26🐱

13K 889 11
                                    

Angga maju memberikan bunga Mawar berwarna merah kepada Edric.

"Semangat bos" Angga menepuk pundak Edric. Edric mengangguk.

"Queen, aku tau ini terlalu cepat buat kamu, tapi aku udah jatuh hati sama kamu, sejak pertemuan pertama kita. Awalnya, aku pikir itu satu-satunya pertemuan kita, tapi ternyata takdir kembali mempertemukan kita".

Naya hanya memperhatikan Edric berbicara, dan tidak menyelanya.

"Aku tau, aku bukan cowok romantis yang bisa ngomong manis sama kamu, dan juga bukan cowok peka yang bisa ngertiin setiap maunya kamu. Tapi, aku akan belajar jadi cowok yang lebih baik lagi dengan versi aku sendiri, untuk kamu".

Mata Naya berkaca-kaca, ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya, menerima pernyataan cinta yang semanis ini.

"Aku nggak janji, nggak nyakitin kamu. Aku juga nggak janji, nggak bikin kamu nangis, karena mungkin aja aku nyakitin kamu tanpa aku sadari. Tapi aku akan berusaha semampuku, untuk buat kamu terus tersenyum dan bahagia" ucap Edric.

Edric semakin gugup, karena Naya mulai menangis. "Queen? Would you be my girlfriend?" suasana menjadi hening, menunggu jawaban Naya.

"Hiks...huaa...hiks...hiks" Naya menangis kencang.

Edric panik karena Naya menangis, ia langsung berdiri dan mendekat kearah Naya. "Kenapa nangis hm? ada yang sakit?" tanya Edric, khawatir.

Edric menghapus air mata Naya. "Aku baru pertama kali ditembak" jawab Naya seseguk-kan.

Edric tidak bisa menahan senyumnya, kenapa Queen-nya sangat manis? pikir Edric. Ia memeluk Naya kedalam dekapannya, untuk menenangkan. Naya membalas pelukan Edric.

Para penonton tidak bisa menahan manisnya kedua insan yang berada di tengah lapangan itu. Mereka menggigit bibir bawah, menahan gemas.

"Gimana? udah tenang?" tanya Edric, lembut.

Naya menganggukkan kepalanya. "Jadi apa jawabannya?" tanya Edric, Naya masih dalam pelukannya, ia mengelus lembut kepala Naya.

"Mau" cicit Naya pelan.

"Jawab yang bener sayang" goda Edric.

Wajah Naya semerah tomat, ia malu. Ia mengeratkan pelukannya. "Iya, mau jadi pacarnya kak King" jawab Naya, pelan.

Senyum Edric merekah, ia sangat senang. "Makasih sayang" Edric mengecup kening Naya berulang kali, moment itu sangat manis dan romantis.

"Gimana bos?!" teriak Angga.

"Diterima" jawab Edric.

PROK
PROK
PROK

Tepuk tangan yang sangat meriah, bahkan ada siulan yang terdengar. Seluruh penghuni Alexander High School menyaksikan moment itu.

"Selamat ya Nay" ucap Shella dan Raina, senang. Senyum terpatri di wajah kedua teman Naya itu.

"Makasih" jawab Naya, malu. Ia sudah melepas pelukan Edric.

"Sekarang semuanya ke kantin, hari ini bos Edric yang bakal traktir kita!" teriak Angga.

Semuanya semakin bersemangat. Azka yang menyaksikan itu, menatap datar kearah Edric dan Naya.

"Cabut" perintah Azka, pada anak-anak Scorpio. Mereka pergi dari lapangan itu.

Wajah Azka sangat datar, membuat teman-temannya merinding. "Bos kenapa sih?" tanya Vano, pelan.

"Nggak tau" balas Kenzo.

"Bos, kita nggak ikutan makan gratis?" tanya Vano.

Azka menatap Vano dengan tajam. Vano menutup mulutnya, tidak berani bersuara.

"Kak Azka!" Panggil Anna. Ia mendekat kearah Azka dan teman-temannya.

"Ehh, neng Anna yang cantik" goda Vano. Emang si Vano ini nggak kenal takut kayaknya.

Anna tersenyum, sudah biasa dengan gombalan receh Vano. "Kak Azka nggak ke kantin?" tanya Anna.

"Enggak" jawab Azka, dingin.

Anna mengernyitkan keningnya, ia merasa Azka sedikit berbeda dari biasanya. Apa ia melakukan kesalahan? pikir Anna.

"Kakak kenapa?" tanya Anna, lembut.

"Nggak kenapa-kenapa" jawab Azka.

Anna mengangguk. "Kak, entar pulang aku bisa numpang sama kakak nggak?" tanya Anna.

"Kenzo" jawab Azka.

"Haa?" bingung Anna.

"Maksudnya bos, lo entar pulangnya bareng Kenzo" jelas Saga.

"Kenapa?" tanya Anna, wajahnya terlihat sedih.

"Ada urusan" jawab Azka.

Anna tertegun mendengar ucapan Azka, biasanya Azka tidak pernah mengabaikannya.

"Okay, kak Kenzo nggak keberatan anter aku?" tanya Anna.

"Emm" datar Kenzo, ia setuju.

"Makasih kak" ucap Anna, lembut. Anna pergi meninggalkan Azka dan teman-temannya.

"Kenapa?" tanya Regan.

Azka membuka bungkus rokoknya dan menghisapnya.

Regan yang melihat itu, tidak kembali bertanya, ia mengerti temannya punya sesuatu yang belum bisa ia sampaikan.






Teman-teman, aku minta maaf banget 🙏😭
Perannya Kenzo sama Kenzi ketuker.
Maaf banget, aku baru nyadar😭😭

Oh iya, makasih udah baca dan vote novel aku🙏
Maaf ya masih banyak kesalahan dalam novel aku🙏
Aku juga nggak nyangka banyak banget yang baca😭
Awal-awal nulis di novel pertama, benar-benar nggak ada pembaca, tapi sekarang udah lumayan. Novel pertama aku bukan yang ini ya.
Makasih ya teman-teman, semuanya berkat kalian, novel aku jadi banyak disukai🙏

Sekali lagi terima kasih untuk teman-teman🙏. Aku pengen manggil pembaca aku dengan nama yang istimewa, kalian ada saran?

Queenaya dan Sistem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang