"Kau akan menyesali ucapanmu beberapa detik yang lalu. Karena prediksimu salah."
Kaiser memajukan wajahnya perlahan untuk melihat perubahan ekspresi Haruhi. Ia membuka mulutnya dan sedikit menjulurkan lidahnya. Namun sayangnya tidak ada perubahan sedikitpun dari mimik wajah gadis itu. Kaiser tetap memajukan wajahnya sampai hidung mereka saling bersentuhan.
"Seperti kau yang mengajukan permintaan itu untuk mencari tau tentang diriku, aku mengikuti permainanmu untuk mencari tau seperti apa dirimu."
Ucapan itu membuat Kaiser berhenti memajukan wajahnya. Namun jarak wajah mereka terlampau dekat karena hidung mereka saling bersentuhan. Lelaki itu tidak membalas ucapan Haruhi. Ia memicingkan matanya seolah meminta penjelasan lebih lanjut.
"Apa kau ingat apa yang Ness katakan seusai pertandingan kemarin?"
Flashback
"Terserah apa katamu. Orang yang meraih semuanya dengan bakat sepertimu tidak tau seperti apa jerih payah orang yang berusaha keras. Orang seperti Kaiser lah yang—"
"Kau berbicara terlalu banyak, Ness."
Flashback off
"Aku tidak bisa melupakan respon dinginmu waktu itu. Tentu ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang bereaksi seperti itu. Antara orang itu memang tidak berbakat sehingga semua yang ditunjukkan selama ini adalah hasil kerja kerasnya, sedang mengalami masalah, atau memiliki masa lalu yang menyakitkan."
Cengkraman Kaiser pada tangan Haruhi semakin mengerat kala gadis itu menyelesaikan kalimatnya. Matanya menatap tajam seperti akan menusuk kedua bola mata Haruhi sampai tembus ke kepala.
"Awalnya aku mengira kau mengalami yang pertama, makanya aku mengikuti permainanmu dengan setengah ragu setengah ingin percaya. Tapi aku tidak merinding saat kau menatapku yang ingin melepas baju. Seolah kau memiliki tujuan lain" jelas Haruhi.
Haruhi melihat alis Kaiser yang berkedut, membuat Haruhi yakin dengan asumsinya.
"Setelah melihat semua reaksimu tadi, sepertinya yang terjadi padamu itu yang ketiga ya? Kalau masa lalu, berarti antara tentang impian atau... keluarga" ucap Haruhi mengutarakan semua deduksinya.
'Dan sangat berkaitan dengan ibu' tambah Haruhi dalam hati.
Mungkin kalian lupa, kalau sebenarnya Haruhi sangat analitis dan siswa akselerasi. Kepintarannya memang sering ketutupan kepolosannya. Yah, menjadi bodoh di beberapa aspek itu normal kan?
"Tck."
Kaiser mendecakkan lidahnya kesal dan melepas cengkramannya pada tangan Haruhi dengan kasar. Ia mengambil jarak beberapa langkah menjauh dari Haruhi.
"Dasar sok tau. Apa yang kau inginkan?" tanya Kaiser ketus.
Benar-benar sosok Kaiser yang berbeda. Dingin, ketus, kejam, kasar, dan pengecut yang haus perhatian. Apa ini Kaiser yang sebenarnya?
Di mata Haruhi, Kaiser terlihat seperti anak kecil yang butuh pelukan dan curahan kasih sayang. Tapi, Haruhi menyadari batas di antara mereka. Kaiser pasti akan menepis tangannya jika ia mengelus kepalanya atau mendorong dirinya jika ia memeluknya.
Tidak mudah bagi seseorang ber-ego tinggi seperti Kaiser untuk bersandar dan memperlihatkan kelemahan pada orang lain. Haruhi pun tidak bisa melakukan itu dengan mudah.
"Tidak ada. Aku hanya penasaran tentang dirimu. Aku tidak akan memintamu untuk menceritakan hal yang menyakitkan. Maaf kalau ternyata aku yang merupakan orang asing ini sudah kelewat batas" ujar Haruhi sambil berjalan maju dan melewati Kaiser.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Thief] Blue Lock x Female
FanfictionHaruhi, perempuan yang mulai menyukai sepak bola karena kagum dengan permainan seseorang. Namun ia tidak diperbolehkan ikut bertanding di klub sekolah hanya karena dia seorang perempuan. Haruhi juga sangat menyukai karuta. Telinganya sangat tajam da...