Cakra sudah kembali, ia datang ke sekolah menumpang dengan saudaranya itu, ya walaupun di sepanjang jalan Wangsa terus menyindirnya. Saat melihat jajaran sepeda yang terparkir, Cakra tersenyum saat salah satu sepeda yang ia kenal ada di parkiran.
"Napa Lo nyengir-nyengir gitu?" Kejut Wangsa ngotot. "Lo ga ketempelan setan di hutan kemarin kan Sa? Bahaya loh kalo dibiarin," ocehnya sama sekali tak Cakra pedulikan.
Wangsa kembali melihat ekspresi nya. "Beneran gapapa lo? Gue bawa ke tempat ruqyah? Mau ya?"
"Apaan sih." Cakra mendorong. Wangsa jauh, memungkasi obrolan aneh ini dengan kembarannya.
Seperti biasanya, laki-laki rapih dengan atribut dan wajah datar. Menatap semua godaan siswi tanpa ekspresi, kecuali dengan Wangsa yang semakin tebar pesona jika digoda.
"Minta nomor wa nya dong!!!" Seru teman seangkatan Cakra.
"Apasihh yang ga buat kamu, anjayy," sahut Wangsa pada siswi itu yang notabenenya adalah kakak kelas. "Catat ya, 08.."
Cakra terus berjalan dan fokus, walaupun di depan ada sosok yang mungkin saat ini ia rindukan dan ingin sekali menjahili, tapi ia berusaha tidak tertarik.
Spontan langkahnya terhenti usai sosok Kinan memegang lengan Cakra. Sontak ia melepaskan pegangan Kinan, melihat jepit merah di rambutnya.
"Punya Kakak." Kinan memberikan lipatan hoddie nya. "Maaf baru bisa balikin sekarang."
"Oke makasih," pungkas Cakra seusai menerima hoddie nya.
Kinan berbalik melihat hilangnya punggung laki-laki tinggi itu. Kinan merasa ada yang salah di sini, masalah beberapa hari lalu seharusnya Kinan yang marah dan Cakra yang memohon, tapi justru kebalikannya.
"Kenapa si?" Kejut Wangsa langsung memegang kepala Kinan. "Serius banget, ada apa?"
"Kembaran lo noh, judes banget jadi orang, makan apa di dia kok beda gitu sama lo," sewot Kinan. "Pengen rasanya gue jambak, gue banting, hihhh gemes!" Wangsa mengangguk pelan dan menolak ke wajah Kinan yang merah.
"Gue bilangin ya, Cakra!!" Sontak Kinan langsung membungkam mulut Wangsa. "Cemen, dahlah ke kelas ayo."
Kinan menggandeng tangan Wangsa, terlihat dekat dan membuat para kakak kelas tidak suka. Berondong mereka sudah ada yang memiliki ternyata.
"Berondong gue punya cewe anjing!! Mana cewenya kayak culun banget!"
🚲🚲🚲
Di tribun lapangan terlihat sosok Daffin dan David yabg tengah fokus dengan latihan senam dari siswi kelas 10. Sesekali keduanya menunjuk dan tertawa pada salah satu dari mereka.
"Eh diklat lo kemarin gimana? Ella lah yang pasti gue tunggu, tu anak ga masuk sekarang, katanya sakit," kata David.
"Seru, bagi gue Diklat kemarin ada manfaatnya, selain seru juga gue jadi tau karakter orang." Daffin bersandar, melipat salah satu kakinya seraya membentangkan tangan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRASA
Teen Fiction"Kita emang sedarah, tapi bukan berarti apa yang kita punya itu selalu sama!" Ucap Cakra dengan tatapan tajam. "Dan kita liat, buat kali ini siapa yang bakal nempatin posisi itu," balas Wangsa. Cakrawala dan Cakrawangsa Adinata Pramana. Laki-laki...