BAD LUCK [ for Luina ] || OPEN PO🚩

BAGIAN 17

HAPPY READING!

Janlup vote dan komennya bestiee🩵💙

Selamat bertemu dengan Fourich!🚩

========

BAD LUCK [ for Luina ]
[ Bagian 17 | Thomas's Freedom ]

Libur satu hari, namun terasa panjang bagi Luina yang hari ini telah dicium oleh tiga orang berbeda.

Dan bodohnya, dengan tiga-tiganya Luina bahkan tidak terlihat marah sama sekali.

Dia merasa malu akan dirinya sendiri. Sebenarnya.

Dia yang pernah berkata lantang pada Regaska bahwa dirinya bukan perempuan murahan yang rela dikecup untuk 50 juta, malah termakan omongannya sendiri.

Dia malah menjadi lebih murah dari itu. 50 juta bukan untuk satu kecupan, tapi satu ciuman.

Penempelan bibir yang jelas lebih intim dari sekedar kecupan belaka.

Ting!

Ting!

Ting!

Luina melihat layar ponselnya yang baru menerima notifikasi beruntun.

Ya! Ternyata Alex, Ardanthe, dan Regaska, mengirimkan uang padanya secara bersamaan.

Senyuman miring tersungging di bibir merah muda berlapis liptint strawberry tersebut.

Membalas ciuman Regaska malam ini bukanlah karena dia terbuai atau semacamnya. Luina melakukan itu dengan sengaja dan dengan kesadaran penuh.

Karena dari yang pernah ia baca, rasa cinta bisa timbul dengan ciuman lembut yang hanya terjadi semalam. Itu pun juga karena dia mendengarkan saran dari Jordan.

Dan Regaska,——

Lelaki gila wanita itu pasti sudah mendengar cerita dari Ardanthe dan Alex, bahwa ciuman mereka tak berbalas karena dirinya yang memberontak ketika dicium.

Regaska pasti besar kepala sekarang.

Dia akan berbangga diri karena telah menjadi satu-satunya yang berhasil mendapatkan balasan. Dan rasa bangga itulah yang akan mengganggu perasaannya perlahan-lahan.

***

"Masih pagi, dan kamu sudah mendesak asisten saya untuk bertemu?"

Meskipun mansion besar ini adalah milik Darius, namun Amora yang memang tidak memiliki sopan santun, malah duduk di singgasana pria itu.

Hal tersebut, berhasil memancing emosi Darius yang bahkan baru menyadari bahwa tamunya itu menunggunya di tempat yang haram disentuh oleh siapapun selain dirinya.

"Berdiri dari sana."

Perintah yang tenang namun menusuk itu, tidak diindahkan oleh Amora.

Wanita berusia 30 tahunan itu, hanya menanggapi dengan kekehan. "Darius, ada yang ingin saya bicarakan sama kamu."

"Berdiri. Dari. Sana."

Amora mendengus.

Baiklah. Daripada dia membuang waktu dengan Darius untuk masalah sepele ini, lebih baik ia mengalah saja.