Chapter 29 ~ Pemandangan yang sama

1.9K 158 20
                                    

Disini akan menampilkan sedikit Flashback selamat menikmati ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini akan menampilkan sedikit Flashback selamat menikmati ^^

Aklesh mungkin ini adalah sebutan nya untuk diri nya dimasa depan. Tapi, ini bukan kisah nya seorang Aklesh. Tapi orang yang sama tetapi dengan cerita berbeda.

Orang-orang memanggil nya Kaisar. Tapi dia bukan kaisar dari para manusia. Hanya para manusia yang menganggap nya begitu.

Enam manusia dipilih menjadi Pengawal, Penjagal, Hakim, Penasehat, Tabib, dan Ahli strategi untuk sang Agung.

Sang manusia yang menerima pedang sebagai taring dan cakar mereka yang menembus kejahatan dan mambawa kemenangan, Doiphus pemilik berkah Serigala Putih.

Hakim agung yang membawa timbangan emas yang membaca baik buruk nya setiap kelakukan manusia dan membawa keadilan, Airelle pemilik berkah Singa Emas.

Penasehat terbaik yang membawa pena beracun yang tidak pernah membuat kesalahan dan membawa kejujuran dalam kelicikkan, Veinoil pemilik berkah Ular Hijau.

Tabib yang memberikan penyembuhan kepada mereka yang kesakitan dengan penumbuk obat nya tidak pernah berhenti membawa penyembuhan dan keabadian, Adelion pemilik berkah Elang Merah.

Ahli strategi yang membawa petunjuk didalam semua situasi, tatapan lincah dalam membuat susunan strategi yang membuah musuh kewalahan dengan tongkat komanda nya membawa keberanian, Abhirama pemilik berkah Harimau Hitam.

Yang terakhir, Penjagal yang tidak memiliki sedikitpun rasa kasihan dengan membawa belati nya dia menghilangan kemungkran dan membawa kebenaran, Sang pemilik darah naga putih...Obsidian.

Kaisar menatap enam orang kepercayaan nya dengan tatapan lembut saat pertemuan pertama mereka. Tapi, ini bukanlah cerita tentang bagaimana mereka bertemu dan bagaimana mereka jatuh cinta. Ini cerita tentang bagaimana hancur dan hilang nya harapan...hanya karena satu hal yang tidak pernah bisa mereka lupakan...

Peperangan, darah, mayat, api dan suara teriakan menjadi saksi saat-saat dimana sang kaisar dan keenam orang kepercayaan nya itu harus mati-matian mempertahankan negera mereka.

Perang saudara, didalam telinga mereka adalah hal yang paling memuakkan. Mereka lelah tapi kaisar mereka itu tidak pernah menyerah.

Sampai dititik sang kaisar sendiri yang harus berkorban.

"Yang Mulia?! Lepaskan aku, Caleb. YANG MULIA" Teriakan Killian menusuk sanubari siapapun yang mendengarnya.

"Yang mulia, ku mohon berhenti. Hiks" isak dan suara tangis Elvano menjadi bukti seberapa frustasi diri nya saat itu.

Aksa yang paling ceria itu pun menangis dalam diam. Sedangkan Arsa mengigit bibir nya sendiri menahan teriakan dari dalam diri nya, tatapan nya tertuju dengan kondisi orang didepan mata nya. Untuk pertama kali dia merasakan rasa takut setakut-takut nya.

Akleshi? No, I'm AkleshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang