"Baik Bu".
"Halo semuanya, nama aku Queenaya Alexandria, kalian bisa manggil aku Naya. Aku pindahan dari sekolah Tunas Bangsa, di kota B. Semoga kedepannya, kita semua bisa berteman baik" ucap Naya, memperkenalkan diri.
Semua teman kelas bertepuk tangan, setelah perkenalan Naya.
"Okay, Naya kamu duduk di bagian tengah di sebelah Shella" ucap Ibu Sarah, menunjuk ke bangku kosong.
"Baik Bu".
Naya menuju bangku kosong, sebelah Shella.
"Halo" sapa Naya.
"Halo juga, nama gue Shella. Nama lo Naya, benerkan?" ucap gadis yang bernama Shella itu.
"Iya" senyum Naya.
"Pemberitahuan lainnya, hari ini pak Erick tidak bisa masuk mengajar, dikarenakan kesehatan beliau sedang terganggu. Kalian bisa mengerjakan tugas yang diberikan pak Erick sebelumnya, kalian jangan berisik" ucap Ibu Sarah.
"Niel perhatikan teman-teman kamu. Kalau mereka berisik, laporkan pada saya" ucap Ibu Sarah.
"Baik Bu" jawab Nathaniel, selaku ketua kelas.
"Ibu tinggal" ucap Ibu Sarah, lalu meninggalkan kelas XI-A¹.
"Halo Nay, kenalin nama aku Raina" sapa seorang gadis yang duduk di bangku depan Naya.
"Halo Raina" balas Naya.
Naya sebenarnya ingin melepas maskernya, menurutnya sedikit tidak sopan berbicara dengan orang lain, tapi masih mengenakan masker, terlebih ia tidak sedang sakit.
Satu persatu teman sekelas Naya mulai memperkenalkan diri mereka. Awalnya, mereka pikir Naya adalah anak yang sombong dan sulit untuk didekati. Ternyata mereka salah, Naya sangat baik, humble, dan selalu menanggapi setiap pertanyaan yang mereka lontarkan.
"Nay, lo nggak mau buka masker apa?" tanya Shella.
"Nih mau buka" ucap Naya sambil membuka maskernya.
TESS
TESS
TESS"Kalian nggak apa-apa?" panik Naya. Ia mengambil tisu untuk teman-teman sekelasnya.
"Terjadi lagi deh" gumam Naya.
"Bersihin dulu darahnya" ucap Naya, membagikan tisu.
Beberapa saat kemudian.
"Udah berhenti belum mimisannya?" tanya Naya. Ia tidak memakai maskernya, agar teman sekelasnya bisa terbiasa.
"Nay, kenapa lo nggak bilang, kalau lo secantik ini njir?" ucap Shella.
"Ya mana aku tau, kalau bakal kayak gini kejadiaannya" bohong, Naya udah tahu kok, tapi kan nggak mungkin dia ke sekolah pake masker tiap hari.
"Gila, kok bisa sih ada cewek secantik lo?" tanya Deni.
"Nggak tau, namanya juga cewek, pasti cantik lah" jawab Naya, asal.
"Iya tau, tapi lo cantiknya nggak ngotak" jawab Deni
"Udah, bersihin dulu mimisan kalian" ucap Naya.
"Maaf ya, gara-gara aku kalian jadi kayak gini" ucap Naya tak enak.
Apa sistem terlalu murah hati ya sama dia? makanya statusnya naik dengan cepat. Tapi misi yang diberikan sistem juga, tingkat kesulitannya makin meningkat, makanya ia mendapat banyak keuntungan dan hadiah.
Baru-baru ini saja dia mendapat misi yang cukup mudah, tapi nggak tahu deh kalau kedepannya, mungkin bakal di kasih misi yang sulit lagi.
"Nggak apa-apa Nay, bukan salah lo kok, lagian lo kan emang cantik. Iman kita aja yang lemah, liat cewek sebening lo langsung mimisan" ucap Raina.
Naya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, karena tak enak hati dengan teman sekelasnya yang baru.
KRING
KRING"Ehh, bell istirahat ya?" tanya Naya.
"Iya".
"Aku pengen makan ditaman belakang" ucap Naya.
"Kenapa?" tanya Doni.
"Aku bawa bekal, jadi pengen makan disana, lagian kalau aku makan di kantin kejadian kayak tadi bakal keulang lagi" jelas Naya.
Teman-temannya meringis mengingat kejadian konyol yang baru berlalu beberapa menit yang lalu.
"Ya udah, tapi besok kita kekantin bareng ya? lagian, nggak mungkin lo ke sekolah make masker terus" ucap Shella.
"Okay" jawab Naya.
Teman-teman Naya sudah pergi kekantin sekolah, sedangkan Naya menuju taman belakang, ia dituntun oleh sistem. Ia membuka bekal yang dibuat oleh Stella.
"Wah, salad-nya kelihatan enak" ucap Naya.
"Selamat makan sistem" pamit Naya.
[Selamat makan Tuan].
Naya mulai menyantap salad-nya. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk disampingnya.
Naya melihat kearah samping. " Kak King!!" seru Naya, terkejut.
"Jangan lebar-lebar buka mulutnya, entar kemasukan lalet" ucap Edric.
"Ehh, Ah, oh iya" Naya kembali mengatupkan bibirnya.
"Kok kak King bisa ada disini?" tanya Naya.
"Gue sekolah disini" jawab Edric.
"Ooohhh". Udah tahu Naya, cuma pura-pura nggak tahu aja. Lagian dia kan anak baru, ketemu Edric juga baru sekali. Masa langsung tahu Edric sekolah dimana.
"Kakak nggak ke kantin?"
"Males"
"Emang nggak laper?"
Edric mengambil sendok ditangan Naya, dan menyuapi Naya. "Makan".
Naya kesal dengan sikap Edric, ia mengerucut kan bibirnya, dan kembali makan. Ia mengacuhkan Edric, Edric yang melihat itu hanya menghela napas.
"Marah?" tanya Edric.
Naya tidak menjawab, ia mendiami Edric, padahal Naya termasuk cewek yang cukup cerewet.
Edric mengeluarkan bakpao yang cukup besar, dibungkus dengan plastik. Sepertinya ia baru beli di toko bakery depan sekolah, karena Naya melihatnya pagi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queenaya dan Sistem
FantasiQueenaya Alexandria Gadis cantik yang berumur 17 tahun, duduk dibangku 3 SMA. Gadis yatim piatu yang tinggal sendirian, disebuah rumah sewaan. Karena ingin menyelamatkan seekor kucing, ia terpaksa meregang nyawa. Naya berpikir bahwa ia telah berada...