"Kasih tips mengatasi masalah buat Kinan kak"
---Bajunya basah, tangannya menggigil dengan jarinya yang mencengkram pegangan payung yang terus terhembus oleh kuatnya angin. Bahkan langkahnya saja seakan tidak bisa lagi menopang dirinya untuk berdiri tegak. Jika dilihat-lihat, payung ini seakan tak berguna. Bagaimana bisa gadis ini menggunakan payung yang sudah penuh dengan sobekan-sobekan besar di dasarnya?
Tapi konyol, ia membuang tenaganya untuk mempertahankan hembusan angin yang menerpa payung itu. Padahal sudah jelas, dirinya saat ini sudah basah kuyup dengan hujan yang membasahi dirinya di bawah payung itu.
"Dingin," Rintihnya gemetar.
Bibirnya pucat, langkahnya mulai sempoyongan untuk berjalan. Kebetulan, jarak halte tidak jauh lagi, sebisa mungkin ia menuju halte itu sembari menunggu redanya hujan.
"Huh dingin banget." Ia menggosok kedua telapaknya. "Nambah gelap, gimana gue pulangnya coba, almet gue basah parah ih."
Ia mulai melepas dan memeras almet itu lalu menggelarnya di bangku halte. Namun tetap saja, seragam putihnya basah walaupun hanya setengah. Kini ia masih merasa dingin, Bahkan sangat dingin.
Niatnya mulai tertuju pada hoddie hitam yang ada di dalam tas.
"Gue pake ini aja kali ya, ga mungkin juga gue nunggu almet ini kering. Cuma orang bego yang niat nunggu almet kering hanya dengan modal lampu halte," Ocehnya mencaci dirinya sendiri.
"Tapi kalo gue pake, nanti tu cowo marah gimana? Kalo dia gak mau nerima hoodie ini lagi gimana?"
Kinan saat ini dibuat bingung dengan tindakannya. Jangan sampai dia memiliki tanggungan mengganti lagi, dua kendaraan lecet saja bebannya sudah berat, apalagi hoddie bermerk yang harganya selangit. Gak mungkin juga toh kalo Kinan kerja cuma buat bayar hutang kelam ini.
"Ashh kepala gue," Ucap Kinan mulai melemah, tubuhnya tersandar di tiang halte dengan salah satu jarinya yang perlahan memijat kepalanya.
Kinan|
Gal, gue boleh minta tolong?Galang|
Kalo gue lagi gak ada di situasi ini Gue dengan senang hati nolong Lo NanKinan|
Hah?Galang|
Gue lagi sama anu
Read
Sudah dibilang, fast respon dan salah menghubungi orang adalah suatu hal menyakitkan. Kinan langsung mematikan ponselnya, laki-laki menyebalkan ini dengan santai menolak permintaannya.
Padahal jika diingat, Galang dan Kinan dulu seperti kakak dan adik. Tapi semenjak Galang memiliki kekasih, sosoknya tak lagi ada untuk Kinan. Bahkan memilih menjauh untuk menjaga perasaan kekasihnya itu.Tiba-tiba ponsel Kinan bergetar membuatnya langsung membuka pesan yang tertera.
Arya |
Kamu di mana? Masa udah mau jam 5 kamu belum Dateng Ada kendala?Laki-laki setengah perempuan itu terlihat mengetikkan pesan dengan halus. Bukan lo gue, tapi pake aku kamu. Jangan salah, gini-gini juga Kinan selalu happy kalo sama dia.
Kinan|
Gue di halte kehujanan, seragam gue basah semua. Lo bisa jemput gue ngga ya?Arya|
Sharelock aja, di motor ku ada jas hujan punya adik ku. Kamu bisa pakai itu Secepatnya aku otw
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRASA
Teen Fiction"Kita emang sedarah, tapi bukan berarti apa yang kita punya itu selalu sama!" Ucap Cakra dengan tatapan tajam. "Dan kita liat, buat kali ini siapa yang bakal nempatin posisi itu," balas Wangsa. Cakrawala dan Cakrawangsa Adinata Pramana. Laki-laki...