Naya yang berada didalam mobil merasa tak nyaman, awalnya ia ingin turun dari mobil setelah memakai masker. Tapi terlalu banyak murid yang berkerumun, bahkan ada beberapa Guru.
"Astaga, baru hari pertama, kenapa rame gini sih?" kesal Naya. Walaupun Naya terbiasa menjadi pusat perhatian, tapi bukannya berlebihan kalau seperti ini? ia juga bisa merasa malu.
"Chat Kepsek aja deh, minta tolong" ucap Naya.
Tidak butuh waktu lama, Kepala Sekolah tiba di parkiran. Naya yang melihat Kepala Sekolah yang menuju kearahnya, keluar dari mobilnya.
Siswa-siswi yang melihat Naya turun dari mobilnya, dibuat hampir sesak nafas. Mengenakan masker saja sudah sangat cantik, apalagi kalau ia melepas maskernya, pasti seperti bidadari, pikir para murid.
"Nak, kamu sudah sampai? maaf atas ketidaknyamanannya" ucap Kepala Sekolah, yang bernama Hendra.
"Nggak apa-apa kok Pak. Maaf juga udah ngerepotin Bapak, padahal harusnya saya yang ke ruangan Bapak" ucap Naya, tak enak.
"Nggak apa-apa, Bapak ngerti kok. Mari ikut ke ruangan Bapak" ajak pak Hendra.
Naya mengangguk, dan mengikuti Pak Hendra ke ruang kepala sekolah.
"Bos, bukannya itu Naya ya?" tanya Angga.
Angga bersama teman-temannya sedang duduk di rooftop sekolah.
Edric berdiri dari duduknya, dan melihat kebawah parkiran, ia melihat seorang gadis yang sedang mengikuti kepala sekolah.
"Queen" gumam Edric, yang tidak terdengar.
Naya sudah tiba di ruang kepala sekolah. "Silahkan nak Naya" ucap pak Hendra.
"Makasih pak" sopan Naya.
"Sesuai dengan yang Bapak tawarkan sebelumnya, kamu akan mendapatkan beasiswa penuh di sekolah ini. Tapi, Bapak juga berharap kamu bisa menjadi salah satu siswa berprestasi yang dapat menunjang reputasi sekolah" ucap Pak Hendra.
"Baik pak, saya mengerti" ucap Naya.
Pak Hendra pernah bertemu dengan Naya sebelumnya, di kota B. Saat itu Pak Hendra sedang dibegal di gang sempit, daerah kumuh. Melihat Pak Hendra yang hampir dikeroyok oleh preman, Naya memutuskan untuk membantu Pak Hendra.
Naya tidak mengetahui kalau Pak Hendra adalah kepala sekolah dari Alexander High School, karena niat Naya benar-benar hanya ingin membantu. Ia tidak memiliki ide atau pemikiran lainnya saat membantu Pak Hendra, itu murni rasa kemanusiaan.
Setelah itu, Pak Hendra menawarkan Naya untuk bersekolah di kota A, Naya tidak langsung menolak atau pun menerimanya. Naya berkata, ia akan mempertimbangkannya.
Setelah mendengar perkataan Naya, Pak Hendra juga tidak mendesaknya. Pak Hendra meninggalkan nomor kontaknya, jika Naya sudah memiliki jawaban pasti, Naya dapat menghubunginya. Dan 2 minggu yang lalu, Naya setuju untuk bersekolah di Alexander High School.
"Baik, sesuai dengan nilai kamu. Kamu akan ditempatkan di kelas XI-A¹, ini adalah kelas terbaik di sekolah kami. Semoga kamu betah ya" ucap pak Hendra.
"Terima kasih pak" ucap Naya.
TOK
TOK
TOK"Silahkan masuk" ucap pak Hendra.
"Permisi pak" ucap seseorang, yang baru saja mengetuk pintu.
"Oh Sarah, kamu sudah datang" ucap pak Hendra.
"Naya, ini Ibu Sarah wali kelas sekaligus guru bahasa inggris di kelas kamu. Kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa ngomong sama Ibu Sarah" ucap pak Hendra, ia memperkenalkan Ibu Sarah pada Naya.
"Baik pak" jawab Naya.
"Halo Bu, saya Naya" sapa Naya sopan.
"Halo Naya, saya Ibu Sarah wali kelas kamu" ucap Ibu Sarah, kembali memperkenalkan diri.
"Mohon bantuan untuk kedepannya Bu" ucap Naya.
Ibu Sarah yang melihat Naya, merasa sangat puas. Naya memiliki attitude yang bagus, sangat jarang ia melihat para muridnya yang memiliki sopan santun seperti Naya.
"Tentu, pasti Ibu bantu. Naya? bisakah kamu membuka maskermu? atau, apakah kamu sedang sakit?" tanya Ibu Sarah.
"Ehh, saya tidak sakit Bu. Saya akan buka maskernya" ucap Naya, sambil membuka maskernya.
Pak Hendra dan Ibu Sarah terpaku ditempat, saat melihat wajah Naya.
TESS
TESS
TESS"Pak, Bu, idungnya berdarah" panik Naya, ia mengambil tisu dari tasnya.
Ini nih yang buat Naya malas buka maskernya, ia bahkan jarang keluar gara-gara hal ini juga. Tapi Naya kagum sih sama Edric, yang tidak terpengaruh oleh wajahnya.
Setelah beberapa saat. "Pak, Bu, udah nggak apa-apa?" tanya Naya, khawatir.
"Udah nggak apa-apa" jawab pak Hendra.
"Ibu juga udah nggak apa-apa" jawab Ibu Sarah, sambil membuang bekas tisu.
"Kalau gitu, kita bakal ke kelas. Kamu pakai lagi maskernya, entar pada heboh lagi" ucap Ibu Sarah, ia menghela napasnya.
"Hehehe" kekeh Naya, memakai kembali maskernya.
Kelas XI-A¹.
Ibu Sarah masuk ke dalam kelas terlebih dulu. "Perhatian" ucap Ibu Sarah, dengan suara nyaring.
"Kelas kita kedatangan murid baru" ucap Ibu Sarah. Anak-anak kelas XI-A¹ sangat heboh.
"Tenang!" teriak Ibu Sarah. Anak-anak kembali diam.
"Teman sekelas baru, silahkan masuk" panggil Ibu Sarah.
Naya masuk ke dalam kelas, dan terjadi hening yang cukup lama.
"Ehhem" tegur Ibu Sarah. Anak-anak kelas kembali sadar.
"Ayo perkenalkan diri kamu" ucap Ibu Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
FantasyQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...