Suatu siang.
"Rangga.."
Cowok itu melepaskan headset yang menyumpal telinganya, dan menatap sang mamah. "Kenapa Mah?"
"Ada tamu."
"Siapa?"
"Mamah juga nggak kenal. Udah sana temuin."
Rangga mengangguk dan langsung beranjak dari kamarnya. Tiba di ruang tamu, ia melihat sesosok manusia yang membuat darahnya seketika mendidih.
"Ngapain lo kesini? Mau ngajak duel?" tanya Rangga tanpa basa-basi. Kalaupun harus adu jotos di dalam rumahnya bersama pemuda itu, ia tidak akan sungkan.
Regy menghela nafas panjang sambil terus menatap Rangga. Reaksi cowok itu sesuai dugaannya.
"Duduk."
Rangga tertawa tak percaya. "Ini rumah gue goblok! Kenapa malah jadi lo yang nyuruh gue duduk?"
Regy mendengus kesal. "Lo nanya ngapain gue kesini? Gue mau jelasin semuanya. Makanya sekarang lo duduk dan pasang telinga buat dengerin omongan gue. Jelas?"
Rangga serasa ingin melempar vas bunga di atas meja ke wajah Regy. Karena setiap kali melihat wajahnya, Rangga selalu teringat akan pengkhianatan yang dilakukan mantan sahabatnya itu terhadapnya.
Sebisa mungkin Rangga mengendalikan emosinya, lalu duduk di hadapan Regy. "Lo mau ngejelasin apa? Ngejelasin kalau lo udah jadian sama si Meisya?" tanya Rangga sekaligus menantang.
Kali ini Regy tidak gentar. "Itu salah satunya."
Rangga membuang muka dan tersenyum sinis. Baginya Regy benar-benar muka tembok alias tidak tahu malu.
"Sebelumnya gue mau nanya. Kalau dihitung sampai sekarang, udah berapa tahun lo suka sama si Meisya?" selidik Regy.
"Ngapain lo nanya hal itu?"
"Jawab setan! Biar semuanya jelas."
Tangan Rangga mengepal. Sungguh demi apapun ia sudah sangat tidak sabar melayangkan bogemnya ke wajah Regy.
Tapi untuk saat ini, ia masih sanggup bersabar. "Tiga tahun!"
Regy tersenyum menyeringai. "Berarti lo kalah sama gue. Dan itu artinya, gue yang lebih berhak dapetin si Meisya."
Rangga melipat kedua tangan di depan dadanya. "Maksud lo?"
Regy memajukan tubuhnya, menatap tajam kedua netra Rangga."Gue udah suka sama si Meisya sejak 12 tahun yang lalu. Gak ada apa-apanya kalau dibandingin sama lo!" ucapnya penuh penekanan.
Tentu saja Rangga tidak percaya dan menganggap Regy sedang membual. Dia kembali tersenyum sinis. "Lo pikir gue bakal percaya? 12 tahun yang lalu lo masih bocah ingusan, tolol!"
"Ya emang. Tapi percaya atau nggak, itu semua fakta. Dan asal lo tahu, hadirnya cinta di hidup seseorang gak mengenal waktu dan usia," ucap Regy, puitis.
Sayangnya Rangga masih belum percaya. Namun Regy pantang menyerah dan terus meyakinkannya.
"Jauh sebelum lo suka sama si Meisya, gue yang udah lebih dulu suka sama dia. Dan alasan gue jauh-jauh sekolah ke Jakarta pun sebenarnya adalah karena dia. "
Regy pun menceritakan awal mula pertemuannya dengan Meisya. " ,... saat dia nolongin gue dari anak-anak jahat yang setiap harinya selalu nge-bully gue, sejak saat itulah gue mulai jatuh cinta sama dia. Bahkan sampai detik ini, rasa itu nggak berubah dan nggak berkurang sedikitpun."
Rangga mulai percaya. Namun belum sepenuhnya. "Lo punya bukti? Kalau gak ada, berarti lo cuma ngarang cerita."
Untungnya Regy sudah mempersiapkan bukti yang harusnya membuat Rangga percaya. Yakni buku diary berwarna biru pemberian Meisya 12 tahun yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO SOMPLAK (SELESAI)
Ficção AdolescenteMenceritakan 3 Gadis yang bersahabat sejak masuk SMA dan memiliki permasalahan yang sama, yakni susah move on. Keyla Maheswari : Tidak bisa move on dari mantannya yang tergoda cabe-cabean. Raya Monica : Tidak bisa move on dari pacarnya yang meningga...