Bab 51

707 12 1
                                    

Blackwhite👁️

"kamu kenapa bisa disini?" tanya vienna kaget saat keluar dari kamar mandi melihat lucas tengah duduk di sofa dengan men yandarkan kepalanya di sandaran sofa.

"Kenapa tidak, ini kamar kekasih ku" jawab lucas berjalan mendekati.

"Bukan nya kamu di kantor?" tanya vienna masih diam di tempat.

"Aku merindukan mu" bisik lucas sensual.

Vienna yang mendengar bisikan lucas, mematung merasa ada sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya.

"Aku sangat merindukan mu" ucap lucas sekali lagi di wajah vienna.

Setelah mengucapkan itu,lucas langsung mencium bibir vienna lembut. Tapi setelah lucas mendapatkan balasan dari vienna, lucas mencium vienna dengan penuh gairah.

"Hhmm"desah vienna di sela ciuman nya.

Kini tangan lucas sudah bergerak ke payudara vienna, saat lucas sadar vienna masih memakai handuk yang hanya menutupi bagian dada hingga sebatas paha. lucas melepaskan ciuman nya, menatap lekat wajah kekasih nya.

"Aku menginginkan mu Na" ucap lucas dengan suara serak.

Vienna mengangguk kan kepala nya sebagai jawaban setuju, lucas mendapat persetujuan, langsung saja membuka handuk yang vienna gunakan sebagai penutup tubuhnya.

Lucas menelan saliva saat melihat tubuh polos vienna, benar-benar tidak bisa menahan lagi, lucas bertambah gairah melihat tubuh polos vienna.

lucas langsung memberi jejak kepemilikan nya di leher vienna, setelah puas memberi jejak. Kini lucas berpindah pada payudara vienna, menghisap payudara vienna seperti bayi yang haus.

"Aaahhh Luc"desah vienna sudah menjadi candu lucas.

Lucas kembali mencium bibir vienna,dengan saling beradu lidah dan saling menyesap sampai bertukar saliva. Dengan bibir yang masih bertautan,lucas mengendong vienna menuju ranjang.

Lucas membaringkan vienna di ranjang dengan bibir yang masih saling menempel, menjamah semua tubuh vienna,tidak ada yang terlewat kan oleh Rio.

Lucas juga melepas semua pakaian nya, sehingga merasa sama sama polos tanpa penutup. Venna menelan saliva nya,saat melihat tubuh atletis lucas, memegang roti sobek lucas dan secara spontan vienna mencium perut lucas.

"Aarrhh vienna" desah lucas saat mendapat perlakuan seperti itu.

vienna yang mendengar desahan lucas, terus melanjutkan aksi yang vienna lakukan, murni karena tergoda dengan tubuh atletis lucas, bukan karena vienna adalah pemain handal.

Lucas sangat menikmati perlakuan yang vienna berikan, bahkan dia tidak tahan dengan perlakuan dari vienna. lucas langsung membalik tubuh vienna agar berada di bawah nya, setelah itu mempersiapkan alat tempur nya untuk menggempur vienna.

"Aahh, Luc" desah vienna saat lucas memasukan miliknya dengan sekali hentakan.

Mereka hanya bermain dua ronde saja, karena lucas akan kembali bekerja dan vienna juga harus menemui ketiga sahabat nya.

••••

"Cie, ada yang habis olahraga di siang hari nih" goda eleanor.

"Sialan" umpat vienna dengan wajah bersemu merah.

"Gimana Na? Apa Lucas bertahan lama? Atau dia hanya bermain 5 menit setelah itu udah?"ucap eleanor terus menggoda vienna.

Sedangkan violet dan melva hanya tersenyum melihat wajah vienna yang bersemu merah.

"Menurut mu, 2 jam aku nggak keluar kamar setelah lucas masuk, adalah waktu yang sebentar?" tanya vienna dengan wajah kesal karena eleanor meragukan keperkasaan lucas.

"Dia tidak tau aja, kalau bukan karena ada pekerjaan lucas bisa melakukan nya sampai malam" batin vienna.

"Kuat juga tu anak, aku kira karena tidak pernah melakukan itu dia akan lemah" gumam eleanor.

"Apaa" teriak mereka bertiga bersamaan.

"Jadi lucas belum pernah sama sekali melakukan nya?" tanya violet dengan wajah terkejut nya.

"Hm, dia yang paling polos di antara mereka bertiga" ucap eleanor.

Eleanor memang tau segalanya, karena keempat pria adalah sahabatnya.

"Tidak ku sangka kau mendapatkan pria polos Na" ucap violet dengan wajah polos nya.

"Tapi dia melakukan nya seperti pria yang sudah biasa seperti itu" ucap vienna mengingat permainan lucas.

Saat mereka asik membicarakan lucas, saat itu juga orang nya tiba-tiba datang.

"Aku berangkat dulu ya honey" Ucap lucas mencium bibir vienna.

"Astaga, apa kalian tidak melihat kami ada di sini?" ucap violet kesal melihat tingkah lucas.

"Aku pergi dulu" ucap lucas berlalu setelah mencium vienna.

Lucas hanya memberi senyum mengejek pada violet, setelah itu pergi dari hadapan para wanita.

"Ck, sialan" umpat violet.

"Tidak perlu marah, kau sendiri juga gitu. Tidak lihat tempat, bahkan aku dan eleanor setiap saat melihat kau bermesraan dengan vino" gumam vienna sambil menepuk pundak violet.

"Arrhh, kalian sama saja" amuk violet.

"Kau kenapa sampai ngamuk gitu Vi?" tanya melva dengan wajah polos.

"Aku merindukan vino, aku juga menginginkan nya" teriak violet.

"Aku rasa bukan vino yang ganas, tapi macan betina ini" bisik eleanor pada vienna.

Tapi violet mendengarkan suara eleanor, langsung melempar bantal sofa pada eleanor yang belum siap saat di lempar bantal, yang sudah mengenai wajah eleanor.

"Sialan kau" ucap eleanor bersiap melempar bantal.

"Kau mau apa? Apa kau lupa kalau violet sedang hamil"cegah melva menatap tajam eleanor.

"Ck, untuk kau sedang hamil, kalau tidak sudah ku habiskan wajah mu dengan bantal ini" ucap eleanor dengan menahan kekesalan nya.

••••

Vino saat ini tengah meeting dengan salah satu Klein nya yang dari Jepang. Vino ingin segera mengakhiri meeting ini tapi dia tidak bisa,karena itu bisa saja merusak reputasi perusahaan nya.

"Kenapa lama bangat selesainya. Aku sangat merindukan istriku, ingin segera menemuinya" batin vino mengutuk semua orang yang ada di ruang meeting.

"Kenapa belum juga selesai selesai? Dasar tua Bangka, dia benar-benar membuang waktu ku" umpat vino dalam hati.

Sekitar 15 menit vino terus mengumpat dalam hati, hingga kini meeting telah selesai.

"Senang bekerja sama dengan anda pak, kalau gitu saya permisi dulu" ucap Klein dari Jepang.

Vino hanya menjawab dengan anggukan kepala, vino bersikap dingin pada Klein nya, tidak ada sikap lembut yang biasa di tujukan pada istrinya.

"Huuuf, akhirnya keluar juga tua Bangka itu" gumam vino lega bisa pulang menemui istrinya.

Sedangkan di luar kantor, orang yang meeting bersama vino tadi meluapkan kekesalannya.

"Dia benar-benar dingin, kalau bukan karena aku butuh kerjasama ini. Aku tidak mau bertemu orang yang memiliki wajah dingin dan kejam seperti dia" ucap pria itu meluapkan kekesalannya.

End✳️

Istri Kecil Mafia Kejam [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang