CKRS|29

15 10 0
                                    

Pagi yang indah dengan cahaya mentari yang mulai masuk lewat celah di atas jendela. Kicauan burung dan ayam berkokok menjadi suara khas untuk menyambut pagi di perumahan sederhana seperti rumah Kinan. Mata sipit itu perlahan terbuka, tangannya menutupi matanya dari silauan matahari. Perlahan ia bangkit dan mengenakan jaketnya itu.

"Kinan."

Ia melangkah perlahan ke ruang tamu yang masih tertutup dan menemukan sepiring nasi goreng dan susu di meja dapur. Ia melihat kamar belakang yang kosong seraya mengibaskan hidungnya saat debu itu mengganggu wajahnya.

Dimakan ya, gue cuma bisa ngasih nasi goreng ini. Oh iya hari ini weekend dan gue harus kerja. Lo di rumah aja ya istirahat.

Happy weekend!:)

Ella tersenyum memegang surat kecil di samping piring nasi goreng nya. Mulai melahap dan merasakan nasi itu yang mulai menyentuh lidahnya. Matanya membulat, ia semakin lahap memakannya. Kalian tahu pasti rasanya bagaimana kan?
Ella sudah membuktikannya dengan ekspresi nya saat ini.

Nasi goreng dan susunya habis, Ella mencoba mencuci piring dan gelas di wastafel kecil itu. Ia melihat sekitar, bingung hal apa yang harus ia lakukan lebih dulu untuk mencuci semua ini. Ella menuangkan sabun cuci di piring dan gelasnya, ya walaupun sedikit berbusa, setidaknya ia mencoba.

"Rumahnya sederhana, tapi setenang ini," gumamnya. Ia sontak menoleh pada nada dering ponselnya yang menunjukkan kontak dengan nama mama. Ella langsung membalikkan ponselnya dan berjalan ke halaman.

"Pagi Neng, sepupunya Kinan ya?" Sapa seorang Ibu yang sedang berbelanja sayur di depan rumah Kinan. "Udah sarapan belum?"

Ella tersenyum. "I-iya sudah Te."

"Nanti kalo ada apa-apa kabarin ya, rumah saya di sebelah pas kok," ujar ibu itu ramah.

Ella mengangguk seraya melihat perginya ibu itu. Saat ini Ella melihat suasana yang tak pernah ia lihat, anak kecil yang berlarian dan bermain sepeda dan ibu rumah tangga yang sibuk dengan tukang sayur. Sedangkan di rumahnya, Ella hanya melihat gerbang setiap rumah yang selalu tertutup, terbuka saat mobil pemilik masuk atau keluar saja.

Ella duduk di kursi depan rumah, sesekali ia melihat lengan dan memegang wajahnya yang masih terasa nyeri. Ella cukup banyak tersenyum hari ini, menyauti tetangga Kinan yang begitu ramah padanya.

🚲🚲🚲

Kinan tengah sibuk dengan banyaknya pelanggan, melihat sosok Wangsa yang tengah bersandar santai di salah satu kursi cafe. Ia melambai dan meminta Kinan untuk duduk di hadapannya.

"Udah waktunya lo istirahat, temuin adek ipar lo gih," titah Della langsung mengambil alih mesin kasir.

Kinan mengangguk dan melepas topinya, ia mulai mendekat ke arah Wangsa seraya membawa botol minumnya. Kinan melihat Wangsa dengan tatapan datar, laki-laki yang terlihat sangat sibuk dengan layar perseginya.

"Gue cuma minta tolong sama lo," ujar Kinan langsung menarik perhatian wangsa padanya. "Tapi please, jangan sampai Cakra tau soal ini."

"Apa? Selingkuh lo?" Potong Wangsa menusuk. "Sama anak mana? Sok keras banget tu anak rebut pacar kembaran gue."

"Udah?"

Wangsa terkekeh kecil. "Baik, silahkan nona."

"Ella ada di rumah gue, semalem dia tiba-tiba banget ke rumah dan keadaannya gak baik sama sekali," jelas Kinan.

CAKRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang