Mending chapter ini dibaca seperempat ajaa, demi kesejahteraan bersama.
Yang bebal pantatnya warna-warni, eeknya pelangi, bekas duduknya dalem, dan sebagainya-
Dico: bentar ya, ini monyet emang udah masuk jadwal ruqyah.
─────
Di sini, ada Sopan, anak kuliahan berusia 20 tahun. Sopan ini terbilang anak yang baik-baik banget dengan aura bendera hijau. Idaman semua perempuan pokoknya.
"Bu, aku berangkat sekarang ya."
"Iya, nak, hati-hati. Ingat pulang."
Sopan tersenyum. "Tentu saja."
Tujuan lelaki itu kali ini adalah, rumah teman masa SMK-nya. Hari Sabtu ini, temannya itu berulang tahun, dan dirinya diundang untuk hadir ke acara ulang tahun itu.
=====
Sabtu sore ini, (Name) sudah siap pergi ke rumah Vita dengan penampilan yang cantik. Tentu (Name) sudah izin pada orang tuanya sebelum pergi. (Name) pergi sendiri ke rumahnya Vita.
Setibanya di tujuan, (Name) turun, dan kaget. Dari luar sudah terdengar suara musik yang cukup keras, ditambah kelap-kelip ala dugem. (Name) kira ini cuma acara ulang tahun anak remaja biasa yang kalem. Tapi perlu diingat, seangkatan (Name) sudah memasuki usia dewasa, sekitaran 17-18 tahun.
'Vibes-nya kayak nyasar di tempat haram.' batin (Name)
"Eh, udah datang toh, ayo masuk, (Name)." ajak Vita yang kebetulan melihat (Name) di depan rumahnya.
Saat masuk, lebih ribut lagi. Lampu diskotik warna-warni sedikit menyilaukan (Name). Diam-diam (Name) merasa sedikit menyesal telah menerima undangan Vita kemarin.
'Andai aku tau ini dari kemarin.'
"(Name), ke sana aja dulu, di situ juga ada Nara. Aku mau pergi bentar." ucap Vita
"Baiklah."
Kedua gadis itu pun berpisah ke tujuan masing-masing. Tempat yang Vita maksud adalah sofa yang ditempati oleh Nara, di sekitar situ juga ada orang lain. (Name) pun langsung duduk di samping Nara.
"Dateng juga ternyata." ucap Nara
"Dateng, lah ... 'kan aku nerima undangannya."
Di situ, mereka mulai mengobrol-ngobrol agar tidak gabut. Sesekali sokab dengan orang lain, untungnya dibalas dengan baik satu sama lain.
Ada Vita juga yang baru datang dan bergabung dengan mereka. Di tengah obrolan, tiba-tiba Nara izin afk karena sudah dicariin, tidak dibolehkan pulang telat. Walau satu sudah pulang, obrolan mereka tetap berlanjut.
"Minum, (Name). Udah dari tadi juga di sini." ucap Vita, menawarkan (Name) dengan minuman yang tadi ia bawa.
"Oh, iya. Makasih, Vit."
(Name) mengambil minuman berwarna yang ditawarkan oleh Vita tadi. Dari baunya, itu soda biasa, (Name) pun mulai meneguknya dengan pelan. Vita kelihatan memperhatikan (Name) yang meminum minuman itu.
'Habisin, (Name) ...'
Sehabis meminum itu, (Name) masih memegang gelasnya. Kembali menyimak obrolan di sekelilingnya. (Name) kembali meneguk minumannya hingga habis. Vita yang melihat itu pun tersenyum.
Beberapa menit kemudian, rasanya ada yang lain bagi (Name). Walau begitu ia tak begitu mempedulikannya dan tetap mencoba kelihatan biasa-biasa saja.
Namun, setelah beberapa menit lagi, (Name) cuma berdiam diri. Tangannya menutupi bagian hidung hingga mulutnya, mukanya terlihat merah meski samar. Selain itu, rasanya gerah dan makin gerah. Apa mungkin karena ramai?
"Kamu kenapa, (Name)?" Vita mendekati (Name).
(Name) menggeleng. "Aku pun gak tau. Rasanya aneh."
"Loh, mending kamu istirahat dulu sebentar. Biar aku antar."
(Name) cuma iya-iya dan mengikuti Vita ke lantai dua rumah itu. (Name) diam, mencoba menenangkan dirinya dari rasa aneh tersebut. Setibanya di dalam salah satu kamar di situ, (Name) didudukkan di pinggir kasur. Vita pun mengambilkannya air.
"Perlu apa lagi?"
(Name) menggeleng.
"Baiklah kalau gitu, kamu istirahat sendiri aja. Aku akan turun lagi." Lalu, Vita pergi dari kamar itu.
(Name) masih sama, masih mencoba menghilangkan rasa gerah yang semakin menjadi. Sudah minum air sampai habis, tapi rasanya masih saja.
(Name) pun mengambrukkan dirinya di atas tempat tidur. (Name) merasa tersiksa dengan rasa gerah di tubuhnya. Belum lagi, malah tiba-tiba dirinya merasakan gairah aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Sebagian akal (Name) rasanya sudah direnggut. (Name) nekat ingin melepas pakaian yang menutup tubuhnya karena saking panasnya. Tapi, itu seketika urung, karena tiba-tiba ada yang datang ke kamar itu.
'Hah?! Yang punya kamar ke sini?'
Meski dalam keadaan setengah sadar, (Name) masih bisa melihat ada lelaki yang masuk ke kamar itu. Dilihat-lihat, lelaki itu sempoyongan seperti orang mabuk. Lelaki itu pun duduk di kasur.
Meski kamar itu gelap, karena lampu lupa dinyalakan, (Name) bisa melihat muka orang itu. "Kak Sopan?"
Yang dipanggil demikian pun menoleh ke arah (Name). Lelaki itu kelihatannya mencoba mengingat muka gadis itu. "(Name)?"
Lah, kenal? Ya, sebab mereka ini pernah satu sekolah, pernah saling kenal juga walau keburu lost contact karena Sopan yang akan tamat sekolah. Sekarang, tiba-tiba dipertemukan lagi dengan keadaan begini.
"Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Sopan
"Ng ... aku diantar teman buat istirahat di sini."
"... Aku juga."
(Name) menatap Sopan dengan mata sayunya, efek kepanasan. "Selama ini, kemana aja, kak? Lama kita lost contact,"
"Aku masih di sini. Kamu sendiri?"
"Aku juga. Kita kelamaan gak komunikasi, ya?"
"Ya, begitulah ..." Sopan memperhatikan (Name). "Perlu bantuan?"
"Umm, aku kesusahan melepas rompi ini ..."
(Name) memakai rompi langsung celana panjang sebagai outer pakaiannya. Buatan ibunya. Tapi kenapa coba resletingnya harus di punggung? (Name) heran.
Sopan membantu menurunkan resletingnya, sampai rompi itu melorot. Akhirnya, lega (Name) rasakan, tapi tak sepenuhnya. Ia masih memakai pakaian.
"Kak, kamu mandi keringat ...?"
Sopan menghela napas. "Dari tadi aku kepanasan." Karena sudah tak sabar dengan tubuh yang sudah mandi keringat dan panas yang tak kunjung turun, Sopan melepas kemeja basah kuyup itu dari tubuhnya.
Tiba-tiba (Name) dibuat menelan ludah. Seperti, melihat Sopan yang lain. Atau ini cuma efek kelamaan lost contact dengan Sopan?
Lalu, Sopan mengalihkannya pandangan pada (Name), pandangan gadis itu sudah terpaku pada Sopan.
"Aku lihat hari ini kamu bagai mawar tanpa duri."
(Name) tersenyum mendengar itu. Dua orang ini seperti sudah hilang akal sehat karena gairah yang menyelimuti. (Name) pun lebih mendekat ke Sopan.
•
To Be Continued
Apa inii, gak berani ngelanjutin 😭😭‼️
Gimana? Kasih lah pendapatnya 🥹.
[ 24 Juni 2024 ]

KAMU SEDANG MEMBACA
Certainty [✓]
Fiksyen Peminat୨⎯ BoBoiBoy Sopan w/ Female!Readers ⎯୧ Pahit di awal, manis di akhir‼️ (Name), gadis baik-baik dan termasuk anak pintar di sekolahnya, malah harus terjerumus ke dalam pernikahan dini yang diakibatkan kehamilan pranikah. Sopan, lelaki baik-baik yang...