Bab 18

1.8K 24 0
                                    

Blackwhite👁️

Kini vino, andre, Lucas & anak buahnya sudah bergerak, sedang kan aaron memandu mereka dari tempat mereka berhenti sebelumnya. Sepanjang jalan mereka sudah menembak banyak anak buah riki tapi tembakan mereka tidak akan ada yang dengar karena pistol yang mereka gunakan adalah pistol yang tidak mengeluarkan suara, setelah itu langsung membereskan mayatnya agar tidak memicu kecurigaan.

"Kini aku sudah berada di pintu masuk, jadi sekarang aku harus kemana lagi?" Tanya vino melalu earphone yang dia pakai.

"Kau lurus setelah itu masuk melalu pintu samping, saat kau sampai didalam kau belok ke kanan, di sana ada tangga dan kau naik tangga itu di pojok kiri kamar nya, tapi kau tetap harus waspada karena di dalam penjagaan sangat ketat" Aaron menjelaskan pada vino.

"Bantu aku untuk sampai ke atas" Ujar vino pada anak buahnya.

Vino terus berjalan sesuai arahan Aaron, kini mereka tidak mengunakan pistol yang mereka gunakan dari awal tapi kini mereka mengunakan pistol yang hanya menembakan racun, pistol itu mereka gunakan agar tidak ada darah.

Sedangkan Andre dan Lucas sedang menghabisi sekaligus memasang beberapa bom di setiap titik, mereka sangat berhati-hati agar mereka tidak ketahuan oleh riki, gerak mereka seperti inilah yang menguras tenaga karena otak dan fisik berjalan bersama.

"Aku lebih suka berperang terang-terangan dari pada seperti ini, sungguh sangat melelahkan ditambah anak buah riki tidak ada habisnya" Keluh Lucas.

"Kenapa kau mengeluh seperti baru ini pertama kalinya kau melaku kan misi seperti ini" Hardik Andre yang kesal dengan Lucas.

Aaron tertawa melihat sahabatnya disaat kondisi seperti ini masih sempat berantem, saat Aaron asik memperhatikan sahabatnya di kejutkan dengan tepukan di pundaknya.

"Kenapa kalian tidak membawaku" Hardik Vienna dengan kesal pada Aaron.

Aaron hampir jantungan dibuat Vienna, kenapa dia bisa tidak tau Ia datang.

"Kau hampir membuatku mati jantungan, kenapa aku sampai tidak tau kalau kau datang?" Tanya Aaron dengan bingung.

"Kau terlalu serius melihat mereka" Ujar Vienna dengan santainya.

"Seserius apapun aku, tidak pernah sampai nggak tau kalau ada orang yang akan datang" Ujar Aaron penasaran.

Vienna hanya acuh dengan ucapan Aaron dan fokus melihat komputer Aaron, gimana Aaron bisa tau kalau Vienna datang dari balik semak dan tidak membuat suara sedikitpun.

"Aku mau ikut bergabung dengan mereka" Vienna bersiap pergi dari situ dan bergabung untuk menyelamatkan violet.

"Kau disini saja jaga aku, jadi kalau ada orang yang datang tiba-tiba seperti kau tadi tinggal kau bunuh" Ujar Aaron memakan cemilan yang dia bawa.

"Cih, kau seorang mafia tapi kenapa tidak menjaga dirimu sendiri? Mengapa malah minta aku yang menjagamu, tuanku hanya violet bukan kau" Sinis Vienna pada Aaron.

"Aku tak peduli mau tuanmu violet atau siapapun, yang penting kau disini lindungi ku karena kau tidak diperlukan di sana" Ujar Aaron dengan acuh.

"Kenapa Eleanor mau kepada orang yang gila & menyebalkan seperti dia" Gumam Vienna.

"Itu karena aku tampan" Ujar Aaron percaya dirinya.

"Kalian bisa diam, ocehan kalian bisa membuat konsentrasi kami buyar" Hardik Andre & mereka berdua langsung diam.

"Kenapa ucapannya sangat dingin seperti Es." Bisik Vienna.

Aaron dan Lucas yang mendengar ucapan Vienna hanya bisa senyum, sedangkan vino acuh dan terus bergerak ke tempat violet, di dalam kamar sedang menonton tv dengan tenang, tidak ada raut wajah ketakutan.

Sedang kan riki senang violet tidak memberontak / takut padanya, riki tidak tau saja dibalik tenangnya ada kekacauan diluar sana.

"Kalau ada Vienna pasti tambah seru nontonnya, ia pasti bakal berteriak histeris melihat pria itu memperlakukan kekasihnya romantis gini" Gumam violet fokus melihat adegan romantis.

"Aku bisa lebih romantis dari itu baby" Ujar riki mendekati violet.

"Diam Lah kau, aku nggak butuh kau romantis jangan ganggu aku" Teriak Violet.

Riki yang nggak mau violet memberontak dan memilih kabur, hanya mengurung kan niatnya yang ingin mendekati nya, ia kini mengecek handphone nya dan saat melihat cctv dia merasa heran kenapa ada yang aneh.

Riki mencoba menghubungi anak buahnya tapi tidak ada yang mengangkat panggilan darinya, ia merasa ada yang aneh setelah mencoba berkali-kali hasilnya tetap sama. Riki langsung menarik violet untuk pergi, dia yakin pasti vino sedang bergerak sekarang.

"Hai..apa-apaan kau menarik ku, kenapa kau menggangguku nonton" Hardik violet kesal.

Riki tidak menjawab tapi dia tetap menarik violet, menuju ruang bawah tanah yang ada di sudut kamarnya. Violet memberontak agar memperlambat gerak, untuk membawa nya pergi & usaha violet tidak sia-sia, vino berhasil masuk kedalam sebelum riki membawa violet keruang bawah tanah.

"Selama ini kau tak pernah mengusikku begitupun aku tak pernah mengusik mu, tapi sekarang kenapa kau malah mengusik milikku?" Tanya vino saat sudah berada di dalam.

Vero melihat riki memegang tangan istrinya langsung mengeraskan rahangnya karena emosi, tidak terima ada orang lain yang menyentuh miliknya.

"Kau memiliki berlian yang sangat cantik, jadi aku tertarik dengan berlian mu" Riki menatap tajam.

"Kalau gitu aku ingin bertarung satu lawan satu denganmu. Jika kau menang violet bisa menjadi milikmu, tapi jika aku menang wilayah mu menjadi milikku dan yang paling penting violet tetap menjadi milikku" Ujar Vero dengan tanang.

"Baiklah, kau duduklah dengan manis baby setelah ini kau akan menjadi milikku" Ujar riki menyuruh nya duduk kembali.

Violet cuek dengan tujuan mereka berdua, lebih memilih nonton drakor yang sempat tertunda karena riki tadi. Sedangkan riki sudah mulai bertarung dengan vino, tidak ada yang goyah di antar mereka berdua mereka sama-sama memiliki kekuatan yang sama.

30 menit mereka bertarung tapi tidak ada yang tumbang, setelah vino dapat celah dia langsung mengunci pergerakan riki. Langsung menghajar nya bertubi-tubi hingga lemah dengan mengeluarkan dari dari mulut, hidung, dan keningnya.

Vino terus menghajar sampai benar-benar lemah, vino tidak menyadari nya kalau riki menggeluarkan pisau kecil dari celananya, untuk menusuk perut vino.

Tapi pergerakan riki dapat dilihat violet sehingga, Ia langsung membalikan pisau yang sudah melayang ke perut vino, berbalik menuju perut nya sendiri. Pergerakan violet sangat cepat, tidak ada yang menyadari itu, setelah perut riki tertusuk pisaunya sendiri, vino langsung menyingkir dari hadapan riki.

"Bawa dia ke markas" Perintah vino pada anak buahnya yang berada didepan pintu.

Kini vino membawa violet keluar dari tempat itu diikuti sahabat dan anak buahnya, saat vino sudah berada di tempat Aaron, vino langsung menekan tombol remote yang ada di tangan nya dan kediaman riky langsung meledak.

End✳️

Istri Kecil Mafia Kejam [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang