Sampai dikediaman Naya, kali ini mereka sampai di halaman mansion milik Naya. Terdapat banyak bunga disekitar, indah.
"Mau mampir dulu?" tanya Naya.
"Enggak sayang, besok baru kita mampir. Soalnya, harus ke markas dulu" jawab Edric.
"Okay, kalau gitu hati-hati ya"
"Iya. Besok aku jemput kamu, berangkat bareng" ucap Edric.
"Okay" jawab Naya, senang.
Edric mengulurkan tangan kanannya, Naya bingung melihat itu. "Ngapain?" tanya Naya.
"Cium tangan" jawab Edric.
Naya di buat cengo, teman-teman Edric juga tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat sekarang, kenapa bosnya jadi aneh begini? pikir mereka.
"Cium tangan sayang sama calon suami, itung-itung latihan" ucap Edric.
Wajah Naya sangat merah, ia malu. Terlebih banyak teman Edric yang melihatnya. "Aku malu" cicit Naya.
"Sayang" panggil Edric, lembut.
Naya mendekat dan mencium tangan Edric, lalu Edric memegang pipi Naya dengan kedua tangannya. Ia mencium pipi kiri dan pipi kanan Naya, terakhir ia mencium kening Naya. Naya membulatkan matanya, kenapa pacarnya ini tidak merasa malu didepan teman-temannya.
"Kamu masuk gih" ucap Edric, setelah melepas Naya.
Naya diam mematung. "Sayang" panggil Edric.
Kaget Naya. "Ehh, iya apa?" linglung Naya.
"Kamu nggak masuk?" tanya Edric. Ia mengusap pipi kekasihnya.
"Ahh--oohh--i-i-ini mau masuk" gugup Naya, salah tingkah.
Anak-anak Black Moon, bisa melihat semerah apa muka Naya sekarang, seperti kepiting rebus, saking merahnya.
Naya melambaikan tangannya. "Ha--hati-hati ya kalian" gugup Naya, ia berjalan menuju pintu mansionnya.
DUK
"Aduh" rintih Naya, kesakitan. Ia menabrak pintu, keningnya memerah. Astaga malu banget, pikir Naya.
"SAYANG! kamu nggak apa-apa?" khawatir Edric, bunyinya lumayan kenceng.
Edric ingin mendekat kearah Naya. "JANGAN!" teriak Naya.
"Ma--ma-maksud aku. Aku udah pengen masuk sekarang" Naya langsung masuk kerumahnya, dan menutup pintunya. Sial, Naya benar-benar malu sekarang.
"BUAHAHAHAHAH" tawa Angga, Daffa dan Erland. Leon dan Vernon hanya tersenyum melihat Naya yang salah tingkah.
"Gila, muka Bu bos merah banget. Pak bos bisa aja" goda Angga.
"Cabut" titah Edric, dingin. Tapi hatinya sedang berbunga, Queen-nya sangat manis.
Edric dan teman-temannya meninggalkan mansion Naya. Dari jendela Naya dapat melihat Edric dan teman-temannya pergi.
"Tem, aku malu" cemberut Naya.
"Huaaa, kenapa aku bego banget sih" kesal Naya, tapi juga senyum-senyum sendiri. Dasar orang yang lagi jauh cinta.
"HUAAA" teriak Naya, senang. Ia melompat-lompat kecil.
"Tem, aku ada pacar" lapor Naya.
[Saya tau Tuan. Selamat Tuan].
"Hehehehe, makasih tem" senang Naya.
[Sama-sama Tuan].
Hari ini, Naya sangat senang. Ia punya pacar, pacar pertamanya dalam dua kehidupan. Semoga mereka selalu langgeng ya.
🐱🐱🐱
Markas Black Moon.
Edric sedang duduk di sofa, ia membuka ponselnya. Di galerinya ada foto dirinya dan Naya, yang baru saja diambil di rooftop, saat di sekolah tadi. Erland yang mengambil foto mereka berdua, karena ini hari jadi dirinya dan Naya.
Edric melihat foto itu dan tersenyum, mengingat tingkah Naya yang lucu. "Kamu lucu banget sih sayang" gumam Edric. Ia menjadikan foto dirinya dan Naya sebagai lock screen di ponselnya.
"Yang lagi jatuh cinta beda ya" goda Daffa.
"Bos kan baru aja pacaran, maklumin aja" balas Angga.
"Ngomong-ngomong, Bu bos tadi lucu banget. Hahaha" tawa Erland.
"Salting-nya ampe nabrak pintu" balas Daffa.
"Pak bos sih, buat Bu bosnya salting, untung nggak meleyot Bu bosnya" canda Angga, mereka bertiga tertawa bersama.
Edric yang mendengar percakapan teman-temannya, mengingat kembali tingkah Naya tadi, saat di depan pintu mansion. Benar-benar menggemaskan.
"Diam" dingin Edric. Ia tidak suka ada yang membahas tingkah manis pacarnya.
Mereka bertiga terdiam setelah mendengar suara bosnya. Serem cuy, nih bosnya posesif amat dah, cuman bahas Bu bos doang.
![](https://img.wattpad.com/cover/370069540-288-k453535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
FantasíaQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...