CKRS|16

17 13 1
                                    

"Itu atapnya di revisi semua aja Pak, soalnya kayak tua banget gitu keliatannya," titah pria berseragam sekolah itu.

Cakra menunjuk ke segala arah, meminta ini itu dan ingin semua terlihat sempurna. Ditambah lagi dengan gaya bahasa nya yang sok dewasa itu, kelas membuat para tukang bingung bagaimana memahami anak konyol ini.

"Direvisi? Maksudnya? Diganti semua gitu?" Tanya Pak tukang bingung dengan bahasa anak ini.

"Iya benerin semua, sekiranya kalau udah ga bagus nanti ganti aja, ya kira-kira Bapak sendiri lah, renovasi gitu."

Kinan langsung terkejut saat melihat halaman rumahnya dipenuhi dengan banyaknya laki-laki paruh baya.

"Loh Pak ini ada apa kok kumpul di rumah saya semua?" Tanyanya yang sama sekali tak mendapat respon.

Sontak Cakra langsung menarik Kinan ke dalam mobilnya. "Mereka mau renov rumah lo, biar kalo hujan ga kebocoran lagi,terutama kalo ada gue!" Ketusnya.

"T-terus biayanya? Aku belum bisa ganti motor yang lecet itu loh Kak, jangan nambahin beban saya lah," kesal Kinan tak habis pikir dengan laki-laki ini.

"Gausah dipikirin, tapi kalo soal motor sama hoodie ya tetap gue tagih lah." Cakra melajukan mobilnya.

🚲🚲🚲

Mobil merah yang jarang atau bahkan sama sekali tak pernah terlihat di sekolah kini mengisi posisi parkir di sebelah mobil Wangsa.

"Wahh kayaknya ada anak baru lagi nih, mobilnya keren banget," bisik para siswi saat melihat kilaunya mobil itu.

"Anjay, Abang gue baru tampil, ke mana aja Lo? Subuh udah ngilang," tanya Wangsa seraya menyandarkan tangannya di mobil.

Cakra menoleh ke arah Kinan,"urus tuh cewek lo," pungkasnya langsung meninggalkan mereka berdua di parkiran.

"Wangsa haiiiii," tegur Kinan manis. "Lama banget gue ga kabar-kabaran sama lo, eh btw Lo gapapa?" Tanya nya.

"Hah? Emang gue kenapa?"

"Alah keceplosan, bego!!!" Batin Kinan.

"Heii." Wangsa melambaikan tangannya di wajah Kinan. "Gue kenapa emang?"

"Hah? Engga Sa, sepi aja gitu biasanya kan Lo weekend ke cafe, kemarin engga, jadi gue kira Lo sakit atau kenapa gitu," elaknya.

"Perhatian banget siiiii," gemasnya seraya mengusap rambut Kinan. "Lo suka sama gue ya Nan?"

Mata Kinan seketika membulat. "Ya engga lah, dah lah males," pungkasnya.

Keduanya memasuki kelas yang sangat bising, tanda-tanda jam kosong sepertinya, tidak ada prepare sama sekali dari pimpinan kelas.

"Daffin, gue bawa kue buat Lo, gue buat sendiri." Zahwa menyodorkan kotak kecil berwarna biru. "Dimakan ya."

Daffin membuka kotaknya. "Duh cookies, bikin seret doang, nih Dav makan," ujarnya langsung memberikan kotak itu pada David.

"Gue juga sebenarnya ga suka cookies, tapi berhubung gue laper ya gue makan aja deh, Wangsa nih lo mau gak," seru David langsung berkumpul di meja cowok.

Di meja belakang terlihat jelas wajah Zahwa dipenuhi amarah yang panas usai melihat kotaknya berpindah tangan dan dimakan oleh banyak orang.

CAKRASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang