sudah tak aneh lagi karena hampir setiap hari dirinya selalu mendapatkannya. Rofi tak bereaksi apa-apa dan berjalan santai menuju ke sofa. Padahal sejujurnya, jantung Rofi mendadak berdetak tak karuan dari sejak menjemput Felycia.

"Kok malah duduk sih, ganti baju dulu sana.", omel Mama Calista sambil menunjuk satu kamar yang ada di ruangan tersebut dengan menggunakan dagunya.
"Nah, Fely juga ayo ikut mama, make up time.", lanjut Mama Calista sambil menarik lembut lengan Felycia dan mengajaknya ke kamar yang lain yang di dalamnya sudah disediakan berbagai alat make up dan juga kebaya modern jahitan Mama Calista yang akan dipakai oleh Felycia.

Rofi mendengus kesal sambil memutarkan bola matanya malas searah dengan jarum jam. Kenapa dirinya sudah seperti anak tiri di sini? Bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke ruangan tempat di mana dirinya akan berganti pakaian.

TeacherzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang