Cakra meletakkan buku yang berhalaman ratusan itu di meja ruang tamu, membuat jiwa penasaran Wangsa tertarik untuk memprotes ketebalannya.
"Gil, buku setebal ini kalo buat lempar maling juga langsung tobat tuh maling," oceh Wangsa seraya membolak-balik halamannya. "Kece, beneran serius lu ke luar negeri, semangat ye brother." Wangsa berseru seraya meletakkan buku itu kembali.
"Tadi gue ketemu Kinan," celetuk Cakra yang sibuk membuka aksesoris di tubuhnya. "Lo tau toko buku di bunderan dekat rumah dia gak?"
"Gak tau, emang ada?"
"Intinya dia disitu, kayaknya udah lebih baik deh," ujar Cakra singkat. "Gue mandi dulu." Cakra langsung menghentikan niat Wangsa yang sudah ingin melontarkan banyak pertanyaan.
Dan benar, Wangsa baru membuka mulutnya untuk bertanya tapi ia tidak lanjut karena Cakra lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi. Jika ia mau ia bisa saja ikut masuk ke dalam. Wangsa menghela, mencari ponselnya di saku belakang.
Wangsa|
Kinan free gak?
Ketemu yukKinan|
Malem jam 7 yaWangsa|
OkiKinan duduk bersandar di kursi putar tempat Tama biasa bersantai, wajahnya terlihat berpikir setelah mengingat kejadian Cakra dan seorang wanita tadi. Terlihat berkelas dan seperti mengambil alih soal Cakra, Kinan sebenarnya menyesal. Iya menyesal, menyesal tak kembali memukul wajah Cakra untuk yang kedua kalinya.
"Kenapa sih, kok tiba-tiba langsung berubah mood gitu ada apa?" Tanya Tama memposisikan kursi di sebelah Kinan dengan wajah yang siap mendengar curhatan junior barunya itu.
"Engga kak," elak Kinan seraya meraih buku besar. "Eh Kak, cara cek stock buku yang masih ada, hilang, sama dipinjam itu gimana?" Tanya Kinan berusaha mengalihkan Tama.
Tama menghela dan mulai kembali menjelaskan satu persatu pertanyaan Kinan padanya. Padahal sudah jelas ia menjelaskan di awal tadi dan Kinan sepakat paham tidak ada yang ditanyakan.
Beberapa pelanggan mulai masuk ke dalam toko, mulai dari yang meminjam, mengembalikan, ataupun pengunjung yang hanya membaca di tempat dengan minuman dan earphone nya.
"Capek ya, tapi seru, btw kita tutup jam berapa?" Tanya Kinan sambil berkacak pinggang melihat Tama.
"Kata kak Dira kamu balik jam lima aja Nan."
"Ohh okeii."
🚲🚲🚲
Tepat 07.05 Wangsa sudah bersandar di mobil seraya menelfon Kinan berkali-kali. Lantaran Kinan sangat sibuk di dalam, membuatnya harus menunggu lama dan pasti mengurangi jam bertemunya mereka.
Ponsel Kinan langsung tidak aktif, kini wangsa berganti haluan dengan menekan klakson berkali-kali agar Kinan cepat keluar.
"Mas maaf, tolong jangan berisik ya, ini kampung orang Mas," tegur laki-laki tua dari kaca mobil Wangsa.
"Oh iya Pak maaf ya Pak, saya gak bermaksud untuk mengganggu." Wangsa langsung keluar dari mobil seraya meminta maaf menyatukan dua telapaknya.
Wangsa menghela dan mempertahankan senyumnya usai bapak itu pergi dari sana. Sedangkan Kinan ternyata sudah berdiri lama di belakang Wangsa seraya melipat tangannya di depan dada. Ia tertawa melihat Wangsa ditegur oleh penduduk sekitar.
"Emang monyet, gara-gara lo nih," geram Wangsa tak senang. "Buka sendiri tuh pintu, gak usah manja, ngambek gua." Wangsa masuk ke dalam mobil tanpa membukakan pintu untuk Kinan.
![](https://img.wattpad.com/cover/370113378-288-k203389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRASA
Подростковая литература"Kita emang sedarah, tapi bukan berarti apa yang kita punya itu selalu sama!" Ucap Cakra dengan tatapan tajam. "Dan kita liat, buat kali ini siapa yang bakal nempatin posisi itu," balas Wangsa. Cakrawala dan Cakrawangsa Adinata Pramana. Laki-laki...