BAGIAN 34

25.7K 1.7K 125
                                    

HAPPY READING!

LAGI YAA, 500 VOTE FOR NEXT CHAPTER!

Selamat bertemu dengan Fourich!🚩

========

BAD LUCK [ for Luina ]
[ Bagian 34 | The Red Tie ]

Tiba-tiba Hari Senin.

Hari yang sebenarnya cukup dibenci sebagian orang karena selalu menjadi hari pertama dimulainya beragam kegiatan yang melelahkan.

Namun, berbeda dengan biasanya,— Fourich justru menantikan Hari Senin ini dari Hari Minggu kemarin. Ada sesuatu yang mereka siapkan, untuk seseorang yang saat ini terlihat salah tingkah karena tatapan yang Zirga berikan tanpa putus.

Tatapan yang lelaki itu layangkan pada Luina dari saat perempuan itu keluar dari rumah,— sampai di saat ini, dimana dia dan teman-temannya menunggu mobil di siapkan.

Zirga tidak sedikitpun melepas tatapannya tersebut.

Membuat Luina yang berdiri di sebelah laki-laki itu mulai tidak bisa menahan senyum salting hingga hidungnya kembang kempis.

"Stop looking at me with those eyes!"

Kedua sudut bibir Zirga terangkat membentuk senyuman saat melihat tingkah gadis itu.

"What eyes?"

Sialan!

Apa laki-laki itu tidak merasa bahwa tatapan yang ia berikan benar-benar—— ah sudahlah!

Daripada terus bersinggungan dengan Zirga dan tatapannya tersebut,— Luina memilih memalingkan wajahnya yang merah ke arah lain.

Namun naas, dia malah jadi bersitatap dengan Alex yang tiba-tiba menoleh ke arahnya sambil mengemut permen kaki.

Dengan seulas senyuman kecil, Alex mengeluarkan permen tersebut dari mulutnya, lalu menawarkannya pada Luina.

"Mau?"

"Engga—"

Hap! Luina terkesiap ketika permen tersebut tiba-tiba dimasukkan Alex ke mulutnya. Bukannya marah, gadis itu justru terdiam sembari mencerna keadaan.

Entah kenapa ada sesuatu yang bergejolak di dadanya setelah dia berhasil menyadari, bahwa secara tidak langsung dirinya dengan Alex sedang melakukan french kiss.

"Enak kan?"

Luina tersadar, lalu mengeluarkannya dengan ekspresi kesal.

"Dibilang gamau ih!"

"Yaudah mana," rebut Alex lalu melahapnya kembali.

Lelaki itu kembali pada kegiatannya bermain ponsel. Tanpa disadari siapapun, satu sudut bibir Alex terangkat samar.

"Luina, mau?"

Ardanthe menawarkan sebuah biskuit yang sebenarnya milik Regaska itu, kepada Luina.

"Mau!—" Antusiasnya seketika tertahan di tenggorokan saat Ardanthe menyodorkan biskuit tersebut ke depan mulutnya.

Dengan jantung yang berdetak tidak karuan, Luina menggigit biskuit tersebut, lalu mengunyahnya lambat. "Enak."

"Iya dong! Kan gue yang beli. Minggir lo!"

Regaska dengan kasar mendorong Ardanthe menjauh dari tubuh Luina untuk ia ganti tempatnya berdiri.

"Anjing!"

BAD LUCK [ for Luina ] || OPEN PO🚩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang