43🐱

7.3K 634 77
                                    

"Jo, kamu kan masih kecil. Jangan pacaran dulu ih" tegur Naya.

"Nggak kak, si Mini nambah-nambahin ceritanya" bela Joshua.

"Hihihi, mereka belum pacaran kak. Tapi kak Jo keliatan suka ama kak Alya" ucap Jasmine.

"Jail banget sih kamu" gemas Naya, pada Jasmine.

"Ayo turun, udah nyampe" ajak Naya.

Mereka bertiga masuk ke dalam mall, mall ini milik Naya, yang dikelola salah satu bawahan sistem. Ngomong-ngomong sistemnya lagi libur seminggu, bercanda guys. Sistemnya lagi upgrade makanya ngilang bentar.

"Selamat datang Nona" salam pak Satpam. Para pekerja mall tahu siapa Naya.

Naya mengangguk dan tersenyum pada satpam itu.

"Kita kemana dulu?" tanya Naya.

"Ke timezone kak" semangat Jasmine, Joshua juga setuju.

"Okay, kita ke timezone dulu" ucap Naya.

"Asik, ayo kak" semangat Jasmine, ia menarik tangan Naya dan Joshua.

Naya dan Joshua saling menatap, lalu tersenyum pasrah, dengan kelakuan Jasmine.

"Kak, ada capitan boneka" seru Jasmine.

"Aku pengen main ini" ucap Jasmine.

"Wah, ada boneka panda" Naya juga jadi bersemangat.

"Kakak juga mau" ucap Naya.

Okay, Joshua jadi pusing sendiri. Joshua berasa kayak jagain dua bocil, padahal dia sendiri masih kecil. Pola pikir Joshua, memang lebih dewasa jika dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Hal ini, mungkin saja terbentuk karena pengalaman hidup yang pernah ia lalui sebelumnya.

Naya dan Jasmine sibuk bermain capitan boneka, awalnya mereka berdua ingin bermain bergantian. Tapi Jasmine selalu gagal mendapat boneka yang ia mau, jadi ia membiarkan Naya yang bermain, asal boneka incarannya bisa ia dapat. Naya ternyata sangat hebat dalam bermain capitan boneka.

"Wahh, udah dapet dua boneka" senang Jasmine, ia menyukai boneka lumba-lumba.

"Okay, sekarang giliran boneka punya kakak ya?" ucap Naya.

"Emmm" angguk Jasmine, lagi pula ia sudah mendapat dua boneka.

Naya mengarahkan capitan-nya menuju ke boneka panda, dan berhasil. Naya bermain sekali lagi dan mendapat dua boneka.

"Kak, aku laper" ucap Jasmine.

"Kita makan di resto dalam mall aja" ucap Naya.

Mereka bertiga menuju restoran yang ada di dalam mall. Setelah puas mengisi perut, mereka mulai berbelanja.

"Ehh, udah sore nih, kita balik yuk" ajak Naya.

"Okay kak" jawab si kembar.

Mereka menuju parkiran mall.

"TOLONG!"
"TOLONG!"

"ADA JAMBRET" teriak seseorang.

Naya yang mendengar itu, menoleh kearah pemilik suara. Sepertinya ada di dalam gang sempit sebelah mall.

"Jo, Mini. Kalian masuk ke mobil dulu, kakak kesana bentar" ucap Naya, ia menunjuk kearah gang. Si kembar mengangguk.

Naya menuju gang sumber suara. Ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang di jambret, wanita itu masih mempertahankan tasnya.

"Woy, balikin tas Ibu itu" teriak Naya.

"Siapa lo? Nggak usah sok jadi pahlawan disini" ucap jambret itu.

Naya mengabaikan ucapan jambret itu. "Kembalikan tas Ibu itu, atau saya telfon polisi sekarang?" ancam Naya.

"Hahaha, lo bisa telfon polisi, kalau lo lolos dari sini" tawa jambret itu.

Wanita paruh baya yang sedang di jambret, merasa tak enak pada Naya, ia yang melibatkan Naya dalam masalah.

"Nak, nggak apa-apa. Biarin aja tas Ibu di ambil" ucap wanita paruh baya itu.

Ia merasa nyawanya dan gadis itu lebih berharga. Ia tadi berteriak memanggil pertolongan bagi para masyarakat, dengan harapan akan dibantu oleh banyak pejalan kaki. Tapi siapa sangka, malah gadis baik hati ini yang terkena masalah karenanya.

Naya berjalan mendekat kearah jambret itu.

"Akkhh" teriak jambret itu.

Naya menendang batang lehernya. Jambret itu jatuh ketanah.

"Sialan" umpat jambret itu, ia bangun dan mulai melawan Naya.

Naya dengan mudah menangkis pukulan, lalu menendang perut jambret itu. Jambret itu kembali terjatuh, Naya langsung menginjak dada jambret itu. Ia menelpon polisi setempat untuk menangani masalah ini.

Setelah polisi tiba di TKP, Naya mengambil tas wanita paruh baya itu, dan memberikannya padanya.

"Nih Bu tasnya, lain kali hati-hati" ucap Naya.

"Makasih Nak" ucap Ibu itu, menerima tasnya.

"Sama-sama, diperiksa dulu Bu. Mungkin aja ada yang ilang" ucap Naya.

Ibu itu memeriksa isi dalam tasnya. "Nggak ada yang ilang, semuanya lengkap" ucap Ibu itu.

Ibu itu mengeluarkan dompetnya. "Untuk kamu" ucap Ibu itu, menyodorkan uang pada Naya.

"Nggak perlu Bu, saya cuman niat bantu" ucap Naya, menolak.

"Nggak apa-apa, buat nambah uang jajan kamu" ucap Ibu itu.

"Beneran nggak usah Bu" tolak Naya.

Ibu itu yang melihat Naya yang tak ingin menerima uangnya, hanya bisa menaruh kembali uangnya.

"Okay, kalau kamu nggak mau. Tapi, sekali lagi makasih ya udah bantuin Ibu" ucap Ibu Itu.

"Sama-sama Bu" balas Naya.

"Oh iya. Kita belum kenalan, nama Ibu, Camellia, kamu bisa manggil Ibu dengan sebutan Bu Lia. Kalau kamu?" tanya Ibu Lia, dengan perkenalan singkatnya.

"Nama saya Queenaya Bu, Ibu bisa manggil saya Naya" jawab Naya.

DEG...

Jantung Ibu Lia, berdebar kencang mendengar ucapan Naya.

"Maaf kalau Ibu lancang. Ibu boleh tau nama panjang kamu?" tanya Ibu Lia.

Naya sedikit mengernyit, tapi ia tetap menjawab pertanyaan Ibu Lia. "Nama panjang saya, Queenaya Alexandria Bu" jawab Naya.

'Putriku' batin Ibu Lia.

Queenaya dan Sistem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang