HAPPY READING!
Vote dulu bestiee🩵💙
Selamat bertemu dengan Fourich!🚩
========
BAD LUCK [ for Luina ]
[ Bagian 41 | Childish ]Chelsea berbalik badan menghadap cermin dengan ekpresi terkejut. Tidak, bukan karena rambut ungunya yang sekarang berwarna merah muda. Tetapi karena informasi yang baru dia dapatkan dari ayahnya.
Sebuah informasi yang sulit dipercaya. Mobil Jordan meledak dan hangus tak bersisa. Belum dipastikan terdapat korban jiwa atau tidak, tetapi yang pasti Chelsea yakin, Jordan tidak mungkin mati segampang itu.
Pemuda itu pasti berhasil lolos. Akan tetapi, kenapa dia tidak muncul untuk menyatakan bahwa dia masih hidup?
Sial. Entah kenapa Chelsea merasa cemas. Perasaan cemas yang tidak bisa dia deskripsikan, dan entah tertuju pada siapa. Karena itu artinya, laki-laki yang saat ini hampir dianggap mati itu, sedang bersembunyi.
"Chelsea."
Chelsea menoleh ke arah Berta yang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Ada undangan ulang tahun dari keluarga D'Arvenzo untuk minggu depan. Kamu yang datang ya, nemenin papa kamu."
Chelsea mengambil undangan tersebut dengan tanya. "Kenapa gak sama tante aja?"
Berta hanya tersenyum. "Kamu aja," katanya lalu keluar dari kamar, meninggalkan Chelsea yang saat ini melihatnya penuh keheranan.
***
Ardanthe menuruni tangga dengan muka bantalnya. Tampaknya pemuda itu baru bangun tidur, dan langsung mencari Luina ke luar setelah tidak mendapati gadis itu di tempat tidur.
"Sayang!"
"Di sini!"
Ardanthe langsung berjalan menuju dapur. Matany berubah sinis ketika melihat Alex dan Zirga yang sudah duduk manis bersama Luina untuk menikmati sarapan.
Kurang ajar sekali mereka tidak mengajaknya. Apa teman-temannya itu dendam akan apa yang ia katakan kemarin?
Melihat keacuhan Zirga dan Alex padanya, membuat Ardanthe diam-diam mendecih. Baiklah, mungkin memang sudah waktunya, mereka bersaing untuk ini.
"Udah bangun? Gue bikin pancake. Mau gak?" Sapa Luina. Gadis itu sebenarnya hampir duduk di kursi sebelah Zirga, tetapi tidak jadi saat melihat Ardanthe.
Ardanthe menyempatkan diri mengecup pipi gadis itu sebelum memberi jawaban.
"Mau." Jawab Ardanthe sembari menarik kursi di dekatnya untuk ia pindah ke tengah-tengah Zirga dan Luina.
Kakinya menggeser kasar kursi yang Zirga duduki. "Yang mana punya gue, sayang?"
"Anjing! Duduk yang bener bego!" Umpat Zirga yang hampir terjatuh gara-gara Ardanthe.
"Lah kocak. Ini gue duduk, bukan kayang!"
"KURSI LO DI SANA!" Teriak Zirga sambil menunjuk tempat Ardanthe yang seharusnya.
"Oh." Ardanthe berseru tidak peduli. Dia memilih untuk membuka mulut pada Luina. "Suapin, sayang. Aak?"
Zirga mendorong kesal punggung Ardanthe yang hampir melahap pancake yang disuapkan oleh Luina. "Bangsat! Pindah gak?!"
"Diem dulu anjing! Gue mau makan!" Sentak Ardanthe.
"Bodo amat! Pindah lo!"
"Yaampun, Zirga masih pagi!" Tegur Luina yang membuat Ardanthe besar kepala karena merasa dibela.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LUCK [ for Luina ] || OPEN PO🚩
Fiksi Remaja[ PART MASIH LENGKAP🚩 ] "Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cuma mau kenalan." ==== Karena ayah tirinya tersandung kasus korupsi yang c...