"Are you ready?"
Suara baritone Sae serta aroma maskulin dari lelaki berambut reddish-brown itu menelusuri seluruh indra Haruhi hingga menimbulkan kesan geli di seluruh tubuhnya.
Tatapan datar ditujukan kepada Haruhi yang sedang menggigit bibirnya sendiri. Gadis itu terlihat ingin mengatakan sesuatu. Manik ruby yang sedikit berkaca-kaca itu membuat Sae menunggu ucapan selanjutnya.
"Apa aku sudah hamil...?" tanya Haruhi yang terlihat ingin menangis seolah tidak siap jika ia benar-benar hamil.
Mendengar itu Sae mengangkat sebelah alisnya bingung. Perasaan dia belum melakukan sampai ke arah situ.
"H-Habisnya.. Sebuah bagian tak bertulang masuk ke sebuah lubang dan m-menghasilkan lendir.. Bukankah itu sudah bisa dibilang hamil..?" tanya Haruhi dengan rona merah yang kontras di wajah pucatnya.
Entah buku apa yang dibaca, entah dia dengar darimana, dan entah bagaimana pelajaran biologi seakan menghilang seperti abu di otaknya, gadis itu jadi goblok. Bisa-bisanya ia mengira french kiss dari Sae merupakan cara untuk menanam benih.
"Pfftt—.. Ekhem."
Bahkan Sae tidak sanggup menahan tawanya. Lelaki itu tersenyum kecil dan menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Ia menjauhkan badannya dari atas Haruhi dan duduk di dekat gadis itu.
Tuk!
"Eng—" Seketika Sae memikirkan sesuatu yang menarik.
"Ya, kau hamil anakku" ujar Sae dengan wajah serius. Main drama dia ges.
Haruhi terlihat sangat syok. Ia berkeringat dingin namun wajahnya merona hebat seperti tomat. Gadis itu mengelus perutnya dengan tangan yang gemetaran.
"K-Kalau begitu.. Aku tidak bisa bermain sepak bola lagi..?" lirih Haruhi terdengar sangat putus asa.
Tes
Gadis itu akhirnya meneteskan air mata. Seluruh usahanya selama ini seakan tidak ada gunanya jika ia tidak bisa bermain bola lagi. Usaha kerasnya, pengorbanannya, waktu dan tenaganya, semuanya sia-sia.
"Aku ingin bermain sepak bola.. Namun aku tidak ingin menggugurkan anak ini..." Haruhi mulai menangis. Sejujurnya ia tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya di depan Sae. Namun ia tidak bisa menahan yang satu ini.
Melihat gadis itu begitu emosional jika berkaitan dengan sepak bola, membuat Sae menatapnya dengan tatapan tersirat dan berbagai pemikiran di kepalanya.
"Maafin mama nak.. Belum halal tapi kamu udah ada.." ujar Haruhi sambil mengelus-elus perut sixpack nya.
Sebenarnya ia melakukan semua ini, seperti menakut-nakuti Haruhi, menyentuh gadis itu seperti orang cabul, itu semua untuk mengujinya. Apakah Haruhi bereaksi jika diperlakukan seperti itu oleh seorang lelaki? Apakah ia akan menghajarnya dan tidak membiarkan dirinya disentuh? Dan apakah Haruhi seniat itu ingin berkarir di dunia sepak bola? Sae tau pasti, di Blue Lock banyak lelaki yang sedang melalui masa pubertasnya.
"Kenapa Sae-nii melakukan ini padaku? Apa kau sebegitunya tidak ingin aku bermain sepak bola lagi? Apa kau tidak percaya padaku?" lirih Haruhi sambil menatap manik teal dengan tatapan tidak percaya dan sangat kecewa.
Manik Sae melebar mendengar ucapan sang gadis. Setelah terdiam beberapa saat, tangan kekarnya mengusap pipi Haruhi yang basah dengan air mata. Ia menghapus air mata gadis itu dengan sentuhan lembut.
"Aku bohong. Kau tidak hamil" ujar Sae pelan.
Sontak Haruhi terbelalak dan menatap Sae dengan tatapan kaget usai mendengar ucapan lelaki itu. Saking kagetnya ia tidak dapat berbicara sepatah kata pun.
![](https://img.wattpad.com/cover/329789978-288-k875870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Thief] Blue Lock x Female
FanfictionHaruhi, perempuan yang mulai menyukai sepak bola karena kagum dengan permainan seseorang. Namun ia tidak diperbolehkan ikut bertanding di klub sekolah hanya karena dia seorang perempuan. Haruhi juga sangat menyukai karuta. Telinganya sangat tajam da...