Hari ini Naya ingin jalan-jalan sebentar, ia ingin mengunjungi cafe dessert yang sedang viral saat ini. Ia berniat izin pada Edric saat sudah sampai di cafe.
Saat melewati sebuah taman, ia melihat siluet yang mirip dengan kekasihnya. Naya memberhentikan mobilnya, dan turun menuju taman. Tanpa di duga, pria itu benar-benar kekasihnya.
Naya melihat Edric sedang berada di taman dengan seorang gadis, Naya tidak menghampiri. Ia mengambil ponsel dari tasnya, lalu mengetik sesuatu.
Chat :
❤️MyLove❤️
Sayang, kamu dimana?
Di markas sayang, gimana?
Enggak, nanya aja.
Kamu mau sesuatu sayang?
Enggak, aku cuman mau izin jalan-jalan aja. Boleh nggak?
Boleh sayang
Kamu nggak bisa temenin aku?
Maaf sayang, aku lagi sibuk. Lain kali aku temenin.
Okay deh, nggak apa-apa.
Hati-hati sayangku, have fun
Naya mematikan ponselnya, menaiki mobilnya dan pergi dari taman itu.
Air matanya jatuh, tanpa suara.Semua kenangan tentangnya dan Edric berputar di kepalanya.
"Cantiknya aku, sayangnya aku. Kita sama-sama terus ya" senyum terbit di wajah Edric.
Hujan turun dengan deras, mereka berteduh dibawah ruko. "Sayangnya aku nggak boleh sakit" Edric memakaikan jaketnya pada Naya. Edric mengecup kening Naya.
"Berani lo gangguin cewek gue" marah Edric, memukul seorang pria
"Sayang suapin aku"
"Sayang, temenin aku main basket.
"Sayang"
"Sayang"
"Sayang"
"Akkhh" histeris Naya, memukul setirnya.
"Kenapa King? kenapa? apa salah aku?" Naya terisak, hatinya sakit. Sangat sakit.
Naya terus melajukan mobilnya, ia berhenti di sebuah pantai yang tidak ada seorang pun disana, matahari sedang terbenam.
Naya berdiri dibibir pantai, melihat senja, ia kembali mengingat apa yang ia dengar 3 hari yang lalu.
"Kapan lo putusin Naya?".
"Bentar lagi udah mau selesai waktu taruhannya".
"Seminggu lagi"
"Dric lo yakin?"
"Bos jangan"
"Sejak awal, ini cuman game"
"Tapi lo keliatan cinta banget ama Naya"
Edric tidak menjawab.
"Tem" panggil Naya, air matanya tidak berhenti mengalir.
[Iya Tuan].
"Jangan bohongin aku ya? jangan khianatin aku juga. Aku takut, aku nggak sanggup" lirih Naya.
[Saya tidak akan pernah melakukan itu pada Tuan].
"Jangan ninggalin aku ya tem, kita harus sama-sama terus. Aku nggak punya siapa-siapa selain kamu, aku sendiri".
"Nggak ada bisa aku percaya selain kamu tem, harusnya aku nggak banyak naruh harapan".
[Tuan ingin pindah?].
"Boleh?"
[Boleh Tuan, anda tidak memiliki misi yang berat seperti sebelumnya. Hanya misi ringan yang akan disesuaikan dengan sekitar anda].
"Okay, kita pindah. Cari tempat yang tenang ya tem? aku pengen pindah Negara"
[Baik Tuan. Bagaimana dengan Negara D, disana banyak bunga Tulip kesukaan Tuan].
"Boleh, kita pindah kesana aja" senyum Naya.
[Maaf Tuan, karena saya tidak bisa membantu anda. Saya di program untuk misi anda, tentang perasaan saya tidak bisa membantu].
"Nggak apa-apa kok, aku tau kamu bukan sistem percintaan" balas Naya.
Naya masih senantiasa melihat senja, dan deburan ombak, ia telah berhenti menangis. Sepertinya air matanya sudah mulai mengering.
Disaat seperti ini, Naya mengingat sebuah sound yang sempat viral 'cinta tak selamanya indah dek', sepertinya itu benar. Buktinya sekarang, ia terluka oleh cinta.
🐱🐱🐱
1 minggu kemudian, taman belakang sekolah.
"Queen!" panggil Edric.
"Sayang!, kenapa ketemunya disini? biasanya di rooftop" tanya Naya bingung.
Edric yang melihat Naya tetap seperti biasanya, tidak menaruh curiga apapun. Padahal sudah 5 hari ia menghindar dan sikapnya berubah, tapi Naya tetap seperti biasanya.
"Duduk dulu, ada yang pengen aku omongin" ucap Edric.
"Okay, kamu pengen ngomong apa?" tanya Naya, tersenyum manis. Seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ayo putus" ucap Edric.
Naya terdiam sejenak. "Kenapa?" tanya Naya, lembut.
"Lo cuman bahan taruhan gue" jawab Edric, dingin.
Padahal ia sudah mengetahuinya, tapi hatinya tetap sakit. Sayangnya, sesedih apapun Naya sekarang, air matanya sudah habis untuk menangis sebelumnya.
Naya tersenyum. "Okay" jawab Naya.
Edric tertegun sejenak, kenapa hatinya terasa sakit. Apa Naya tidak mencintainya? segampang itu ia mengiyakannya.
"Tenang aja, aku juga nggak suka kok sama kak Edric. Aku tau kak Edric nggak suka aku" ucap Naya, lembut.
Edric terdiam, Naya melanjutkan ucapannya. "Aku sukanya bunga Tulip, bukan bunga mawar. Aku sukanya jus alvokad, bukan jus strawberry. Aku sukanya dessert asin, pedas atau asam, aku nggak suka manis. Aku sukanya keripik pedas, bukan coklat. Aku sukanya film horor atau action, aku nggak suka film romantis. Aku sukanya boneka panda, bukan teddy bear. Aku sukanya warna lilac, bukan warna pink. Aku sukanya pantai, bukan gunung. Aku sukanya cowok dengan kepribadian yang baik, dan itu nggak ada di kakak".
Edric mengepalkan tangannya, kenapa rasanya sakit?. "Dari hal itu aja, aku udah tau kalau kakak nggak benar-benar suka sama aku" Naya tersenyum.
"Semoga kakak bisa ketemu sama cewek yang benar-benar kakak cintai setulus hati kakak. Aku pergi dulu kak, bentar lagi bell masuk" pamit Naya, ia meninggalkan Edric sendiri.
Edric hanya diam melamun, melihat kepergian Naya. Entah mengapa, ia merasa akan kehilangan Naya, dan sulit untuk melihat gadis itu lagi.
Putusnya Edric dan Naya, menggemparkan satu sekolah. Apalagi mereka adalah couple yang paling disukai, cantik dan tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
ФэнтезиQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...