51🐱

6.8K 520 73
                                    

Naya yang melihat wajah serius Lia, mengernyitkan keningnya. Sejak awal ia tahu bahwa kedatangan Lia dan yang lainnya tidak mungkin hanya sekedar kunjungan biasa, tapi ia tidak mengetahui hal serius apa yang akan di bicarakan.

Naya sempat berpikir dengan misi akhir yang di bicarakan sistem padanya, tapi sebenarnya apa misi terakhirnya? Naya bahkan tidak mengetahuinya, karena misinya tidak muncul di panel misi utama sistem.

Naya tidak berbicara, ia melihat Max suami dari Lia mengeluarkan amplop coklat dan putih dengan logo rumah sakit ternama di Negara D. Max meletakkan amplop itu di atas meja, lalu menyodorkan amplop itu ke arah Naya.

Naya mengambil amplop yang di sodorkan padanya. Keluarga Dewangga merasa sangat gugup, banyak hal yang mereka khawatirkan dengan perasaan yang tak karuan.

Mereka tidak berbicara, seolah mereka semua dapat mengerti tanpa harus berkata.

Naya membuka amplop berwarna coklat terlebih dahulu, ternyata itu adalah data pribadi miliknya dan juga beberapa hal yang terkait dengan menghilangnya dirinya saat masih kecil. Ada perasaan tak nyaman yang Naya rasakan, udara terasa sesak bagi Naya dan juga bagi keluarga Dewangga.

Naya kembali menyimpan amplop berwarna coklat, dan mulai mengambil amplop putih berlogo rumah sakit. Naya sudah mengerti kemana arah semua ini, apa dia sungguh putri dari keluarga Dewangga? untuk menyakinkan dirinya, ia mulai membuka amplop putih itu. Tertulis : Hubungan Ayah dan anak 99,99% kandung.

Naya tidak bisa berkata apapun, ia sedikit meremas selembar kertas putih itu, banyak hal yang ia pikirkan. Setelah begitu lama, kenapa baru sekarang bertemunya? di saat kehidupannya baik-baik saja, dan tidak membutuhkan yang namanya keluarga.

Melihat Naya yang terus diam, keluarga Dewangga menjadi lebih khawatir, mereka sendiri mengerti bahwa mereka terlalu lama untuk menemukan putri mereka. Tapi begitu banyak hal terjadi pada saat itu, sehingga pencarian putrinya sempat tertunda.

"Queen" panggil Lia, pelan.

Naya mengambil nafas panjang untuk menenangkan diri, ia tidak bisa menjelaskan perasaannya saat ini. Hal ini datang begitu tiba-tiba, ia tidak bisa langsung menerimanya begitu saja.

"Sudah belasan tahun, bukankah sudah sangat lama?" ucap Naya, tenang.

"Iya, sudah sangat lama. Keadaan saat itu, tidak bisa menjadi alasan bagi kami untuk terlambat menemukan kamu" ucap Max, ia tidak beralasan apapun. Mereka yang salah, karena tidak segera menemukan putri mereka.

"Maaf, ini salah kami" ucap Max.

Lia sudah menangis, ia sangat merindukan putrinya. Ia merasa bersalah, karena tidak bisa segera menemukan putrinya. Para putra Lia juga memiliki mata merah, tapi mereka tetap menenangkan Lia.

Naya hanya diam, ia tidak tahu harus apa. Ia bukan Naya yang asli, ia hanya seorang gadis yang tanpa sengaja menempati raga Naya. Walau ini hanya dunia novel, tapi orang-orang disini semuanya nyata bagi Naya.

"Kamu menghilang saat berumur 5 tahun" ucap Max, ia tidak memberi alasan. Tapi ingin menjelaskan kepada putrinya.

Naya tidak berbicara ataupun menyela, ia hanya diam. Entah karena ingin mendengar lanjutan atau memang tidak peduli.

"Ayahku atau kakekmu saat itu memiliki musuh yang kuat, terjadi kekacauan di perusahaan yang mengharuskan aku dan juga kakekmu berada di perusahaan. Saat perusahaan berada dalam kekacauan, mereka menyerang mansion Dewangga dengan pasukan yang banyak. Perhatian kami terbagi, karena kami berada di perusahaan kami tidak bisa segera menyelamatkan keluarga secepat mungkin. Hal ini juga yang menyebabkan kamu menghilang saat itu.

Kamu di culik oleh mereka, kami sangat khawatir dan ingin segera menyelamatkan mu, tapi hal yang tak terduga terjadi, mobil yang mereka kendarai saat membawa mu terjatuh ke jurang. Kami langsung menuju ke bawah jurang untuk mencari mu, tapi entah mengapa kami tidak bisa mendapatkan jejak apapun tentang mu. Setelah beberapa tahun kami kekurangan dana untuk mencari mu, sehingga kami harus menunda pencarian untuk mengumpulkan dana, lalu kembali mencari mu sampai saat ini. Syukurnya sekarang kami bisa bertemu dengan mu" jelas Max.

"Maaf nak, kami terlalu lama menemukan mu" timpa Lia, dengan air mata yang masih menetes.

Setelah mendengar penjelasan Max, Naya cukup mengerti kondisi keluarga Dewangga saat itu. "Aku mengerti, tapi aku butuh waktu" ucap Naya, setelah lama terdiam.

Keluarga Dewangga mengerti bahwa Naya butuh waktu untuk menerima mereka. "Tidak masalah, Mama ngerti kamu butuh waktu. Tapi, apa kamu tidak keberatan jika kami mengunjungi mu?" ucap Lia, hati-hati.

Naya mengangguk, bagaimanapun mereka adalah keluarga Naya yang asli, ia tidak bisa melarang mereka melihat putri mereka sendiri. Sebenarnya keluarga Dewangga, tidak tahu apa yang di pikirkan oleh Naya. Sejak awal Naya sangat tenang, tidak marah, kecewa ataupun sedih. Mereka merasa Naya sebenarnya tidak begitu peduli pada mereka.

"Terima kasih nak" senang Lia. Walaupun Naya belum bisa menerima mereka, tapi Naya tidak menolak mereka untuk berkunjung.

"Sama-sama" ucap Naya.

"Oh iya, kami membawa hadiah untukmu. Ken, cepat ambil hadiahnya di mobil" ucap Lia.

Ken menuju ke mobil untuk mengambil hadiah yang telah di persiapkan oleh keluarga Dewangga. Ken kembali masuk dengan setumpuk hadiah di tangannya, di bantu oleh sopir keluarga.

Naya yang melihat itu tidak bisa berkata-kata. Kenapa begitu banyak? pikirnya.

"Nak, walaupun kamu belum bisa menerima kami. Tapi Mama harap kamu bisa terima hadiah dari kami, semua ini kami siapkan bersama untuk pertemuan pertama kita" ucap Lia.

"Dek, tolong di terima ya" harap Theo. Sejak awal, ia ingin sekali memeluk adik perempuannya.

Naya yang melihat harapan di mata mereka, benar-benar tidak bisa menolak. "Baiklah, tapi aku tidak menyiapkan apapun" ucap Naya.

"Tidak apa, asalkan kamu bisa menerima hadiah dari kami. Kami sudah sangat senang" ucap Max, dengan wajah tersenyum senang, walau terlihat sedikit aneh karena wajah Max yang selalu terlihat datar.






Udah double up ya teman-teman🙏

Queenaya dan Sistem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang