⚠️ Akhir-akhir ini emang mostly narrative ya beb, karena lagi pretelin satu-satu kisahnya Damian.
~~~
Damian berdeham pelan sebelum menyampaikan apa maksud kedatangannya malam ini. Ia sedikit nervous karena baru pertama kalinya berhadapan dengan Vani secara empat mata seperti ini.
"Ada apa?"
Vani kembali membuka percakapan karena Damian tak kunjung juga berbicara.
"Sebelumnya saya ingin memohon maaf, Bu. Karena baru sekarang saya ingin menceritakan yang sebenarnya tentang orang tua saya."
"Memangnya ada apa dengan orang tua kamu, Damian?"
Damian menelan salivanya getir. Ia sudah susah payah merangkai kalimat sebelumnya untuk dikatakan langsung pada kedua calon mertuanya.
"Sebenarnya mama dan papa saya sekarang bukan orang tua kandung saya."
Jelas saja wanita paruh baya itu mengerutkan dahinya bingung. Beliau masih belum mengetahui apapun soal ini sebelumnya, pantas saja jika sekarang belum paham.
"Maksud kamu mereka hanya orang tua angkat kamu atau bagaimana?"
"Kurang lebih begitu, tapi sebenarnya papa saya itu adik dari ayah kandung saya. Jadi masih satu darah dan marga."
"Maaf jika saya baru mengatakannya sekarang. Sebelum pernikahan kami nanti, saya ingin bapak dan ibu tahu soal ini," lanjutnya.
"Ester tau?"
Damian menggelengkan kepalanya pelan.
"Belum, Bu. Karena saya tahu Ester masih stress soal masalah ini, jadi saya belum berani bebani dia tentang keluarga saya seperti apa. Saya juga takut Ester kenapa-napa. Kesehatan Ester sangat penting bagi saya. Mungkin setelah semua kondisinya membaik, saya akan cerita dengan dia."
Pria itu mulai menjelaskan semua dari awal hingga sekarang tentang asal usul dan riwayat keluarganya pada Vani. Tujuannya datang ke sana sekarang memang karena ingin meminta bantuan pada mereka agar bisa lebih aware dengan kondisi Ester saat dirinya lengah. Karena ditakutkan pula jika Dito mulai beraksi sampai membahayakan keselamatan Ester.
Tak ada satu cerita pun tertinggal untuk dikatakan pada calon mertuanya itu agar tidak ada lagi rahasia yang perlu disembunyikan. Karena mereka juga akan menjadi keluarganya nanti, tak ada salahnya jika Damian memberitahu supaya tidak terjadi kesalah pahaman barang sedikit saja.
"Saya tidak bermaksud apa-apa setelah mengatakan ini, saya hanya ingin jujur dan terbuka dengan ibu dan bapak selaku calon mertua saya. Jadi saya mohon, keselamatan Ester adalah prioritas saya sekarang. Jangan biarkan dan izinkan dia sendirian saat ingin pergi keluar sebelum waktu pernikahan kami, Bu. Nanti setelah menikah Ester akan menjadi tanggung jawab penuh saya. Maaf jika sudah melibatkan putri ibu dalam situasi yang sulit."
Vani menganggukkan kepalanya paham. Beliau tak bisa menyalahkan Damian atas takdir yang dijalani pria itu selama ini. Bukan salahnya, hanya saja Tuhan memberikannya ujian melalui ayah kandungnya sendiri—Dito.
"Iya saya tau, kamu gak perlu minta maaf. Lusa kalian juga menikah, saya titip pesen kalau nanti jangan biarkan Ester terluka. Dia putri saya satu-satunya."
Damian memang tak bisa berjanji, tapi ia akan selalu usahakan hal itu.
"Dan satu lagi, saya hampir lupa soal mantan kekasihnya Ester. Jangan biarkan dia ganggu dan usik kehidupan Ester lagi, apalagi rumah tangga kalian nanti."
"Diego?"
"Kamu tau dia?"
Damian tersenyum simpul.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Sleep
RomanceBACA GRATIS SELAGI ON GOING❗ ⚠️ 21+ area. (Jangan DENIAL baca jika masih di bawah umur!). ⚠️ Contains harsh language, swearing and vulgarity. ⚠️ Full Fiction. ~~~ Bukan CEO, bukan mafia, apalagi starboy ibu kota. This is the sole heir to the misch...