Keseharian Damian tak jauh dari kesibukannya di kampus menjadi seorang dosen. Ya, pria yang baru menginjak usia kepala 3 itu lebih senang menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja di sana. Pemilik sifat yang mudah acuh tak acuh sepertinya memang selalu mengabaikan semua hal yang menurutnya tidak penting. Pekerja keras dan perfeksionis juga menjadi ciri-ciri utamanya. Namun untuk akhir-akhir ini ia mengalami banyak perubahan pada dirinya yang lebih mudah terasa lelah dan sering tak enak badan sehingga membuat banyak pekerjaannya terganggu.
Bahkan ia juga harus meninggalkan pekerjaannya nyaris satu minggu lamanya hanya karena pemulihan diri yang tak kunjung membaik baginya. Meski tak terluka secara fisik yang tampak, Damian dibuat lemah hanya karena sering merasa pusing, mual, hingga tak bertenaga lantaran sulit sekali untuk menelan makanan yang tiba-tiba menurutnya sangat memuakkan semua.
"Damian?"
"Ck, aku udah bilang gak mau makan dulu, Ma."
Damian langsung menarik selimutnya hingga di bawah dagu dengan memejamkan kedua mata saat mendengar suara seseorang yang masuk ke dalam kamarnya setelah beberapa kali mengetuk pintu. Ia menduga jika itu adalah Sahara, yang pasti akan terus membujuknya agar bisa makan.
"Ini aku, Laura."
Mendengar nama itu disebut, sontak membuat Damian langsung membuka kedua matanya. Ia menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang perempuan muda yang sudah berdiri di sisi kanan ranjang tidurnya saat ini. Dan ternyata dugaannya tadi salah besar, itu bukanlah ibunya melainkan Laura. Ternyata sakitnya kali ini sampai membuatnya keliru mengenali suara seseorang karena merasa saking pusingnya kepala.
"Ngapain ke sini?" tanyanya to the point tanpa beranjak dari posisi tidurnya sedikit pun.
Ia sengaja membiarkan Laura untuk tetap berdiri di sana tanpa membiarkannya duduk terlebih dahulu.
"Aku cariin kamu dari kemarin-kemarin gak ada kabar, gak taunya kamu lagi sakit. Terus aku dateng ke apartemen sampe rumah kamu sendiri juga gak ada, akhirnya aku pergi ke sini buat jengukin kamu dan bawain makanan kesukaan kamu, semur ayam kecap manis," kata Laura panjang sembari menunjukkan paperbag berisikan makanan yang disebutkannya barusan.
Namun, seperti yang diduga jika Damian sama sekali tak tertarik dengan kedatangan sang puan apalagi dengan barang yang dibawanya, sekalipun itu adalah menu makanan kesukaannya selama ini. Ia benar-benar tak mengindahkan tatapan Laura yang sangat penuh harap untuk bisa disambut dengan baik. Setidaknya membiarkan makanan yang ia bawa itu diterima.
"Bawa pulang aja. Aku gak laper."
"Tapi kata mama kamu dari kemarin kamu gak ada makan nasi sama sekali, Yan."
"Stop panggil aku dengan sebutan itu!"
Tiba-tiba saja Damian menyentak saat ia mendengar Laura memanggilnya dengan sebutan yang paling ia benci.
"Maaf."
"Mending pulang sekarang, aku lagi gak mau diganggu."
Laura terdiam beberapa detik. Ia sedang memikirkan cara untuk membuat usahanya datang ke sana itu tidak menjadi sia-sia. Apalagi tujuannya juga karena ingin mengambil hati Damian, seperti yang ia lakukan nyaris 2 tahun belakangan ini.
"Aku gak bisa pulang sekarang kalau kamu belum makan, Dam. Tante Sahara izinin aku masuk ke sini juga biar bisa bujuk kamu makan, kalau kamu gak mau makan kapan bisa sembuhnya?"
Pria itu menghela napas panjang. Ia meraup wajahnya frustasi lantaran muak dengan keberadaan Laura di sana. Bahkan hanya untuk melihat wajahnya saja ia sudah sangat kesal.
"Pergi sendiri atau aku seret paksa?"
Akhirnya jurus andalan pun dikeluarkan olehnya. Tak ada lagi yang bisa membantah dengan ucapan Damian jika sudah berkata demikian, karena jika sampai diabaikan sudah dapat dipastikan akan menimbulkan kekerasan pada lawan bicaranya itu.
"Tapi Dam—"
"Tiga."
Laura menelan salivanya getir saat Damian sudah menghitung mundur seperti ini. Bahkan sang empu juga sampai bangkit dari posisi tidurnya menjadi terduduk dan bersandar pada punggung ranjang membuat perempuan itu takut.
"Oke aku pergi sekarang, tapi tolong nanti kamu makan ya."
Damian tak menjawab apalagi mengiyakan. Ia hanya diam dan menunggu Laura untuk pergi dari kamarnya sana.
"Kalau gitu aku pergi, semoga cepet sembuh, Dam."
Setelah meletakkan paperbag tersebut di atas nakas, Laura langsung melenggang pergi meninggalkan Damian seorang diri. Meskipun sebenarnya ia masih ingin menetap di sana. Dengan dengusan kasar dan suasana hati yang buruk, Damian begitu kesal lantaran kedatangan Laura yang semakin membuatnya muak untuk bertemu siapapun lagi.
Ia kembali merebahkan diri dan menarik selimutnya sebelum bersiap untuk pergi tidur. Setiap kali ia sakit memang Damian tak pernah merepotkan orang tuanya alias bisa merawat dirinya sendiri, namun entah kenapa kali ini ia ingin berada di rumah orang tuanya dan menghabiskan waktu untuk mendapat perhatian dari ibunya sampai masa pemulihan. Oleh karena itulah ia bisa berada di sana sejak kemarin.
Sedangkan di lain sisi saat ini seorang perempuan tengah menangis dalam diam dengan tangannya yang gemetar. Ia berusaha untuk menutupi mulutnya sekuat mungkin agar tidak sampai menimbulkan suara. Pikirannya mulai kalut dan perasaannya bercampur aduk. Ia benar-benar takut saat ini. Tak ada jalan yang bisa ia pilih sebagai solusi terbaik. Semuanya terasa buntu.
Di dalam kamarnya sana ia menyembunyikan diri dari siapapun, terutama dari kedua orang tuanya. Dua bulan telah berlalu, namun puncak permasalahannya baru dimulai sekarang. Bagaimana ia harus menghadapi Bian dan Vani nanti dengan kondisi seperti ini? Ia benar-benar takut jika nanti harus menghadapi kondisi yang lebih sulit dari sekarang saat mereka semua tahu tentangnya.
"Shit. Kenapa harus jadi?"
Tangisannya tak kunjung reda. Justru air matanya terus mengalir membasahi pipi setiap kali ia seka. Kedua kaki yang ditekuk itu direngkuhnya erat, seakan membutuhkan kekuatan untuk dirinya sendiri. Padahal niat hati ia hanya ingin mencoba saja, tidak pernah berekspektasi jika akan terjadi seperti ini. Masalah besar akan dimulai, dan mau tak mau juga harus tetap dihadapi. Sekalipun nyawa taruhannya.
~~~
Ada apa nihh? 👀
Jangan lupa tinggalkan jejak di sini ya beibb👇
See you nanti malam 🔜

KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Sleep
RomanceBACA GRATIS SELAGI ON GOING❗ ⚠️ 21+ area. (Jangan DENIAL baca jika masih di bawah umur!). ⚠️ Contains harsh language, swearing and vulgarity. ⚠️ Full Fiction. ~~~ Bukan CEO, bukan mafia, apalagi starboy ibu kota. This is the sole heir to the misch...