38. Kelemahan

2.8K 108 14
                                    

"Gimana? Sekarang udah jelas kan? Kalau mantanmu beneran istri Damian, bahkan dia sedang hamil sekarang."

"Sial, selama pacaran dulu dia mana pernah mau aku sentuh. Tapi sekarang malah hamil duluan sama berengsek satu ini."

Posisi keduanya yang saat ini tak begitu jauh dari Damian juga Ester sekarang memang tidak berniat apapun selain memata-matai kegiatan mereka malam ini secara langsung. 2 orang pria yang berdiri berdampingan adalah seseorang yang sangat dikenal masing-masing oleh Damian dan Ester. Bahkan mereka juga sama-sama orang yang membuat pasutri itu melewati masa lalu yang sulit, sebelum akhirnya bisa terlepas seperti sekarang ini.

"Ya udah ayo balik dulu, yang penting kita udah tau dimana mereka menetap."

"Terus kapan kita mulai rencananya, Bang?"

"Sabar, kita tunggu dulu perintah dari "Atasan". Semenjak misi taro gagal, kita harus lebih hati-hati sebelum Damian tau kalau itu ulah kita," kata Ramor mengingatkan kejadian saat Ester mendapatkan minuman taro dari bocah asing di restoran mall.

Ramor alias Bima, pria 32 tahun yang dijuluki sebagai raja motor oleh teman-teman gengnya itu terkenal menjadi rival bebuyutan Damian. Hal itu dikarenakan Bima yang sudah mengkhianati Damian dengan membantu Dito untuk mengacaukan hidupnya. Keduanya pernah bersahabat dekat sebelum Dito menghancurkan segalanya. Sudah lama sekali mereka tidak berurusan, kecuali terakhir Damian yang meminta bantuan untuk bisa menemukan Ester.

Pria itu yang tak lain adalah kakak sepupu dari Diego-mantan kekasih Ester. Keduanya memang selalu berkomplotan dalam melakukan semua hal keburukan demi mencapai tujuan bersama. Apalagi jika sudah diiming-imingi harta kekayaan, tak akan ada kata menyerah bagi mereka untuk melakukan apapun.

"Tapi kalau Pak Dito gak kasih kita uang gimana, Bang? Dia sekarang miskin," ujar Diego.

"Kau lupa dengan perusahaan properti dia yang sampai sekarang masih atas nama Damian? Kalau bukan karena dipenjarakan Damian, dia masih pemegang penuh perusahaan. Dan tugas kita sekarang adalah merebut semua itu."

"Gimana caranya, Bang? Klan Margajasa susah dilawan. Bahkan Pak Dito sendiri aja dikalahin sama anaknya."

"Satu-satunya cara adalah mengincar kelemahan dia. Dengan begitu kita baru bisa kendalikan Damian, seperti yang kau tau juga kalau Damian gak pernah terobsesi dengan dunia perusahaan. Dia lebih milih jadi dosen dan penerus yayasan milik kakeknya daripada perusahaan milik keluarga dari ibunya. Padahal dia cucu laki-laki satu-satunya. Itu berarti peluang kita buat rebut kembali perusahaan agar kembali jadi milik Pak Dito lebih besar."

"Bang, Damian juga gak gampang dikalahin meskipun punya kelemahan. Backingan dia gede."

Jelas saja Diego merasa putus asa dan berpikir jika semua rencananya akan sia-sia. Mengingat jika klan Margajasa tidak akan pernah segan untuk menyelesaikan "masalah" yang menghalangi jalannya. Terutama Damian sendiri.

"Yakin?" tanya Ramor menantang Diego dengan menatap lurus ke arah Ester sekarang.

"Damn! Maksudmu Ester?"

Bukannya menjawab, Ramor malah tersenyum miring sebelum berbalik badan dan meninggalkan tempat. Diego yang membutuhkan kepastian itu berjalan cepat menyusul langkah kakak sepupunya.

"Bang-"

"Pastikan kalau kau benar-benar hilang rasa dengan Ester. Agar ke depannya kita jadi lebih mudah menjalankan misi."

[One Night Sleep]

Damian melarang Ester untuk memasak malam ini, dan ia juga memutuskan agar bisa mengatasi semuanya sendirian selagi menitah istrinya duduk di kursi makan. Meski lelah setelah bekerja, pria itu tetap melakukan hal yang sudah memang seharusnya. Yaitu menyenangkan hati istri.

One Night Sleep Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang