42. Memanjakan istri

872 69 9
                                    

MANA SUARANYA YANG KANGEN DAMIAN & ESTER? 🤣

BTW Happy 200k readers 🥳
Maap yaa udah gantungin kalian nyaris 3 bulan 🤪
Soalnya magernya kumat akut 😩🙏
Pelan-pelan aku perbaiki jam update lagi yaa beb. Let's goooo!

~~~

Tanpa kata dan suara, pria itu langsung mendekap tubuh gemetar Ester karena tangisannya yang masih tersedu-sedu. Telapak tangannya yang lebar mengusap pelan punggung sang puan. Ia tidak tahu bagaimana cara menenangkannya dengan baik, karena yang terpenting adalah usaha agar istrinya tak bertindak jauh yang bisa membahayakan dirinya sendiri.

"Lepas."

Dengan paksa Ester berusaha meloloskan diri dari pelukan sang suami. Bahkan sisa akan tangisnya yang menyesakkan dada belum juga reda, namun wanita tersebut mencoba berontak lagi dan lagi.

"Kalau masih perlu, nangis aja," jawab Damian enteng tanpa mengendurkan pelukannya. Justru ia menyandarkan dagunya di atas bahu kanan Ester dengan nyaman.

Wanita itu yang semula kesal dan terus berusaha berontak akhirnya luluh dan membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan sang suami. Keduanya saling terdiam beberapa saat sampai akhirnya Ester segera menjauhkan diri untuk terlepas.

Ia tahu jika perbuatan yang dilakukannya tadi membuat Damian terluka, namun Ester tak peduli dan mencoba meminimalisirkan rasa kacaunya tanpa sebab itu dengan bersikap acuh tak acuh.

"Maaf, aku kelewatan hari ini," ujar Damian lagi. Kali ini dengan mengeratkan pelukannya.

Ucapan Samuel masih terngiang jelas dalam otaknya. Ia memang perlu banyak belajar untuk memahami kondisi dan perasaan istrinya sejak sekarang.

"Aku mau pulang ke rumah papa."

Damian menghela napas panjang setelah mendengar ucapan Ester yang masih setengah sesenggukan itu.

"Aku buatin makanan ya, kata bibi kamu belum makan dari tadi siang."

Damian mengendurkan pelukan dan mengalihkan topik pembicaraan seakan tak menggubris kalimat istrinya barusan.

"Peduli apa kau?"

"Ester, please."

Saat itu juga Ester beranjak dari kasur dan melenggang pergi menuju kamar mandi tanpa menghiraukan sang suami. Ia masih terlampau kesal dan belum bisa melupakan kejadian tadi siang.

"Jangan lama-lama, sebentar lagi malam."

Bruak.

Bukannya menjawab, Ester justru sengaja membanting pintu setelah ucapan Damian terlontar.

[One Night Sleep]

Tatapan pria 30 tahun tersebut terarah lurus pada sang istri yang sedang kalap mengemasi beberapa baju miliknya ke dalam koper. Meski keduanya tengah berkonflik sejak kejadian kemarin, sudah tak ada lagi perdebatan adu mulut satu sama lain. Justru Ester dengan sengaja mendiamkan suaminya meski tahu jika sejak tadi pergerakannya dalam pantauan.

"Aku gak akan kasih kamu izin pergi kemanapun sekarang."

"Ester!"

Damian sampai menahan pergelangan tangan sang puan karena Ester benar-benar tak menggubris semua ucapannya. Bahkan sang puan berani untuk menghempaskan tangan lawan bicaranya itu tanpa babibu.

"Stop jadi anak kecil, Ester!"

Pada saat itu Ester baru tergerak untuk menoleh dan menatapnya tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Night Sleep Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang