"Ma, Pa, kita bahas masalah ini di rumah aja" ucap Adam.
"Adan bener Ma, kita bahas masalah ini di rumah aja" sahut Ken.
"Okay, kita bahas di rumah" setuju Lia.
"Steve, terima kasih atas kerja keras kamu. Paman sama sepupu kamu akan membahas lebih lanjut masalah ini di rumah" ucap Max.
"Sama-sama Paman. Kabari Steve bila sudah menemukan solusi untuk membawa kembali sepupu kesayangan Steve" ucap Steve.
"Tentu. Setelah membawa kembali putriku, Paman akan mengabarimu dan keluarga besar" ucap Max, senang.
Steve mengangguk. Setelah telah berpamitan, keluarga Dewangga meninggalkan rumah sakit menuju mansion.
🐱🐱🐱
Naya sedang menuju supermarket untuk membeli bahan makanan, stok bulanan. Walaupun sudah ada koki di rumah, Naya masih sering memasak sendiri. Terlebih ini menjadi salah satu hobinya.
Setelah pindah ke Negara D, Naya mulai belajar tentang bisnis. Sesekali ia mengikuti rapat perusahaan via call, walaupun Naya belum bisa terjun langsung ke lapangan, tapi sudah banyak petinggi perusahaan yang mengetahui bahwa Naya adalah pemilik perusahaan.
Awalnya, hal ini sedikit mengejutkan mereka, karena usia Naya yang masih remaja. Mereka tidak begitu terkejut karena banyak dari orang kaya generasi kedua yang menekuni bisnis keluarga sejak remaja. Tapi hal ini berbeda dengan Naya, karena dialah pendiri perusahaan QA.
"Kayaknya udah semua deh" gumam Naya, melihat keranjang belanjaannya.
Ia menuju ke kasir untuk membayar. Setelah selesai membayar, ia menaiki mobilnya, menuju kearah pulang. Dalam perjalanan, Naya tanpa sengaja melihat seorang pemuda yang keluar dari gang sempit berlari di sekitar trotoar, sambil memegang perutnya.
Ada sepuluh orang pria berbadan kekar yang mengejar pemuda itu, sambil memegang senjata tajam. Naya tidak ingin ikut campur dalam masalah orang lain, tapi jika ia tidak membantu, rasa kemanusiaannya tersentil. Ada perasaan tak nyaman saat melihat orang yang membutuhkan pertolongan tapi ia mengabaikannya.
Naya melajukan mobilnya, saat mobilnya sudah mendekat kearah pemuda itu, Naya membuka kaca mobilnya.
"Ayo masuk" ajak Naya, sedikit mendesak.
Pemuda itu tertegun sejenak saat melihat Naya.
"Ayo cepat, dia akan naik mobil. Kita akan kehilangan jejaknya, percepat langkah kalian" teriak pria yang mengejar pemuda tadi.
"Apa yang kau lamunkan? ayo cepat masuk, mereka sudah dekat" desak Naya.
Pemuda itu tersadar, ia melihat kearah sekelompok pria yang mengejarnya, ia pun langsung masuk ke mobil Naya. Naya langsung melajukan mobilnya secepat mungkin.
"Sial, kita benar-benar kehilangan jejaknya" kesal pria itu.
Di dalam mobil Naya.
"Terima kasih" ucap pemuda itu.
"Sama-sama" balas Naya.
Naya memperhatikan pemuda itu, pemuda itu terus memegang perutnya. "Apa kau terluka?" tanya Naya.
"Emm, hanya luka kecil" jawab pemuda itu.
Naya melihat kearah perut pemuda itu, darahnya terus merembes hingga kaosnya yang berwarna hitam basah. "Aku akan mengantarmu ke rumah sakit. Apakah tidak masalah?" tanya Naya.
"Jangan, mereka masih mengincarku" ucap pemuda itu.
"Lalu, kemana aku harus mengantarmu?" tanya Naya.
"Jika kau tidak keberatan, bisakah aku menginap di tempatmu?" ucap pemuda itu, merasa tak enak.
"Baiklah, tidak masalah" balas Naya.
Pemuda itu menghela nafas lega, ia benar-benar lelah karena bertarung dengan sekelompok pria tadi. Tenaganya banyak terkuras, dan ia mendapat luka tusukan di perutnya. Pemuda itu terus memegang perutnya sambil menahan sakit, ia ingin mengistirahatkan tubuhnya sebentar.
Naya memperhatikan hal itu. "Istirahatlah, aku akan membangunkanmu saat kita sudah sampai" ucap Naya.
"Terima kasih" balas pemuda itu, lemah.
Naya singgah sebentar ke apotek, ia membeli beberapa obat untuk pemuda itu. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di mansion milik Naya.
"Kita sudah sampai" ucap Naya, Naya tahu kalau pemuda itu tidak tidur ia hanya memejamkan matanya saja.
Pemuda itu membuka matanya perlahan.
"Apa kau bisa berjalan sendiri?" tanya Naya, ia takut pemuda itu tidak sanggup berjalan.
"Aku masih bisa" jawab pemuda.
"Baiklah kalau begitu" ucap Naya.
Naya keluar dari mobilnya. "Stell!" panggil Naya.
"Saya Nona" jawab Stella, ia segera menghampiri Naya.
"Tolong keluarkan belanjaan saya yang di bagasi ya, minta tolong sama kang Maman juga buat bantuin kamu" ucap Naya.
"Baik Nona" ucap Stella.
Stella belum sadar, kalau ada orang lain yang berada di dalam mobil Nonanya. Pemuda itu turun dari mobil bertepatan dengan kembalinya Stella yang sedang memanggil kang Maman untuk membantu.
"Ehh, ini siapa Non?" tanya kang Maman, mendahului Stella.
"Ini temen saya kang" jawab Naya.
"Oh iya Stell, sekalian tolong bilangin sama Steven buat beresin salah satu kamar tamu" ucap Naya.
"Baik Nona" ucap Stella.
Stella dan kang Maman membawa belanjaan Naya, sedangkan Naya membantu pemuda itu untuk masuk ke dalam mansion.
"Kamu duduk di sofa aja dulu, aku ngambil air bersih buat bersihin luka kamu" ucap Naya, ia langsung menuju dapur, mengambil air bersih dan kain bersih untuk membilas luka pemuda itu.
Naya datang dengan sebaskom air bersih dan kain bersih. "Di lepas aja bajunya" ucap Naya.
Ini juga dengan maksud untuk mempermudah Naya untuk membersihkan lukanya dan mengobati lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
FantasyQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...