Pertaruhan

136 54 3
                                    

Setelah berhasil menyelamatkan Raya dari ambang kematian, Divio menatapnya dengan tatapan penuh permohonan.

"Plis Ray, jangan bertindak bodoh."

Sebelumnya..

Divio yang disuruh membeli sesuatu ke supermarket oleh Mamahnya, tanpa sengaja melihat Raya yang sedang berdiri termenung dipinggir jembatan. Firasatnya tidak enak. Ia pun menghentikan mobilnya dan memperhatikan Raya dari jarak lima meter.

"Mau ngapain dia?"

Dan benar saja. Tak berselang lama, gadis itu menaiki pagar jembatan. Tanpa basa-basi Divio langsung keluar dari mobilnya.

Setelah Divio berkata seperti itu, mata Raya mendadak berkaca-kaca. Ia pun pergi sebelum Divio melihat air matanya.
Namun Divio berhasil mencegah kepergian Raya. Ia meraih lengan gadis itu dan memegangnya kuat-kuat.

Raya meronta. Berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman Divio. Sayangnya tenaga Divio jauh lebih besar.

Sementara Divio terus menatap Raya yang tampak sangat putus asa. "Gue mohon Ray.. Gue gak pengen lagi ada orang bego yang ngorbanin hidupnya cuma gara-gara cinta."

Kali ini Raya gagal menahan laju air matanya. Terlebih ketika mendengar ucapan Divio. Meski begitu ia masih berusaha melepaskan lengannya dari genggaman cowok itu.

Namun sia-sia.

Akhirnya Raya menyerah. Ia menunduk dan menangis menyakitkan. Divio tidak tega. Ia melunak, dan menarik Raya kedalam pelukannya.

**

Rumah sakit Kasih Ibu.

Malam itu, Abi dibuat heran oleh Keyla yang banyak melamun dan tampak murung. Bahkan ia yang saat itu tengah menyuapi Abi, seolah tidak menyadari dering handphonenya yang berbunyi sejak tadi.

"Key!" Panggilan Abi membuyarkan lamunan Keyla.

"Hmm?" Keyla menyahut. Wajahnya seperti orang linglung.

"Itu handphone lo bunyi."

Keyla menatap handphonenya yang terletak di atas nakas. Telfon dari Hugo. Malas ia mengangkatnya.

"Kok gak diangkat?"

"Males!"

Abi menelan makanannya. "Kenapa? Lo lagi punya masalah sama dia?"

Sambil mengaduk-aduk makanan Abi, Keyla tersenyum miris. Bahkan sejurus kemudian, air matanya meleleh.

Abi auto khawatir. "Key, lo kenapa?"

Keyla buru-buru menyeka air matanya. Tak ingin Abi men-judge nya sebagai wanita cengeng. Padahal memang Iyah.

"Ternyata dia gak beneran suka sama gue," ucap Keyla getir.

"Maksud lo?" Abi tidak mengerti.

Keyla pun menjelaskan perihal foto yang dikirim Fathan, dan kebohongan Hugo kemarin malam. Membuat Keyla tidak percaya lagi pada Hugo, sekaligus merasa dipermainkan oleh pemuda itu.

"Untuk kedua kalinya, gue dilukai sama cowok." Keyla menatap Abi nanar, kemudian bertanya lirih. "Apa gue emang gak pantes dicintai Bi?"

Abi menghela nafas panjang. Andai saja Keyla tahu, bahwa ada seseorang yang mencintainya dengan tulus dan rela mengorbankan seluruh hidupnya demi wanita itu. Dan orang itu adalah dirinya.

"Lo gak tahu Key? Ada seorang cowok yang sangat mencintai lo dan rela ngelakuin apa aja demi kebahagiaan lo."

Kening Keyla berkerut. "Siapa?"

TRIO SOMPLAK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang