CKRS|7

37 27 8
                                    

Welcome backkkkk!!!!!!
🚲🚲🚲

"Kinan, gue punya sesuatu buat lo!!" Teriak sosok laki-laki manis seraya tersenyum menunjukkan jajaran gigi rapihnya.

"Apa?"

Ia langsung mengeluarkan kotak berukuran sedang dari tasnya dan langsung membukanya di hadapan Kinan.

Deg........ Mata Kinan langsung membulat, tenggorokannya refleks menelan ludah saat melihat isi kotak beserta merk ternamanya itu.

 Mata Kinan langsung membulat, tenggorokannya refleks menelan ludah saat melihat isi kotak beserta merk ternamanya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah ga beres." Batinnya.

"Lucu kan? Warna pink, kayak sepeda lo. Nih." Wangsa langsung menutup kembali kotaknya dan menaruhnya di atas telapak Kinan.

Kinan hanya mematung menatap kepergian Wangsa. Lalu bagaimana dengan dompet ini, apa yang harus ia lakukan pada dompet semahal ini.

"Kinan," panggil Zahwa dari kejauhan.

Sontak Kinan langsung memasukkan kotaknya ke dalam tas. Rasanya ia ingin mengembalikan dompet ini, tapi bagaimana, bagaimana jika pertemanannya hancur. Secara ia harus memiliki teman untuk bisa menghadapi keganasan sikap Cakra.

"Si angsa ngapain?"

"Engga, dia cuma bilang nanti kumpul di kantin kayak biasanya."

"Okeiii," Seru Zahwa semangat. Gimana gak semangat, Daffin ikut kumpul di sana juga. Otomatis ketemu mas ayang.

🚲🚲🚲

Panas, pengap, berisik, ditambah lagi dengan mata pelajaran fisika yang tidak ada habisnya dengan rumus dan teori.

"Jadi Hukum Gay Lussac."

"Duhh ngomong apa si," ketus David. Ia dengan santainya menutup buku tulisnya dan menumpuk beberapa buku tebal di hadapannya. "Waktunya memupuk mimpi."

Dua siswa yang masih fokus seratus persen masih setia memegang alat tulisnya dan beberapa kali sempat bertanya.

"Terus, bagaimana awalnya dia bisa kepikiran sama teori itu Bu. Maksudnya kok bisa gitu." Para siswa langsung menoleh ke arah Kinan dengan tatapan melas.

Wangsa mengangkat tangannya. "Tadi waktu penjelasan awal, Ibu bilang kalo beliau sempat kesulitan menemukan rumus nya. Lah berarti?"

"Berarti apa nak? Bentar ya Kinan, anak ini perlu di seriusin," potong Bu Fifi yang mencoba fokus pada murid bar-bar ini.

"Ya berarti kita bisa apa Bu? Kita hanya siswa biasa, beliau yang orang hebat aja masih kesulitan. Kita yang otaknya hasil giveaway bisa apa prenn," Kata Wangsa sambil berseru di akhir kalimat.

"Bisa botak mendadak ya guys yaa," Sahut David dari kursi pojok.

"Bisa ga si, waktunya belajar ya belajar. Ga pantes tau ga kelas utama kelakuannya kayak gini. Ga attitude banget," Oceh Daffin sinis membuat canda mereka senyap.

CAKRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang