"Ma, (Name) berangkat sekolah ya!"
"Iya, nak, hati-hati."
Ini (Name), anak SMK kelas XII yang sudah berusia 18 tahun. Ia merupakan siswi yang pintar di kelasnya dengan nilai yang tinggi-tinggi. (Name) juga merupakan anak yang ramah dan murah senyum pada siapa saja. Hal itu semua membuat kebanyakan orang menyukai (Name).
Tiba di sekolah yang sudah agak ramai, (Name) berjalan menuju kelas. Sepanjang jalan yang ia lakukan adalah tersenyum dan menyapa ataupun disapa orang yang mengenal dirinya. (Name) suka melakukan ini.
"Pagi!"
Ini dia, Nara, berusia 17 tahun. Salah satu teman (Name) di kelas. Ia merupakan siswi yang lumayan pintar, tapi tidak lebih pintar dari (Name), ia juga sedikit tomboy dan cukup ceria.
"Oit, pagi jugaa."
"Gimana persiapan ujian akhirnya?" (Name) pun duduk di tempatnya, di belakang Nara.
"Jangan dibahas. Aku kagak belajar apapun." sahut Nara
(Name) terkekeh. "Aku lihat kamu kayak takut. Tenang aja lah, ujian nanti pasti gampang,"
"Gampang katamu."
"Kamu juga cukup pintar, Nar. Pasti gampang lah."
"Ya ... nanti kita bagi-bagi ya."
(Name) cuma geleng-geleng kepala, lalu ia mengeluarkan alat tulisnya. Minggu ini sudah merupakan masa ujian akhir untuk angkatan (Name), yang artinya sebentar lagi ia akan lulus dari SMK. (Name) sudah bisa membayangkan bagaimana hidupnya setelah lulus sekolah. Tapi, yang ia bayangkan semuanya manis-manis, yang pahit sedikit.
===
Akhirnya, pulang sekolah juga bagi semuanya. (Name) sedang berjalan ke depan bersama beberapa temannya untuk menunggu jemputan pulang.
"Kali ini, pulang sama siapa, (Name)?"
"Sama adekku."
"Hah?"
"Hehe, dia pulang lebih awal dari aku, jadi dia yang jemput. Lagipula dia sendiri yang mau, aku mah iya-iya aja."
"Hum, beruntung yaa punya adek manis begitu. Aku apa, gak adek, gak kakak, pahit semua. Sekalinya bersatu pasti ribut. Sampai-sampai ibuku pusing dan nyuruh kami bertiga tidur di teras."
(Name) terkekeh mendengar cerita temannya. "Nasib, ya. Tapi kamu bisa sabar banget menghadapinya."
"Yoi dong, udah biasa."
(Name) dan beberapa temannya itu menunggu di depan sekolah. Saat ini, depan sekolah masih ramai oleh orang yang menunggu jemputan, ataupun yang nangkring di warung terdekat sebelum benar-benar pulang, gerbang depan juga merupakan jalur keluarnya murid dengan kendaraannya dari parkiran.
"(Name), mau pulang bersama?"
Ini Blaze, salah satu orang yang (Name) kenal dari kelas IT. Hubungan mereka sih biasa-biasa saja, kalau papasan menyapa dan tersenyum, punya kontak masing-masing, tapi jarang mengobrol. Kalaupun mengobrol, itu diawali oleh Blaze. Blaze juga merupakan salah satu laki-laki yang tertarik pada (Name).
"Makasih tawarannya, Blaze, tapi aku lagi nunggu jemputan." ucap (Name), menolak Blaze dengan halus.
Walau ada sedikit rasa kecewa, Blaze tetap tersenyum. "Ya udahlah, lain kali aja ya!" Kemudian, laki-laki itu pergi.
"Hem, enak ya jadi (Name). Banyak yang suka." celetuk salah satu temannya.
(Name) menoleh ke arah temannya itu, lalu menjawab, "Tbh, enggak. Aku abaikan laki-laki yang berusaha nyari perhatianku. Lagipula karena ini juga ada banyak yang nyebar kontakku tanpa izin, jadinya ada banyaak chat dari cowok yang mengganggu."
"Haihh, si lo ada-ada aja bilang enak. Lo aja kali yang kagak pernah ngerasain, padahal yang (Name) rasain beda lagi." sahut temannya yang lain.
"Hehe, iya emang ... udah jones, gak punya fans lagi."
"Jangan gitu, jangan ngebet banget mau disukai cowok. Amit-amit, nanti malah bisa jadi bahaya."
"Iya sih, ya ... reminder yang bagus."
=====
Hari ini sudah memasuki hari ujian yang terakhir, semua berjalan dengan baik sampai jam istirahat.
Disedang beristirahat di dalam kelas, ada seseorang yang menghampiri (Name). Itu adalah Vita, gadis yang cukup kenal dengan (Name) maupun sebaliknya, Vita berasal dari kelas yang berbeda dengan (Name).
"Halo, (Name)."
"Hai, Vita. Tumben nih datang."
Vita pun menarik kursi dan duduk di dekat (Name). "Iya, soalnya ada yang mau aku kasih tau. Aku ngundang kamu ke acara ulang tahun sepupuku besok, Hari Sabtu."
"Ohh ulang tahun ... jam berapaan?"
"Jam sore gitu, sekitaran jam tiga. Datang loh ya,"
"Iya, Vit. Makasih undangannya."
"Yoi lah."
Dari luar kelas, ada Nara yang baru datang dari kantin. Ia sudah melihat Vita di situ bersama (Name).
"Ada Vita, ngapain tuh?" ucap Nara
"Kagak ngapa, cuma ngundang ke acara ulang tahun besok. Kamu juga aku undang ya,"
"Kedengaran bagus tuh, baiklah aku bakal datang."
"Oke! Makin ramai makin bagus. Kalau gitu aku pergi ya."
"Oke, Vit."
Nara pun duduk di depan (Name) dengan membawa mie cup. "Kok tiba-tiba males, ya."
"Lah? Males kenapa, Nar?"
Nara mengangkat bahu. "Entahlah, tiba-tiba lesu mikirin besok."
(Name) tersenyum. "Santai aja, Nar. Besok juga libur sekolah, yaa cuma pergi ke rumahnya Vita."
Walau begitu katanya, (Name) sebenarnya jadi ikut merasa tidak enak di hati. Tak tau lah apa maksud dari tidak enak perasaan itu.
•
To Be Continued
Ternyata bisa pub sekarang ehehe 🪿. Tapi ya gak langsung update rajin lah, Solar aja belum end 🗿.
[ 19 Juni 2024 ]

KAMU SEDANG MEMBACA
Certainty [✓]
Fanfiction୨⎯ BoBoiBoy Sopan w/ Female!Readers ⎯୧ Pahit di awal, manis di akhir‼️ (Name), gadis baik-baik dan termasuk anak pintar di sekolahnya, malah harus terjerumus ke dalam pernikahan dini yang diakibatkan kehamilan pranikah. Sopan, lelaki baik-baik yang...