CKRS|26

10 8 5
                                    

Hari ini Cakra dibuat sibuk dengan persiapan penerimaan anggota OSIS baru, ia lebih sibuk dengan Ella dan yang lainnya, termasuk Daffin. Cakra memberikan arahan pada calon pengurus dan meminta Ella untuk mengurus beberapa proposal dan schedule nya.

"Awas dilarang baper, udah ada yang segel loh itu," celetuk Daffin pada Ella.

Usai semua anggota sibuk, Cakra izin pamit untuk pergi lebih dulu, ia menghampiri sosok Kinan yang sudah melambai jauh dari ruang OSIS.

"Ayang tuh, datengin gih," titah Daffin menggoda Cakra. "Urusan OSIS biar gue pelajarin dikit-dikit."

Cakra berlari kecil menghampiri Kinan dengan kotak merah muda ditangannya, gadis itu memegang lengan Cakra, membawanya pergi ke taman sekolah.
Sampai di kursi taman, Kinan membuka kotak berisi nasi goreng kecap dengan beberapa sayuran yang menghias pinggirnya.

"Icip sekarang ya." Kinan memberikan suapan pertama itu pada Cakra. "Enak gak?"

"Kurang asin dikit, tapi gapapa, aku makan aja." Cakra tersenyum dan langsung mengambil alih kotak makan itu.

"Gumushh banget si, please jangan ada yang ganggu hubungan mereka," ucap adik kelas dari kaca kelas atas belakang taman. "Info punya cowo kayak Kak Cakra."

Cakra menyuapi Kinan, begitupun sebaliknya, bahkan para siswa saat ini melihat mereka dari jendela kelas. Berharap bisa memiliki hubungan seromantis mereka berdua. Kinan menyandarkan kepalanya di bahu Cakra, pandangannya sedikit terpaku mengingat sosok Ella di ruang OSIS yang terlihat sangat dekat dengan Cakra.

"Kenapa kok tiba-tiba diem?" Tanya Cakra usai menghabiskan nasi gorengnya. Ia meraih botol minum yang dibawakan Kinan.

"Kamu sama Ella emang sedekat itu ya? Atau sama yang lain juga sama?"

"Aku sama Ella ya? Deket bangettt sama dia, banget pokoknya," goda Cakra seraya melirik Kinan mengulum bibir. "Jealous ya Bu?"

"Iya!" Jawab Kinan spontan. "Gak boleh ya aku cemburu? Aku kan pacar mu masa iya gak boleh. Sekarang jelasin, kenapa harus sedeket itu?" Tanya Kinan menantang.

"Yakan kamu tau sendiri kalo aku sama Ella deket dari dulu, karena organisasi juga kan, bahkan bukan sama dia doang kok, sama yang lain juga kayak Tania tuh dia sekretaris aku." Cakra mengelus puncak kepala Kinan. "Udahlah jangan cemburu gini, aku kan cuma punya kamu."

"Aaaaaaaaaaaaaa," seru para siswa dari kelas lain yang membuat Kinan dan Cakra sontak menoleh. "Aku pada kalian!!"

Cakra tertawa dan mengajak Kinan untuk pergi, ia mengantar Kinan sampai depan kelas, bertemu dengan Zahwa, Wangsa, dan teman yang lainnya. Mata Cakra terus tertuju pada Wangsa, namun ia mencoba biasa dan pergi dari kelas Kinan.

Wangsa langsung bergegas menyusul perginya Cakra, ia berlari mengimbangi langkah kecil laki-laki itu. Wangsa memegang lengan Cakra, memintanya untuk duduk sejenak di depan ruang PMR.

"Lo pacaran sama Kinan?" Tanya nya lesu. "Kenapa gak bilang sama gue?"

Cakra memutar bola matanya. "Iya gue pacaran sama dia, kalaupun gue ngomong sama lo, emang apa ngaruhnya?"

"Y-ya gue bisa ngucapin congrast, kan ini first-time nya lo pacaran kan Ra. Gue dukung kok," kata Wangsa seraya menepuk bahu Cakra seolah ia benar-benar mendukung.

"Sesuai perjanjian, lo gak perlu ganggu hubungan gua sama Kinan. Ngerti?" Bisik Cakra.

"Iya."

Cakra memungkasi obrolan, meninggalkan wangsa yang masih terpaku menatap lantai. Lebih ke heran saja sebenarnya, mulutnya memang mendukung, tapi Cakra tau kalau mata Wangsa menyimpan banyak ucapan. Sebenarnya ia sedikit berat dengan hubungan Kinan dan saudara kembarnya itu.

CAKRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang