Rapunzel

61 17 4
                                    

"INI GUE GI, RANGGA!"

Meisya dan Regy kelimpungan. Persis seperti maling yang tertangkap basah oleh warga. Bahkan situasi ini lebih parah.

Dengan segera Regy memutar otak, mencari tempat persembunyian yang aman bagi Meisya. Kesannya seperti lelaki yang menyembunyikan selingkuhan dari istri sahnya.

Lima menit kemudian, Regy akhirnya membuka pintu.

Rangga melayangkan tatapan kesal. "Abis ngapain sih lo? Lama banget."

"So--Sorry, kosan gue berantakan. Jadi gue beres-beres dulu," jawab Regy, gugup. Keringat dingin mengalir dari keningnya.

Rangga manggut-manggut. Lalu perhatiannya tertuju pada sepasang wedges berwarna krem yang nangkring di depan pintu kosan Regy. "Ini sendal siapa?"

Mata Regy membelalak. Dengan sangat terpaksa ia menjadi pembohong saat ini.

"Itu.. Sendal Nyokap gue. Karena gak nyaman, jadi sendalnya ditinggalin dan pulang pake sendal jepit." Regy menjawab, semasuk akal mungkin.

Untungnya Rangga percaya. Bahkan merasa tidak habis pikir. "Lagian nyokap lo aneh-aneh aja deh. Itu kan sendal buat orang muda."

"Haha.. Iyah." Regy nyengir garing. "By the way, ada apa lo kesini?"

Wajah Rangga mendadak murung. Kemudian tanpa dipersilahkan, ia menerobos masuk ke dalam kosan Regy. "Orangtua gue ribut lagi. Males gue dengerinnya." Ia duduk di tepi ranjang tempat tidur Regy.

Regy berdiri di hadapannya. "Mereka masih suka ribut?"

Rangga tersenyum kecut. Daridulu, orang tuanya tidak pernah akur. Terkadang masalah sepele pun selalu mereka besar-besarkan. Namun ajaibnya, kedua orangtuanya masih mempertahankan pernikahan mereka hingga detik ini.

Ucapan Rangga selanjutnya membuat Regy semakin panik bukan main. "Gue nginep yah."

"Hah? Nginep?"

"Iyah. Gue bener-bener males pulang ke rumah."

Regy benar-benar kalang kabut. Otaknya berpikir keras. Bagaimanapun caranya, Rangga tidak boleh sampai menginap malam ini, atau perang badar season 2 akan terjadi jika dia tahu Meisya ada di kosannya sekarang.

Tiba-tiba Rangga bangkit.

Regy langsung menghadangnya. "Lo mau kemana?"

"Berak. Perut gue mules."

Oh, Tidak! Jangan sampai Rangga ke toilet karena ada Meisya yang sedang bersembunyi di sana.

"To--Toilet kosan gue rusak. Lo numpang ke toilet kosan sebelah aja gih."

"Rusak kenapa?"

"Kloset nya mampet. Gue belum sempet manggil tukang sedot WC. Lo gak jijik emang lihat tai gue yang terapung di kloset?"

"Huekkk. Jorok!"

"Haha. Ya makanya lo jangan ke toilet."

Tinunit Tinuninuninunit!

Dering handphone Rangga berbunyi, menyelamatkan Regy. Cowok itu langsung mengeluarkan handphonenya dari dalam saku dan segera mengangkat telfon yang berasal dari adik perempuannya.

"Halo Dek?"

"Kak, Kepala aku pusing lagi. Bahkan sekarang ditambah mimisan. Tolong aku Kak. Mamah sama Papah juga masih berantem. Aku jadi tambah pusing."

Rangga auto panik. "Ya udah ya udah, Kakak pulang sekarang."

Meski tidak tahu apa yang terjadi, Regy langsung menghela nafas lega begitu Rangga berkata akan segera pulang.

TRIO SOMPLAK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang