25🐱

15.7K 1K 19
                                    

"Kamu nggak apa-apa kan?" khawatir Edric.

"Aku nggak apa-apa kok. Tapi kok, kakak bisa ada disini?" heran Naya.

"Gue sama Rai yang manggil kak Edric, kita takut lo kenapa-kenapa" jawab Shella.

Naya melihat Shella dan Raina. "Makasih ya" ucap Naya, tulus.

Walaupun tadi, ia sedikit kecewa dengan kedua teman barunya itu. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan keduanya, setiap orang punya ketakutan masing-masing. Terlebih, banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh Shella dan Raina, bisa saja keduanya menyeret keluarganya dalam masalah.

"Sama-sama".

"Gimanapun juga lo tetep teman kita, gue sama Rai nggak bakal biarin lo sendirian" ucap Shella.

Naya hanya tersenyum menanggapi. "Kita bawa mereka ke UKS dulu ya" ucap Naya.

Naya membantu Dinda, sedangkan Laura dan teman-temannya dibantu Shella dan Raina, ada juga teman Edric yang membantu.

🐱🐱🐱

Pulang sekolah, parkiran.

"Ayo naik" ajak Edric.

"Sekarang? terus mobil aku?" tanya Naya.

"Temen aku yang namanya Satria, yang bakal bawa mobil kamu" Satria adalah salah satu anggota black moon.

Teman-teman Edric yang baru pertama kali melihat bosnya membonceng seorang cewek selain keluarganya, dibuat kaget dengan perubahan bosnya. Terlebih bosnya membonceng cewek itu dengan motor kesayangannya, yang bahkan keluarganya saja tidak diizinkan untuk menaikinya.

Angga tertegun sejenak. "Itu beneran bos?".

"Iyalah, masa setan" sewot Daffa.

"Bos suka ya sama Naya?" tanya Erland.

"Bisa jadi, soalnya bos perlakuin Naya beda sama cewek lain" jawab Daffa.

"Yah, padahal gue baru aja pengen deketin Naya" lesuh Erland.

"Nyari mati lo ya? lo nggak liat se-protect apa bos sama Naya?" kesal Angga.

"Ver, bos beneran suka sama Naya?" tanya Erland kembali.

"Mungkin" jawab Vernon, dengan wajah datar miliknya.

"Nanya ama si kulkas dua pintu" dengus Daffa.

Vernon sudah biasa di panggil kulkas, karena jarang berbicara dan memiliki ekspresi wajah yang selalu datar. Bukan hanya Vernon saja yang mendapatkan julukan itu, Leon dan Edric juga mendapatkan julukan yang sama. Bedanya, Edric disebut si kutub utara, saking jarang ngomong dan datarnya wajahnya.

"Ayo naik" suruh Edric.

"Okay" Naya naik keatas motor sport milik Edric.

"Toko bakery" ucap Edric pada teman-temannya.

Teman-teman Edric mengikuti motor Edric dari belakang. Mereka ke toko bakery untuk membeli bakpao, sesuai janji Edric.

Setelah selesai, mereka mengantar Naya pulang.

Sampai di gerbang mansion Naya, teman-teman Edric dibuat kaget dengan besarnya rumah Naya.

"Gila, rumahnya udah kayak istana aja" seru Daffa

"Nggak usah katro deh, kayak nggak pernah liat rumah gede aja" ucap Angga.

Teman-teman Edric bukannya tidak pernah melihat mansion yang seperti istana, itu hal yang biasa mereka lihat, bahkan rumah Edric lebih besar. Mereka juga berasal dari keluarga yang berada, hanya saja mereka tidak menyangka bahwa Naya juga bukan berasal dari keluarga sembarangan. Apalagi Naya masuk ke sekolah melalui jalur beasiswa.

"Kalian mau mampir dulu?" tanya Naya.

"Kapan-kapan aja Queen, kita mau ke markas dulu" jawab Edric.

"Okay, makasih ya udah mau anterin aku. Hati-hati di jalan semuanya" ucap Naya, lembut sambil tersenyum.

Setelah itu Edric dan teman-temannya menghilang dari jangkauan mata Naya.

Wajah Naya kembali datar, seperti orang yang tadi tersenyum manis bukanlah dirinya. Ia menaiki mobilnya yang dibawa Satria, masuk kedalam halaman mansion.

🐱🐱🐱

Sudah 1 minggu Naya bersekolah di Alexander High School.

Setelah kejadian Naya membantu anak yang terkena bullying, namanya semakin terkenal di sekolah. Banyak yang mengatakan bahwa Naya adalah definisi peri yang sesungguhnya. Cantik, pintar dan baik hati, bahkan Naya diberi gelar 'Primadona Alexander High School'.

Nama Naya terkenal, bukan hanya karena membantu kasus bullying. Tapi juga, karena kedekatannya dengan anak-anak Black Moon, terlebih ia sering terlihat bersama dengan ketua Black Moon.

"Nay, lo pacaran ama kak Edric?" tanya Raina, penasaran.

"Enggak, kenapa emangnya?" bingung Naya.

"Tapi, gue liat lo deket banget ama kak Edric" ucap Raina.

"Kita temen, makanya deket" balas Naya.

"Yah, padahal lo cocok loh ama kak Edric" lesuh Raina.

"Deket kan, nggak harus jadian" ucap Naya.

Iya hanya tersenyum menanggapi ocehan temannya.

"Nay, dicariin kak Edric di depan" panggil Deni, teman sekelas Naya.

"Okay, makasih Den" ucap Naya.

Ia kedepan kelasnya. "Kak King" panggil Naya.

"Ikut aku bentar" ajak Edric.

"Mau kemana?" tanya Naya.

"Ikut aja Queen, please" mohon Edric. Naya mengangguk, ia mengikuti Edric.

Mereka sampai di lapangan basket outdoor, terdapat banyak orang disana. Naya mengerutkan keningnya. "Lapangan?" tanya Naya, bingung.

"Ayo ke tengah lapangan" ajak Edric, ia menggandeng lembut, tangan Naya.

Naya mengikuti Edric. "Kita ngapain sih kak?" tanya Naya.

Tiba-tiba Edric berlutut di depan Naya. Naya tertegun, sorak sorai terdengar, sangat ramai.

Queenaya dan Sistem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang