Rahasia besar

158 54 6
                                    

Kondisi Abi yang belum pulih mengharuskannya dirawat selama beberapa hari lagi. Meski sebenarnya Abi sudah muak berada di tempat itu, namun ia hanya bisa pasrah menuruti saran Dokter.

Malam itu, ia tengah bersama Keyla di ruang perawatannya. Keyla yang setiap malam tidak pernah absen menemaninya.

Setelah mengupas buah apel yang dibawanya, gadis penyuka warna lilac itu menyuruh Abi membuka mulut lebar-lebar. "Aaaa.."

Abi manut tanpa paksaan. "Aam."

Apel yang manis, seperti yang menyuapinya. Ralat, Keyla lebih manis.

Abi kemudian teringat sesuatu. Sesuatu yang menganggu pikirannya akhir-akhir ini. Dengan sedikit perasaan takut, ia pun bertanya. "Gimana hubungan lo sama Kakak kelas lo itu?"

Keyla tersenyum cerah. Bercerita mengenai hubungannya dengan Hugo dengan senang hati. "Kita makin deket Bi. Awalnya, gue juga gak begitu suka sama dia. Tapi seiring berjalannya waktu, rasa itu mulai hadir.
Dan besok, rencananya gue bakal nerima perasaan dia."

Abi terpaku. Hatinya serasa ditusuk ribuan tombak mendengar penuturan Keyla, wanita yang ia cintai dalam diam. Dan diamnya Abi membuat ia kembali kalah oleh orang baru.

Pemuda itu memasang senyum fake. "Bagus dong kalau gitu. Jangan lupa PMO-nya kalau kalian udah resmi jadian," ucapnya, munafik.

"PMO? Apaan tuh?"

"Pajak Move On."

Keyla tertawa seraya memukul bahu Abi. "Tenang, ntar gue kasih bakso segerobak."

Abi hanya tersenyum. Senyum yang sarat kesedihan. Sayangnya Keyla tidak menyadari semua itu. Dia terlalu naif.

Mendadak handphone Keyla yang berada di saku jeans-nya bergetar. Gadis itu langsung mengeluarkan benda Pipih tersebut dari dalam saku celananya.

Kak Hugo
Malam Cantik, besok sekolah Kakak jemput yah.

Keyla tersenyum girang membacanya. Ia pun membalas.

Iyah Kakak ganteng. Sekalian nanti ada yang pengen aku omongin sama Kakak.

Melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah cantik Keyla, Abi sudah bisa menebak. "Dari Kakak kelas lo?"

Keyla menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari handphonenya. "Iyah, besok dia mau jemput gue katanya."

Abi manggut-manggut. Sakit sekali mendengarnya. Cowok itu menelan ludah pahit kemudian menatap lekat gadis yang masih sibuk dengan handphonenya. "Key.."

"Hmm?"

"Kalau suatu hari gue tiba-tiba menghilang dari hidup lo. Apa lo bakal nyari gue?"

Keyla yang sedang mengetik auto berhenti. Ia balas menatap Abi, heran. "Emangnya lo mau kemana?"

"Ya nggak kemana-mana. Eh, ganti pertanyaan deh. Kalau misalkan gue besok meninggal, apa lo bakal sedih?"

Mendengar pertanyaan Abi yang melantur, Keyla menjatuhkan handphonenya dengan lemas. Entah mengapa hatinya terasa sakit. Bahkan tanpa sadar ia menitikkan air mata.

Abi kaget tentunya. "Key lo kenapa? Kok lo nangis?"

"Menurut lo?" Keyla terisak. "Lagian pertanyaan lo aneh banget sih! Lo sengaja pengen bikin gue nangis? Hah?"

Abi tertegun. Ia menarik kesimpulan. "Jadi lo bakal sedih, kalau gue-"

"Sstt! Udah ah, jangan ngomong kaya gitu.
Lagian ucapan adalah doa. Emangnya lo udah siap, kalau besok malaikat Izrail tiba-tiba datang buat menjemput lo? " ketus Keyla.

TRIO SOMPLAK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang