Kamar Barou
"Onii-chan!! Onee-chan!! Bagaimana kabar kalian?!"
Pertanyaan yang diserukan dengan penuh semangat dan antusias itu terdengar sangat menyegarkan di telinga Haruhi maupun Barou.
"Kami baik-baik saja. Bagaimana denganmu, Shiho? Apa kau makan dengan baik?" tanya Haruhi pada adiknya di layar handphone Barou.
Shiho mengangguk. "Tante Itoshi kadang ngasih lauk dan ngundang buat makan bareng. Beliau juga sering nawarin nginap karena khawatir aku sendirian. Tapi aku baik-baik saja!"
Haruhi merasa lega mendengar itu. Barou juga sebenarnya lega, cuman dia tidak bisa menunjukkan perasaan itu lewat wajahnya dengan kentara.
Meskipun begitu, Haruhi menyadarinya. "Aniki, tanyakan sesuatu juga pada Shiho. Padahal sudah 10 hari gak ketemu~"
Benar, ada sesuatu yang dikhawatirkan Barou.
"Bagaimana kehidupan sekolahmu? Ada yang gangguin gak? Ada yang ngegosipin di belakang gak? Kau dikucilkan gak? Ada laki-laki yang deketin gak? Ada yang ngajak kelahi gak? Pas pulang sekolah kau dibawa ke tempat sepi habistu dihajar gak? Ada yang buntutin pas pulang gak? Kau bersih-bersihnya bener gak?"
Pertanyaan beruntun dari Barou membuat semua orang terkejut. Meskipun tampang diluar sangar, ternyata di dalamnya ada sisi lembutnya juga. Pemandangan yang jarang terlihat.
"P-Pertanyaannya banyak juga ya" ujar Haruhi sweatdrop. Tapi ia senang melihat Barou yang seperti ini. Senyuman tipis terbit di wajah cantiknya kala memandang kakaknya itu.
"Aku baik-baik saja. Tidak ada yang menggangguku kok. Gini-gini aku kan anggota klub bela diri. Pernah sekali pas habis belanja, aku dikerubungi preman. Tapi aku dibantu kakak SMA yang baik hati dan kami menghajar preman itu bersama-sama. Dia mengenal Nii-chan dan Nee-chan, dan dia juga bermain sepak bola" jelas Shiho.
"Oh ya? Siapa namanya? Aku harus berterima kasih padanya" ujar Haruhi.
"Kira Ryosuke, apa kalian kenal?" tanya Shiho.
Kira Ryosuke. Tentu nama itu tidak asing. Saat tim lelaki itu bertanding dengan tim Isagi, Haruhi ada disana menonton pertandingan mereka. Itu tepat sehari sebelum ia dikeluarkan dari sekolah dan pindah ke Ichinan.
"Souka, aku tidak mengenalnya secara pribadi tapi aku tau wajahnya" ujar Haruhi.
Soalnya Kira tereliminasi di babak pertama Blue Lock, jadi Haruhi tidak pernah melihat ataupun mengetahui kalau Kira mengikuti program Blue Lock meskipun hanya di pembukaan. Makanya Haruhi tidak tau bagaimana kepribadian lelaki itu. Tapi yang terlihat di pertandingan melawan Ichinan, sepertinya lelaki itu cukup baik.
"Tetap berhati-hati. Kita tidak tau apa yang ada di pikirannya. Jangan mau dideketin sama cowok. Buat batasan. Apa kau mengerti?" ucap Barou memperingati adiknya untuk tetap waspada. Soalnya ia tidak bisa melindungi adik bungsunya secara langsung untuk saat ini.
"Iya iya aku paham kok. Besok akan jadi yang terakhir kali aku berhubungan dengannya. Soalnya aku sudah janji akan mentraktir makan siang sebagai ucapan terimakasih" ujar Shiho yang tidak ingin kakaknya terlalu mengkhawatirkan dirinya agar mereka bisa fokus dengan sepak bola.
"Bagus. Habis itu jangan pernah berhubungan dengannya. Kau dilarang memberi nomor ponselmu ataupun membiarkannya mengantarmu pulang. Soalnya saat ini posisinya kau tinggal di rumah sendirian. Kalau perlu kau menginap saja di rumah tante di samping biar aman" ujar Barou memberi sedikit ceramah.
Aiku yang sekamar dengan Barou itu geleng-geleng mendengar kalimat posesif kakak tertua yang satu ini.
"Jangan terlalu posesif gitu dong~ Adikmu kan masih muda, cantik pula. Biarkan dia berkencan kalau dia mau. Lagian kalau ada lelaki yang bisa melindunginya saat kau tidak ada bukankah itu cukup melegakan?" saran Aiku yang cukup masuk akal.
"Haah?!"
Tapi tentu saja mana mungkin Barou yang super duper protective bin possessive akan memperbolehkan hal itu.
"Jika kau terus bersikap seperti ini pada semua hal yang ada disekitarnya, sepertinya tidak mustahil jika di masa depan dia akan jadi perawan tua."
Sial. Kenapa di saat seperti ini ia teringat dengan ucapan Rin?! Meskipun ucapan waktu itu ditujukan dengan Haruhi sebagai subjek, tetap saja hal itu relate dengan Shiho yang berada di posisi yang sama, yaitu sebagai adik perempuannya.
Omongan Aiku juga benar. Akan melegakan sekaligus menenangkan apabila ada yang bisa menjaga Shiho selagi ia tidak berada di dekat adiknya itu.
Barou mendecakkan lidahnya. "Aku harus melihat dulu seperti apa orangnya. Jangan terlalu percaya dengan orang yang baru pertama kali kau temui."
Sesuai dugaan, tidak semudah itu.
"Aku juga setuju dengan Aniki. Kita tidak tau bagaimana sifatnya. Bisa jadi dia orang aneh" ujar Haruhi yang sudah berpengalaman. Pro dia gaes.
Waktu pertama kali ketemu Kaiser juga lelaki itu kelihatan kayak orang bener, eh lama-lama kebuka wujud aslinya. Bener sih, bener-bener gila.
Otoya yang juga kayak orang bener ternyata bener playboy cap gagak. Aiku pun sama. Kalau Shidou dari awal udah kelihatan brutalnya.
"Aku paham. Aku akan berusaha untuk tidak membuat Nii-chan dan Nee-chan khawatir. Dengan begitu kalian bisa fokus bermain. Aku selalu menonton pertandingan kalian lho! Aku juga sering melihat keseharian kalian sambil mengerjakan pr. Nii-chan dan Nee-chan, semangat ya! Biarpun kalian bertanding nanti, aku akan mendukung kalian berdua!!" ujar Shiho semangat dengan mata bling-bling agar kedua kakaknya itu tidak khawatir.
Karena itu video call, orang-orang yang ada di kamar ini bisa melihatnya. Tentu saja termasuk Aiku.
"Adikmu imut sekali ya, Barou~ buatku dong satu. Kalau dua-duanya juga boleh hahaha~" ujar Aiku yang tidak menyadari konsekuensi dari perkataannya sendiri.
Begitu Aiku mengedip sekali, tiba-tiba Barou sudah ada di depannya. Lelaki itu memasang wajah seram dengan tatapan layaknya predator.
"WOI JANGAN NATEP KAYAK GITU DONG!! INI BUKAN DI LAPANGAN!!" seru Aiku panik dan merinding karena Barou masuk mode predator.
"Apa perlu kucongkel bola matamu biar gak jelalatan lagi? Dasar tukang selingkuh" geram Barou sambil menggertakkan tangannya sampai tulangnya mengeluarkan bunyi.
Haruhi dan Shiho tertawa kecil melihat kakak sulung mereka itu. Kemudian mereka saling bertatapan lewat perantara layar handphone.
"Kalau begitu Nee-chan balik dulu ya. Nanti gak usah dimatiin dulu, siapa tau Aniki masih mau ngomong sama kamu. Ah, pesan terakhir, jangan keluyuran ya. Apalagi sampai malam. Jam 5 harus sudah di rumah, gak boleh kemana-mana. Oke?"
Suara Haruhi sebenarnya tabrakan dengan teriakan Aiku cuman masih bisa terdengar oleh Shiho yang juga memiliki indra pendengaran yang tajam.
Shiho memasang pose hormat pada kakaknya layaknya tentara. "Okey dokey~"
Tbc.
Author's note:
1000 words
OIYA DI CHAP SEBELUMNYA KAN UTHOR BILANG BAKAL UP SEMINGGU SEKALI
Kalian jangan salah paham yaaa itu maksudnya sampai chapter 80 bakal up seminggu sekali. Untuk kedepannya liat dulu bakal bisa nulis atau nggak 😔
Oke itu dulu, love you all
Ketik:
Minggu
9 Juni 2024Publish:
Kamis
4 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
[Thief] Blue Lock x Female
FanficHaruhi, perempuan yang mulai menyukai sepak bola karena kagum dengan permainan seseorang. Namun ia tidak diperbolehkan ikut bertanding di klub sekolah hanya karena dia seorang perempuan. Haruhi juga sangat menyukai karuta. Telinganya sangat tajam da...