Naya tertegun mendengar penjelasan sistem. Kenapa pemotongan poinnya sangat banyak hanya untuk 1%? pikir Naya.
"Bukannya ini pemerasan namanya? pemotongan poinnya sangat banyak" kesal Naya.
[Tuan, anda sebenarnya tidak memiliki poin. 10.000 poin yang anda dapatkan, adalah kompensasi dari atasan saya. Karena, sebelum anda meninggal, anda memiliki penyesalan].
"Maksudmu, uang yang selama ini aku kumpulkan?".
[Benar Tuan].
"Baiklah, aku mengerti" pasrah Naya.
Kruyuk
Kruyuk
Naya memegang perutnya yang berbunyi. "Aku lapar" gumamnya.
[Sebaiknya, anda mengisi perut anda terlebih dulu Tuan. Pemilik tubuh sebelumnya meninggal, karena kelaparan berhari-hari].
"Pantas saja kekuatan fisiknya lemah" ucap Naya.
Naya ingin mencari rumah makan terdekat, tapi melihat penampilannya. Ia bisa saja diusir, terlebih ia tidak memilih uang sepeserpun.
"Sistem" panggil Naya.
[Iya Tuan].
"Bisakah kau merubah penampilanku? paling tidak, aku tidak terlihat kotor saat memasuki rumah makan, dan aku juga ingin meningkatkan kekuatan fisikku" ucap Naya. Ia pikir, ia akan kembali mati jika memiliki fisik yang sangat lemah, terlebih pemilik tubuh sebelumnya belum makan selama berhari-hari.
[Berapa persen kekuatan fisik yang ingin Tuan tingkatkan?].
"30%. Oh iya, sekalian tingkatkan kecantikanku sebanyak 5%" ucap Naya.
[Baik Tuan. Pemotongan biaya untuk kekuatan fisik sebesar 450 poin, kecantikan 50 poin. Sedangkan untuk merubah penampilan dibutuhkan 5 poin. Untuk perubahan penampilan, akan disesuaikan dengan referensi dari Tuan rumah].
[Ditukarkan? Ya/Tidak].
Naya merasa hatinya sakit, saat mendengar pemotongan poin yang besar. Tapi ia tidak punya pilihan lain. "Ya" setuju Naya.
[TING!!!]
Sistem melakukan pekerjaannya, sebuah cahaya menyelimuti tubuh Naya.
[TING!!!].
Setelah selesai, Naya cukup puas. Paling tidak, ia terlihat lebih baik dari sebelumnya. Walaupun ia tahu bahwa penampilannya, sangat biasa saja.
Naya tidak ingin serakah, dan langsung menukarkan poinnya untuk meningkatkan statusnya, toh nanti ia juga akan menjalankan misi. Sebaiknya menjalankan misi saja untuk meningkatkan statusnya, tapi Naya juga tidak begitu yakin, bisa saja seiring berjalannya waktu, ia berubah pikiran.
Naya hampir melupakannya. "Sistem, tolong tukarkan poinku dengan uang, dan juga motor matic" ucap Naya.
[Berapa banyak, uang yang Tuan butuhkan?].
Naya berpikir. "Berapa poin yang dibutuhkan untuk menukar uang?".
[2 poin untuk 1 juta, Tuan].
Naya sangat senang, ternyata menukar poin untuk uang, dibutuhkan sedikit poin.
"Kalau begitu, beri aku 5 juta. Lalu bagaimana dengan kendaraan?" ucap Naya.
[Dibutuhkan 100 poin Tuan, untuk penukaran].
Naya hampir mengumpat. Sialan, kenapa poinnya sangat besar. Ia bahkan belum menjalankan misi, tapi sudah banyak poin yang ia gunakan.
"Kalau begitu, tukarkan" pasrah Naya, lagipula ia membutuhkannya.
[Baik Tuan, pemotongan biaya sebanyak 10 poin untuk penukaran uang. Sedangkan 100 poin untuk penukaran kendaraan, motor matic].
[Ditukarkan? Ya/Tidak].
"Ya".
[TING!!!].
Naya melihat cahaya yang menyelimuti tas yang dikenakannya.
[TING!!!].
[Uangnya berada di tas yang Tuan kenakan. Kendaraannya berada didepan, untuk surat dan keperluan lainnya sudah saya urus Tuan. Anda bisa langsung menggunakannya].
Pantas saja pemotongan poinnya sangat besar, sistem yang mengerjakan semuanya, sehingga Naya yang mendapat bantuan dari sistem, terlihat masuk akal dimata orang lain.
"Terima kasih sistem. Sistem tolong tampilkan status ku" ucap Naya.
[Baik Tuan].
[TING!!!].
[Status
*
*
Panel statusNama : Queenaya Alexandria D.
Tokoh : Tidak memiliki peranUsia : 16 Tahun
Kekuatan Fisik : 50%
Pesona : 5%
Kecantikan : 15%
Kecerdasan : 90%
Bakat : -
Poin : 9.385]"Tutup kembali status ku" ucap Naya.
[TING!!!].
"Terima kasih sistem, atas bantuannya" ucap Naya senang.
[Sama-sama Tuan, ini sudah menjadi tugas saya].
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
ФэнтезиQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...