72. Predictions

1.4K 212 38
                                    

"Baiklah."

Jawaban itu membuat netra shappire Kaiser membulat terkejut. Setelah itu Kaiser mendengus dan menyunggingkan seringai misterius.

"Ness, kembalilah duluan" ujar Kaiser pada Ness yang syok.

"Tunggu! Kaiser! Kau akan melakukan itu dengan gadis murahan ini?!" seru Ness tidak terima.

Zing!

"Hah? Apa maksud ucapanmu? Kau kira aku barang?" tanya Haruhi dengan tatapan sinis dan aura mencekam dari dirinya.

"Kau bisa membuat orang salah paham. Untung di sekitar sini tidak ada orang. Cepat kembali sana. Awas kalau kau mengikutiku" ancam Kaiser.

Rahang Ness mengeras kala mendengar ucapan Kaiser. Kedua tangannya mengepal kuat di sisi tubuhnya kala ia beradu pandang dengan Haruhi. Tatapan penuh kebencian tertuju pada gadis itu. Haruhi menaikkan sebelah alisnya bingung. Melihat itu Ness langsung membuang muka dan melangkahkan kaki dengan penuh amarah menuju kamarnya. Haruhi merotasikan bola matanya jengah. Sepertinya kebencian Ness bertambah namun ia tidak peduli.

Kaiser menatap datar punggung Ness yang semakin menghilang dari pandangannya. Kemudian ia menoleh pada Haruhi dengan senyum misterius.

"Hmm, kira-kira dimana ruangan yang gak ada CCTV nya ya?~" tanya Kaiser dengan nada menggoda. Tangannya merangkul bahu Haruhi seolah gadis itu miliknya.

"Kamar tidur, kamar mandi, ruang monitor, kalau ruang ganti suara, dan dia bisa melihat ruangan jika dia menyalakan layarnya" ujar Haruhi yang cukup paham dengan sistem pengawasan Blue Lock mengingat ia pernah bekerja di balik layar sebelumnya.

Kaiser melirik pada Haruhi. Gadis itu terlihat tidak takut, justru santai malahan. Aneh sekali. Apa Haruhi benar-benar bodoh? Mendadak dia sedikit merasa berdosa.

Rin bilek: i feel you

"Kalau begitu kita ke ruang monitor saja" ujar Kaiser.

Dug!

"Ouch! Apa-apaan itu?" tanya Kaiser sambil meringis dan memegangi perutnya yang kena sikut Haruhi.

"Kau kan tidak pincang, tidak perlu kupapah" ujar Haruhi. Gadis itu pun berjalan duluan di depan Kaiser menuju ruang monitor.

Mendengar itu Kaiser mendengus geli dan tersenyum tipis. Ia pun berjalan mengekori gadis itu sambil memperhatikan sosok mungil itu dari belakang.

Ruang Monitor

"Karena kemarin habis pertandingan dan semuanya langsung nonton hasilnya kemarin, tidak ada yang akan kemari karena mereka akan langsung melatih apa yang mereka butuhkan. Dengan begitu saat ini tidak ada yang akan datang kemari. Pilihanmu bagus" ujar Haruhi.

Kaiser menarik satu kursi dan duduk diatasnya. Ia menyilangkan kaki kanan di atas kaki kirinya sambil bersandar pada kepala kursi. Matanya menatap lurus kearah Haruhi dengan senyuman yang terlukis di wajah tengilnya, seolah menunggu aksi menarik di hadapannya.

Haruhi memegang ujung kausnya dan menariknya ke atas dengan perlahan. Mata Kaiser makin melebar semakin Haruhi menaikkannya. Namun tiba-tiba tangan gadis itu berhenti di tengah-tengah setelah menampakkan otot perutnya.

"Tunggu, ruangan ini kan tidak bisa dikunci, jadi bisa dimasuki siapapun dan kapanpun. Bagaimana kalau ada yang datang?" tanya Haruhi.

"Berarti itu rezekinya" jawab Kaiser enteng.

Monyed.

"Oh, gitu ya?"

GITU PALAMU PEANG

Haruhi menaikkan kaosnya ke atas dan melepasnya kain itu dari tubuhnya. Terpampang jelas tubuh indah Haruhi yang diimpikan para wanita. Otot lengan yang padat namun tidak besar, standar. Roti sobek dengan garis-garis halus di perutnya. Ditambah dengan dada yang ukurannya lumayan. Tapi Haruhi memakai sport bra yang ada batok(?) nya sehingga bentuknya tidak begitu membentuk dan belahan dadanya hanya sedikit terlihat.

Kaiser terkejut karena Haruhi tidak terlihat ragu-ragu melepas bajunya di hadapan seorang lelaki hanya karena lelaki itu memintanya. Lelaki itu bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Haruhi.

Haruhi yang tidak dapat menebak suasana hati Kaiser saat ini pun mundur dengan perlahan. Kaiser masih berjalan sampai memojokkan Haruhi hingga punggung gadis itu menabrak dinding.

"Haah..." Kaiser menghela nafas berat sambil mengukung Haruhi pada dinding. Tangannya berada di sisi kepala gadis itu.

Kaiser melemparkan tatapan tajam pada Haruhi. Matanya memindai sosok Haruhi dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan jarak yang sangat dekat. Kemudian pandangannya naik lagi hingga beradu dengan netra ruby Haruhi.

"Apa kau memang semudah ini melepas baju di hadapan laki-laki?" tanya Kaiser dengan senyum meremehkan dan tatapan yang penuh makna tersirat. Tatapan itu...

Tatapan jijik dan....

Kecewa.

Haruhi terdiam kala melihat ekspresi Kaiser yang tidak pernah ia lihat selama 10 hari semenjak camp pelatihan ini.

"Pasti kau juga tipe perempuan yang akan pergi meninggalkan anakmu jika kau melahirkannya di luar pernikahan" desis Kaiser dengan wajah tak suka dan terluka. Seolah mengingat sesuatu yang menyakitkan.

Haruhi tetap bungkam untuk melihat perubahan ekspresi Kaiser. Ia menunggu apa yang akan dikatakan dan dilakukan oleh lelaki itu. Ya, Haruhi ingin mencari tau sesuatu.

Melihat Haruhi yang tidak bereaksi terhadap ucapannya membuatnya makin kesal. Kaiser mendecakkan lidahnya dan mundur satu langkah, melepaskan kukungannya pada Haruhi.

"Lupakan permintaanku yang sebelumnya. Pakai lagi bajumu. Ahh~ untung kita sudah tidak sekamar lagi. Aku tidak akan tahan kalau harus melihat perempuan sepertimu tiap pagi" ujar Kaiser dengan acuh. Sungguh sosok Kaiser yang berbeda dibandingkan yang Haruhi lihat sehari-hari.

Saat Kaiser akan berbalik, Haruhi memakai kembali kaosnya. "Sudah kuduga kau akan mengatakan itu."

Kaiser mengurungkan niatnya untuk berbalik dan kembali menatap Haruhi dengan satu alis terangkat. "Hah?"

"Aku tau kalau kau tidak akan berbuat hal yang jauh dari ini. Soalnya aku tidak merinding seperti biasanya kala merasakan tatapanmu. Aku tidak yakin 100 persen sih, tapi aku memilih untuk percaya itu" ujar Haruhi dengan senyum lembut.

Kaiser memasang wajah bingung. Ia sama sekali tidak paham dengan apa yang dikatakan Haruhi.

"Yah, Aniki ngelarang aku buat lepas baju walaupun gerah saat ada laki-laki karena bisa hamil. Tapi karena kemarin (pas diobatin Yukki) aman-aman aja jadi aku gak terlalu khawatir. Selain itu, aku merasa saat ini kau tidak akan melakukan hal yang aneh seperti Shidou" ujar Haruhi yang terlihat percaya diri.

Kening Kaiser mengerut mendengar ucapan itu. Ia berjalan mendekati Haruhi dan mencengkram kedua tangan Haruhi di sisi kepala gadis itu. Lututnya berada di antara paha Haruhi untuk membatasi gerakan gadis itu, sekaligus memunculkan teror yang berlawanan dengan prediksi Haruhi.

"Hah? Memangnya kau tau apa tentang diriku?"

Suara baritone Kaiser mengalir di telinga Haruhi dengan jelas dan berat. Ia bahkan bisa merasakan hembusan nafas lelaki itu saking dekatnya jarak diantara mereka.

Kaiser membasahi bibirnya sambil memperhatikan setiap inci wajah Haruhi yang menampilkan ekspresi percaya diri.

"Kau akan menyesali ucapanmu beberapa detik yang lalu. Karena prediksimu salah."
















Tbc.

Author's note:

1007 words

Haruhi: uthor kmu selingkuh ya

/kaget

Emmm....

Haruhi: KEBIASAAN!! Padahal ff ini masih belum selesai tapi udah bikin ff anime lain 🙄

UDAH KEPINCUUUTTT GABISAAA ASDFGHJKL HARUS NULIS ASDFGHJKL

Ketik:
Rabu
5 Juni 2024

Publish:
Kamis
20 Juni 2024

[Thief] Blue Lock x Female Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang