Bab 65

729 12 0
                                    

Blackwhite👁️

Malam ini mereka semua sudah berkumpul di kediaman arthur, vino dengan istrinya, Andre dengan kekasihnya.

"Kalian kapan nikah An?" tanya arthur.

"Sekitar 2 bulan lagi dad" jawab andre.

"Jangan lama-lama memberi status yang pasti, buat pasangan mu" ucap arthur.

"lya dad" jawab andre.

"Kalau aku jangan di tanya dad, mau menyelesaikan kuliah aku dulu" ucap milan yang sudah tau kemana arah jalan pikir daddy nya.

"Iya, nggak akan daddy tanya" ucap arthur.

Mereka semua yang berada di sana tertawa, mendengar arthur tidak bisa berkata-kata karena ucapan nya sudah di patahkan dulu oleh putri nya.

"Kenapa kita belum juga makan malam dad?" tanya violet.

"Kita menunggu seseorang Vi" ucap arthur.

"Apa kamu lapar sayang?" tanya vino.

"Belum, aku hanya penasaran aja kenapa kita juga belum makan" ucap violet.

Tidak lama setelah itu seorang pelayan menyampaikan kalau tamu sudah datang dan berada di depan.

"Suruh dia masuk" ucap arthur.

Semua yang ada di situ di buat bingung siapa orang yang di tunggu oleh arthur.

"Mari tuan" ucap pelayan.

Pelayan tersebut menuntun seorang pria untuk gabung menuju tempat mereka berkumpul, violet orang pertama yang di buat kaget saat melihat siapa orang yang datang bersama pelayan tadi.

"Papa" gumam violet.

Semua orang yang mendengar violet menyebut papa, langsung saja mengalihkan pandangan mereka kepada orang yang baru datang. Mereka semua langsung terkejut saat melihat siapa yang datang.

"Vio" gumam roberts.

"Apa kau tidak ingin memeluk ku?" tanya roberts.

Violet masih tidak bergeming, masih diam di tempat nya bukan tidak mau tapi belum sadar dari ke terkejut nya.

"Baiklah" ucap roberts sendu tidak mendapat pelukan dari putri nya.

"Gimana kabar mu?" tanya arthur.

"Aku baik" jawab roberts.

Arthur menuntun roberts menuju tempat anak-anak mereka berada, dan memperhatikan menantu kesayangan nya itu yang masih diam.

"Vi" panggil arthur.

Violet langsung memandang arthur, saat ini mata violet sudah berembun karena ingin menangis.

"Sini sayang" ucap arthur memberikan tangan nya agar menantu nya mau berdiri.

Violet menyambut tangan arthur, berdiri tepat di hadapan mereka berdua.

"Apa papa boleh memeluk mu Vio?" tanya roberts.

"Kau bukan papa ku, papa sudah meninggal" ucap violet dengan menangis.

Arthur langsung memeluk menantu nya itu, menenangkan nya. Vino yang melihat istri nya menangis, ingin langsung menarik istri nya dari pelukan daddy nya dan beralih ke pelukannya, tapi andre menahannya.

"Apa?" tanya vino dengan suara pelan.

"Biarkan dulu" ucap andre.

Vino mau tidak mau harus bisa diam, melihat istri nya menangis di pelukan daddy nya, bukan cemburu tapi tidak sanggup melihat istrinya menangis.

"Aku papa mu Vio, yang berada di dalam kuburan itu bukan papa Vi" ucap roberts pada putrinya.

"Lebih baik kita duduk" ucap arthur dengan menuntun menantu nya duduk di dekat vino.

Vino langsung memeluk istri nya saat sudah berada di dekat nya.

"Coba kau jelaskan semua nya roberts" ucap arthur.

"Aku terpaksa memanipulasi tentang kematian ku, karena aku sudah tau kalau deven sudah menyabotase mobil ku, yang masuk ke dalam mobil itu bukan aku. Aku berada di mobil yang berbeda" ucap roberts.

"Kenapa kau tidak mendatangi putri mu dan menangkap deven?" tanya arthur.

"Deven saat itu bekerja sama dengan seorang rekan bisnis yang ingin menjatuhkan ku, kalau sampai aku selamat saat kecelakaan itu, maka bukan aku saja yang akan mereka bunuh tapi mereka akan menjadikan violet umpan." Jeda roberts.

"Mereka tau kalau violet adalah kelemahan ku. Saat itu aku tidak mempunyai pilihan lain selain jalan ini, bukan karena aku tidak bisa memberi penjagaan. Tapi karena mereka sangat licik, bukan deven yang aku takuti tapi orang yang bekerjasama dengannya" lanjut roberts dengan wajah sendu.

"Kenapa kau tidak meminta bantuan ku?" tanya arthur.

"Aku tidak ingin kau kehilangan banyak anak buah mu, apa lagi saat itu anak perempuan mu masih menjalani masa pendidikan, aku tau kalau anak perempuan mu tidak mau menerima para penjaga mu. Orang yang bekerjasama dengan deven saat itu bukan orang sembarangan, bahkan kekuatan nya hampir menyamai kekuatan mu" ucap roberts.

"Siapa dia? "tanya vino penasaran siapa klen mafia yang kekuatan nya hampir menyamai daddy nya.

"Arlene Vee Kendrick" jawab roberts.

Semua yang ada di sana di buat kaget dengan nama yang di sebutkan oleh roberts.

"Vee?" tanya andre yang kaget.

"Iya, kenapa aku lebih memilih di anggap mati dari pada terjadi sesuatu dengan violet" ucap roberts.

"Tapi bukan nya, Vee sudah tidak akan muncul lagi" ucap riki yang dari tadi hanya diam.

"Dia sudah menyerahkan kekuasaan nya pada putranya, dan putranya tidak mengikuti jalan Vee yang menjadi mafia licik, menjatuhkan lawan dengan cara curang. Putra Vee meneruskan mafia nya dengan cara dia sendiri" ucap roberts.

"Siapa nama putra nya? Kenapa kita semua tidak ada berurusan dengan klen mafia yang bernama Vee?" tanya vino.

"Aksara Kendrick" ucap roberts.

"Apa?" tanya andre kaget mendengar nama tersebut.

"Kenapa kau kaget gitu?"tanya riki.

"Dia teman masa kuliah ku dulu, dia baik tidak seperti anak seorang mafia" ucap andre.

"Apa kau tidak tau nama dia?" tanya riki.

"Aku hanya tau nama Aksara saja tapi aku tidak pernah tau nama belakang nya" ucap andre.

"Berteman tapi tidak tau nama belakang teman. Kau bodoh atau tolol?" tanya riki.

"Itu tidak penting bagi ku, jadi untuk apa aku pedulikan" ucap andre.

"Papa" panggil violet.

"Papa mau memeluk mu" ucap roberts.

Violet langsung berlari kedalam pelukan roberts, sudah lama merindukan papa nya. violet selalu datang ke makam papa nya kalau dia sedang terluka.

"Maafkan papa Vi, papa melakukan ini semua demi kamu" ucap roberts.

Violet sudah tidak sanggup berkata-kata lagi.

"Apa aku tidak di rindukan?" tanya andre.

Roberts yang tau kalau andre adalah anak nya, diizinkan ikut meluk dirinya dan violet masih menangis di dalam pelukan roberts.

"Maafkan papa karena tidak bisa menemukan mu, bukan papa tidak mencari mu tapi papa benar-benar sulit menemukan mu dan itu karena orang tua angkat mu bukan orang sembarangan nak" ucap roberts memeluk kedua anaknya.

Milan, Eleanor, Olivia ikut menangis melihat pertemuan keluarga yang sudah lama tidak bertemu.

"Papa harap kamu tidak membenci, pa" ucap roberts.

"Aku tidak pernah membenci mu pa, karena aku sudah tau semua cerita nya, di sini papa tidak bersalah" ucap andre.

Violet sangat nyaman berada di dalam pelukan kedua pria yang dia sayangi.

End✳️

Istri Kecil Mafia Kejam [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang