25. The pain is beyond measure

129 31 47
                                    

#  PAPER HEARTS

.
.
.

Taehyung termenung di kursi tunggu lobby rumah sakit. Jari jemari nya saling bertautan dengan pikiran yang melalang buana.

Buku-buku jarinya lecet akibat memukul dinding tadi. Tapi rasa nyeri itu tak Taehyung perdulikan, saat ini tengah menjadi fokusnya adalah kesembuhan Sohyun.

Tapi yang di khawatirkan oleh nya itu, benar-benar egois dan keras kepala. Bagaimana bisa dia lebih memilih terjebak oleh rasa sakitnya daripada berjuang untuk tetap hidup.

Taehyung mengerti apa yang Sohyun takutkan. Sohyun tidak ingin mempercepat kematiannya dengan jalan operasi. Tapi menunggu kematian yang datang pun bukanlah sebuah pilihan yang tepat.

Sekarang Taehyung sedang berpikir keras bagaimana cara nya merubah keputusan Sohyun dan menjalani operasi. Tapi melihat tekad Sohyun, Taehyung jadi sangsi jika Sohyun akan merubah keputusannya.

Saat sedang berpikir, Taehyung melihat hari manis nya yang sudah terpasang cincin. Itu adalah cincin pertunangannya beberapa saat lalu.

Taehyung mengusap mata cincin itu dan yang terjadi selanjutnya adalah Taehyung melepaskan nya. Mungkin kemarin dia terlalu pengecut untuk bilang semua ini pada kedua orang tuanya. Tapi sekarang, walaupun terlambat, sebelum pernikahan berlangsung, dia masih bisa membatalkan perjodohan ini.


Tap
Tap

Taehyung berjalan perlahan menuju ruang rawat Sohyun. Mengintip ke dalam dan melihat ibu ayahnya sudah ada di sana menemani Sohyun yang sudah terlelap.

Melihat ekspresi wajah kedua orang tuanya, Taehyung tidak tega jika ia harus mengemban kan masalah ini pada orang tuanya juga.

Taehyung menghela nafas berat, kemudian berbalik dan duduk di kursi ruang tunggu yang tersedia.

Mengacak-acak rambutnya gusar dan membuang nafas kasar.

🥀🥀🥀

Sohyun yang sedang termenung di ruang rawatnya seketika berjengit saat pintu ruangannya terbuka. Memperlihatkan presensi Taehyung dengan sebuket bunga mawar.

Setelah kemarin mereka berdebat, baru pagi ini Sohyun melihat Taehyung masuk ke dalam ruang rawat nya. Walaupun Taehyung terlihat membawa sebuket bunga, dan itu terlihat manis. Tapi jika memerhatikan wajahnya Taehyung, masih ada sedikit emosi di sana.

Untuk selama beberapa saat Sohyun maupun Taehyung terdiam. Sohyun dengan gelisah nya, dan Taehyung yang memutuskan untuk bicara dengan Sohyun sambil terus memindahkan bunga yang ia bawa ke dalam vas.

Setelah beberapa saat terdiam, Sohyun menghela nafas dan mencoba bersuara, “Oppa..

“Jangan bicara padaku sebelum kau setuju untuk operasi Sso!” sela Taehyung cepat, kemudian berlalu pergi keluar ruang rawat Sohyun.

Sohyun berkedip sesaat, menghela nafas kasar dan menyorot langit-langit kamar dengan sendu. Memang pantas dia di abaikan, karena keputusannya menyakiti semua orang. Terutama Taehyung.

Ah iya, pasti reader nim juga semuanya kesal sama keputusan ku. Mianhae :'((

Tapi Sohyun juga tidak mau mati tanpa persiapan. Dia tidak mau mati di meja operasi begitu saja.

Sohyun tau, tidak semua operasi itu menakutkan dan gagal. Namun, Sohyun hanya berpikir tentang kemungkinan kemungkinan terburuknya kendati jika operasi tersebut berjalan lancar.

PAPER HEARTS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang