Bab 76

394 13 0
                                    

Blackwhite👁️

Setelah acara pernikahan vienna kemarin, mereka belum menyempatkan diri untuk melihat violet.

Selama violet koma, mereka pasti selalu datang ke rumah sakit walaupun itu sebentar, karena dokter melarang mereka membesuk terlalu lama, dokter takut mengganggu ke tenangan violet.

Padahal saat ini violet sudah sangat tenang dalam tidur nya, violet begitu betah menutup mata nya. Seakan saat ini violet enggan untuk melihat dunia. Mereka berempat pergi, setelah izin pada vino yang sibuk mengurus anaknya.

Tiba di rumah sakit, vienna dan eleanor begitu bersemangat untuk menemui violet. Seakan harapan mereka, saat mereka masuk ke ruangan violet, sudah sadar dari tidur panjang nya.

"Hufff, ternyata masih nyaman dengan tidur panjang nya" gumam vienna pertama kali masuk.

"Aku udah nikah Vi, dan kamu masih tidur aja! Bangun, kasihan vino yang mengurus putra kecil mu sendirian"ucap vienna duduk di samping brangkar.

"Yang vienna katakan benar Vi, vino yang tadinya tidak tau apa-apa, kini menjadi papi yang siaga. Dia bisa melakukan segala nya Vi, dari memandikan putramu, sampai mengganti popok nya pun vino lakukan"sambung eleanor yang berdiri di dekat vienna.

"Ayo buka mata mu Vi, apa kamu tidak mau membantu vino melakukan itu? Tadi aja saat kita semua mau kesini, vino tengah menenangkan putra mu yang sedang rewel"ucap vienna.

Saat ini vienna dan eleanor sudah menangis semenjak mereka masuk tapi masih melihat violet dalam keadaan tidak membuka mata.

"Kita semua kangen tawa kmu Vi, kangen kamu cocokin lagi" ucap vienna dengan Isak tangis nya.

"Aku janji, nanti saat kau bangun. Kau mau menyuruh aku masak apapun akan aku turuti"lirih eleanor.

Eleanor sangat merindukan violet yang selalu merengek minta di masakin inilah itulah. Tanpa violet tau kalau eleanor, kadang tidak pernah mau memasak apa yang violet inginkan. Tapi karena eleanor begitu menyayangi seperti saudara nya sendiri, eleanor akan melakukan itu.

•••••

Sedangkan di mansion vino di buat pusing oleh putranya yang terus menangis tanpa henti, padahal vino sudah memberi dia susu tapi putra nya itu malah menolak.

"Kamu kenapa boy? Kenapa kau terus menangis begini, papi jadi tidak tau harus melakukan apa" ucap vino pada putranya yang menangis dalam pelukan nya.

"Sayang, lihat lah putra mu yang terus menangis, aku harap kau segera bangun! Karena aku yakin saat ini putra mu sangat merindukan mu"gumam vino.

"Kenapa putramu menangis Vin?"tanya andre yang baru saja datang bersama melva.

"Nggak tau, dari tadi tidak mau diam! Sudah aku kasih susu tapi tetap nggak mau diam"ucap vino sambil menenangkan putranya yg terus menangis.

"Coba sini aku gendong"ucap melva.

Vino memberikan putranya pada melva, dan saat di gendongan melva putra vino tetap menangis.

"Cup cup, diam ya anak pintar! Kamu kangen mami kamu ya. Kamu tenang jangan nangis, percaya sama aunty kalau mami kamu akan segera bangun dari tidur nya"ucap melva.

"Kamu nggak boleh nangis ya, jangan buat papi kamu bingung gini ya. Kamu tahan dulu rindu kamu terhadap mami kamu ya sayang, biarkan dulu mami kamu istirahat ya anak pintar" ucap melva terus mengajak keponakan nya bicara.

Tapi apa yang di lakukan melva berhasil, langsung diam. Anak yang masih bayi seperti ini seakan mengerti dengan apa yang di katakan oleh melva. Vino terharu melihat anaknya diam karena mendengar apa yang di katakan oleh melva.

"Anak pintar, aunty yakin! Nanti saat mami kamu bangun dia bakal bangga memiliki anak sepintar dan sehebat kamu" ucap melva setelah itu mencium gemes pipi gembul ke ponakan nya.

"Biar aku yang meniduri nya, kalian berdua ngobrol aja"ucap melva.

Melva membawa kedalam kamar bayi mungil ini. Sedangkan andre membawa vino duduk di sofa ruang keluarga.

"Gimana kata dokter tentang perkembangan violet?" tanya andre saat sudah berada di ruang keluarga.

"Masih tetap seperti itu, tidak ada perkembangan apapun" lirih vino.

"Aku yakin violet akan segera bangun, dia akan kembali bersama kita" ucap andre sambil menepuk pundak vino.

"Kita semua disini ada buat kau dan putra kau Vin, kita sama-sama berdoa untuk kesembuhan violet" sambung andre.

Vino hanya menatap sendu kedepan, dia merasa ini hanya mimpi buruk saja. Tapi setiap kali dia mencoba bangun dari mimpi ini, tapi ternyata dia di tampar oleh kenyataan kalau ini bukanlah mimpi.

Jika vino disuruh memilih, dia akan memilih untuk kehilangan nyawanya daripada melihat istri tercinta nya terbaring di rumah sakit dengan keadaan tidak membuka matanya sejak melahirkan putranya.

Saat ini mereka semua berkumpul di mansion vino, melva dan andre sengaja menunggu kepulangan keempat sahabat mereka pulang dari rumah sakit.

Saat ini mereka berada di ruang keluarga, bersama vino dan juga putranya.

"kamu hamil Mel? Selamat ya"ucap vienna.

"Selamat An"ucap vino.

"Violeta pasti senang saat tau kamu hamil, Mel"ucap eleanor.

"Aku harap juga gitu, semoga violet segera sadar dari tidur panjang nya" lirih melva.

Saat ini rasa bahagia mereka bercampur dengan rasa sedih yang mendalam.

"Gimana rencana pernikahan kalian berdua?"tanya vino.

"Nanti nunggu violet sadar dulu"ucap eleanor.

"El, kau tidak boleh gitu! Ingat ada perasaan aaron yang harus kau jaga, disini yang bakal menikah kau dan aaron" tegur vino.

Vino tau kalau eleanor dekat dengan violet, tapi vino juga nggak mau eleanor sampai batal nikah jika kemungkinan violet nggak juga sadar.

"Aku nggak masalah akan itu Vin, yang eleanor katakan benar! Kita sudah sepakat untuk menunggu violet sadar" ucap aaron.

Aaron dan eleanor sebelum nya sudah membahas masalah ini, dan aaron setuju untuk menunggu violet sadar.

"Jika hal buruk terjadi gimana? violet nggak akan senang kalian seperti ini"ucap vino dengan sorot mata sendu.

"Aku yakin kalau violet akan segera bangun, tidak akan terjadi apa-apa pada violet"tekan eleanor.

Vino bukan tidak yakin, hanya saja kemungkinan buruk itu ada vino sangat berharap istri nya segera bangun.

End✳️

Istri Kecil Mafia Kejam [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang