Para siswa berlarian keluar kelas bahagia, berseru kesenangan usai ada pengumuman bahwa hari ini pulang cepat karena ada rapat. Tapi tak banyak, beberapa siswa justru harus tetap ekskul sesuai jam yang sudah ditentukan.
Cakra meminta para anggota OSIS untuk berkumpul di ruangan, termasuk Ella dan Daffin. Cakra membersihkan buku yang berantakan di belakang kelas sebagai bentuk tugas piketnya hari ini.
"Gue duluan ya." Cakra melambaikan tangan seraya disemangati oleh teman kelasnya.
"Jangan terlalu gila OSIS, bentar lagi ujiannn."
"Yoi."
Cakra menemukan beberapa siswa kelas 10 yang tengah berjongkok di depan ruangan OSIS. Ia mengeluarkan kunci dari sakunya dan langsung membuka, meminta mereka masuk untuk duduk di kursi melingkar dengan meja di tengahnya.
Cakra meletakkan tasnya, mengeluarkan map dan memulai rapat hari ini.
"Maaf kita kita telat," kejut Ella dan Daffin di belakangnya.
Daffin memicing sinis, "hah kita? Lo aja kali. Gue mah biasa aja telat juga," sinisnya.
Cakra kembali fokus, membawa beberapa kata di map yang sempat ia tandatangani tadi malam.
"Angkatan kakak kelas kalian bakal lengser tahun ini, kelas sebelas bakal gantiin posisi saya sekaligus jajaran pengurus lainnya. Kelas sepuluh bakal ikut andil sebagai wakil di setiap pengurus, kalian siap?"
"SIAP KAK."
"Saya mau kalian kerjakan proposal untuk kegiatan nanti, setiap anak harus bikin dan diserahin ke sekretaris minggu depan ya," pinta Cakra.
"Iya Kak."
Rapat hari itu cukup lama dengan segelincir pertanyaan dari para anggota yang harus kembali didiskusikan. Cakra dan Ella kembali bekerjasama seperti biasanya, tentu saja mereka harus profesional soal itu.
"Selesai, kalian bisa pulang sekarang."
Cakra langsung meraih tas nya dan memberikan kunci ruangan pada Tania, sekretaris OSIS. Cakra berjalan ke arah lorong kelas 11, melewati kelas IPA 1 yang hanya menunjukkan sosok David dan yang lainnya.
"Vid? Kinan mana?" Tanya Cakra dari pintu masuk.
"Balik Bang, Wangsa juga barusan balik dia."
Cakra mengacungkan jempol, langsung pergi ke parkiran mengambil mobilnya. Ia mengemudi seraya sedikit mengendorkan dasinya. Hingga sampai di rumah, Cakra menemukan mobil Wangsa yang sudah terparkir di garasi, laki-laki itu kini tengah menikmati hidangan makan siang di meja dengan nikmat.
"Sini makan," ajak Wangsa seraya mengambilkan nasi untuk Cakra.
"Gass," jawab Cakra antusias langsung duduk di hadapan wangsa. "Lo tumben gak main dulu tadi pulang sekolah, kenapa?"
"Males, gue udah ga bersemangat buat jahilin Kinan, Daffin juga tadi sosis gitu terus David kerja kelompok," jelas Wangsa dengan mulut penuh.
"Heh, sosis sosis, OSIS ya nyet," sewot Cakra langsung menyendok udang di piring Wangsa. "Lagian kenapa juga lo ga bersemangat sama Kinan, kan lo ngajak taruhan juga tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRASA
Teen Fiction"Kita emang sedarah, tapi bukan berarti apa yang kita punya itu selalu sama!" Ucap Cakra dengan tatapan tajam. "Dan kita liat, buat kali ini siapa yang bakal nempatin posisi itu," balas Wangsa. Cakrawala dan Cakrawangsa Adinata Pramana. Laki-laki...