Keputusan untuk melanggar aturan Damian memang sangat fatal untuk dilakukan. Ester juga merasa sedikit bersalah sekarang lantaran ia tak bisa mengikuti apa kata suaminya. Terlebih jika ia sudah nekat keluar rumah secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang rumah apalagi izin pada suaminya dahulu.
"Long time no see you, Cantik."
Bukannya menjawab, Ester justru berjalan mundur. Ia berusaha menghindari kontak mata dengan sang empu dan berpikir keras untuk bisa segera melarikan diri dengan aman. Kemunculan Diego tepat di depannya sekarang tak pernah diduga akan terjadi.
"Aku kangen banget sama kamu, Ces. Udah lama kita gak ketemu."
"Stop! Jangan ke sini."
Dengan kesadaran penuh Ester melangkah mundur, ia berusaha menjauh dari jangkauan mantan kekasihnya itu untuk tetap aman.
Jelas saja Ester menjarak dan tak ingin berurusan dengannya lagi. Sudah susah payah ia melupakan semua masa lalunya. Dan sekarang ia tak akan memberikan ruang sedikit pun untuk siapapun membuka luka lama.
"Kenapa? Kamu takut sama aku?"
"Diego stop!"
Ester semakin panik lantaran seseorang yang dipanggil Diego itu semakin mengikis jarak di antara mereka. Wanita hamil tersebut mulai ketakutan karena mengkhawatirkan dirinya sendiri sekarang.
"Aku dengar kamu udah nikah? Dan sekarang sedang hamil?" tanya Diego dengan menaikkan satu alisnya saat tatapan matanya turun ke arah perut sang puan.
"Mau apalagi kamu?"
Kedua bola mata wanita itu seakan ingin keluar dari tempatnya. Ia sungguh terkejut karena Diego tiba-tiba saja menarik tangannya tanpa aba-aba.
Ester menahan napas beberapa detik lantaran pergelangan tangan kanannya yang semakin dicekal kuat oleh Diego. Bahkan tanpa sengaja ia menutupi perutnya dengan satu tangan yang lain. Tak hanya dirinya sendiri, Ester memang perlu waspada untuk melindungi buah hatinya sekarang. Bahkan untuk sekadar menyentuh perutnya saja Ester tak akan biarkan siapapun itu melakukannya, terkecuali keluarga dan suaminya sendiri.
"Aku mohon lepasin, jangan ganggu aku lagi. Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, Di. Kita selesai."
Meski berontak seperti apa saja, Diego tak akan melepaskannya dengan mudah. Terlebih lagi di sudut tempat mereka berada sekarang juga tak nampak orang lain pun yang sedang berbelanja di sisi sana karena sepi.
"Itu menurutmu, bukan aku. Karena aku gak akan pernah lepasin kamu, Ces."
Diego tersenyum miring, ia begitu senang karena pada akhirnya bisa menangkap Ester dengan mudah. Padahal ia pikir jika Damian begitu ketat penjagaan terhadap sang puan. Sesuai rencana sebelumnya, ia akan segera membawa sang empu pergi menemui Dito.
Tanpa diketahui sebelumnya jika di sisi lain Damian sudah lebih dulu menargetkan Diego untuk dihabisi setelah mendapatkan kabar dari tangan kanannya beberapa jam yang lalu jika Ester sedang "berulah". Pria yang memiliki segudang kesibukan di kampus terpaksa meninggalkan urusannya sejenak demi menarik istrinya kembali pada boundaries.
"Lepasin, pleasee! Tanganku sakit, Di," pinta Ester memohon tanpa berontak.
"Gak segampang itu, Sayang. Aku susah payah mendapatkanmu. Sekali kena, mustahil buat dilepas."
Seperti predator yang berhasil menangkap mangsanya, Diego begitu puas dengan seringai di wajahnya. Melihat Ester tak bisa berkutik membuatnya lancang untuk membelai sisi kiri pipinya dengan lembut. Sontak saja Ester menepis, ia tak kehabisan akal agar terlepas dari jeratannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Sleep
RomantikaBACA GRATIS SELAGI ON GOING❗ ⚠️ 21+ area. (Jangan DENIAL baca jika masih di bawah umur!). ⚠️ Contains harsh language, swearing and vulgarity. ⚠️ Full Fiction. ~~~ Bukan CEO, bukan mafia, apalagi starboy ibu kota. This is the sole heir to the misch...