Bab 46

772 14 1
                                    

Black white 👁️

"Buka selimutnya melva" tekan andre.

Melva yang mendengar suara dingin andre terpaksa membuka selimut nya, dengan menundukkan kepalanya.

"Lihat aku melva" ucap andre mengangkat dagu melva.

Saat melva melihat andre, langsung mendapatkan mencium man di keningnya dengan lembut.

"Kenapa harus malu hm? Kau kan tidak sengaja melakukan seperti itu" ucap andre dengan lembut.

"Gimana nggak malu An, kamu melihat semuanya" ucap melva malu.

"Untuk apa malu, kamu seksi" bisik andre di telinga melva.

"Aaahhh andre" teriak melva.

Menarik tangan andre, mendorong keluar dari dalam kamar.

••••

Pagi-pagi sekali violet mengajak vino pergi ke mansion andre, violet akan memberi pelajaran kepada andre.

"Kak andreee" teriak violet.

"Kenapa kau berteriak pagi-pagi Vi? Ini bukan hutan" ucap andre langsung turun mendengar teriakkan adiknya.

Teriakkan violet sangat kuat, vino yang di samping nya harus menutup telinga dan mengelus dada nya. Karena hampir membuat nya jantungan.

"Kau pulang tapi tidak memberiku oleh-oleh" amuk violet.

"Maaf Vi, aku lupa" ucap andre dengan santainya.

"Apaaa? Kau lupa?" Ucap violet sudah seperti Banteng yang siap menyeruduk.

"Sini kau sialan" amuk violet hendak memukul andre.

Tapi andre sudah lebih dulu kabur, langsung menuju lantai atas segera masuk kedalam kamar nya.

"Liat tu sahabat mu, nggak ada otak" amuk violet pada vino.

"Sialan kau An, jadi aku yang kenak amuk" batin vino.

"Dia kakak mu juga sayang" ucap vino mengingat kan kalau andre saudara nya.

"Ah, aku nggak peduli. Yang jelas dia dan kau sama-sama nyebelin" amuk violet hendak pergi.

"Nih titipan mu" ucap andre.

Meletakkan paper bag, dengan antusias violet langsung melihat isinya.

"Terimakasih kakak ku" ucap violet sambil tersenyum manis.

"Ck, tadi kamu tidak mengakui kalau andre kakak mu" ucap vino.

Vino langsung dapat tatapan dari violet, dalam sekejap vino langsung bungkam tidak bicara lagi.

"Jadi kau tidak mengakui ku Vi?" tanya andre.

"Bu-kan gitu kak" ucap violet gugup.

"Kalau gitu sini kembalikan, aku cuma mau ngasih kepada adik ku" ucap andre hendak mengambil paper bag.

"Nggak bisa dong kak, kau kan sudah memberikan nya pada ku" ucap violet memegang paper bag erat.

"Tapi aku bukan saudara mu" sindir andre.

"Kau kakak tertampan ku" ucap violet tersenyum memperlihat kan deretan gigi putih nya.

"Ck, kalau ada mau nya pasti seperti ini" ketus andre.

"Hehehe" ucap violet dengan senyum manis nya.

"Kau memang Kakak yang terbaik" ucap violet.

"Yuk sayang, kita pulang" ajak violet pada vino.

"Setelah dapat yang kau mau, kau langsung pulang gitu aja?" tanya andre heran melihat kelakuan adik satu-satu nya.

"Lalu aku mau apa lagi kak?" tanya violet.

"Gimana kalau sarapan bersama?" Tanya andre.

"Baiklah" jawab violet.

"Ayo, melva sudah menyiapkan semuanya" ajak andre pada adik dan adik iparnya.

"Wow, aku sudah rindu ingin makan masakan melva" ucap violet antusias.

Mereka bertiga menuju meja makan, saat sampai sudah terhidang banyak macam makanan.

"Sepertinya ini sangat nikmat" ucap violet melihat banyak makanan.

"Selalu, kan yang buatnya aku" ucap melva dengan percaya diri nya.

"Masih sama seperti dulu, selalu sombong kalau di puji" ucap violet.

"Ya pasti sama lah Vi, orang nya aja sama" ucap melva.

"Sudah, ayo kita makan" ajak andre.

Violet mengambil kan makanan untuk vino, sedangkan melva mengambil makanan untuk andre.

"Apa kami sudah melewatkan sesuatu" tanya vino.

"Tidak ada apa-apa Vin" jawab andre tau kemana arah perkataan vino.

"Hm" ucap vino acuh.

Mereka berempat makan dengan tenang, mereka tidak mau sampai terlewat kan untuk menikmati masakan melva, yang tidak perlu di ragukan lagi. Setelah mereka selesai makan, andre mengajak vino ke ruang kerja, sedangkan melva mengajak violet ke kamar nya.

"Selama aku tinggal, apa semuanya aman?" tanya andre setelah berada di dalam ruang kerja.

"Sampai saat ini masih aman" jawab vino sambil menghisap rokok.

"Apa kau sudah dapat kabar dari Riki?" tanya andre.

Memang semenjak mereka melepaskan Riki, mereka sudah tidak mendapat kabar lagi dari nya. Bahkan mereka tidak tau kemana Riki pergi.

"Belum, tapi aku yakin Riki tidak akan mengkhianati kita" ucap vino dengan yakin.

"Aku juga yakin, dia bisa kita jadikan teman. Karena dia sangat bisa di percaya" ucap andre sambil meminum wine.

"Oh aku lupa, lucas sudah jadian dengan vienna" ucap vino.

"What? Kau serius? Bukan nya vienna masih belum bisa bangkit dari keterpurukan nya di masa lalu" ucap andre tidak percaya dengan yang di katakan vino.

"Emang kau lihat, tampang aku tampang pembohong" ucap vino.

"Bagus lah kalau memang vienna sudah mau menerima lucas, jadi kita semua tidak perlu khawatir kalau vienna masih selalu berada di dunia masa lalunya" ucap andre.

"Hm" jawab vino.

"Kau sendiri gimana? Apa belum yakin dengan perasaan mu pada melva?" tanya vino.

"Entahlah, aku masih belum yakin apakah ini cinta atau hanya rasa yang hanya ingin menolong" ucap andre pandangan menerawang kedepan.

"Yakin kan hatimu dulu, jika sudah yakin jangan membuang-buang waktu lagi. Nanti keburu di ambil orang" ucap vino memberitahu andre.

"Hm" jawab andre.

"Kalau gitu, aku dan violet mau pulang dulu" pamit vino.

Vino pergi menuju kamar melva untuk memanggil istrinya.

"Sayang, kita pulang sekarang" ucap vino saat tiba di depan pintu kamar melva yang tidak tertutup.

"Aku pulang dulu Mel, ingat perkataan aku tadi" ucap violet.

"lya Vi" jawab melva.

Violet pergi menghampiri vino dan berlalu meninggalkan kamar melva, yang terus memikirkan perkataan violet, di ruang kerja andre juga tengah memikirkan perkataan vino.

End✳️

Istri Kecil Mafia Kejam [End]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang