15. Sohyun's accident

145 40 28
                                    

# PAPER HEARTS

.
.
.

Terhitung sudah beberapa hari saat Dongmin meminta uang pada Eunhye. Pria itu langsung memakai uang pemberian Eunhye untuk berjudi dan minum-minum seperti biasanya.

Dongmin kira dia akan beruntung, nyatanya alih-alih mendapatkan uang, dia malah di pukuli habis-habisan karena hutang judi yang semakin menumpuk.

Dongmin menaruh gelas alkohol nya setelah meneguknya hingga tandas, di tangannya terdapat sebuah kartu nama Eunhye yang masih ia simpan. Berpikir, apa mungkin dia harus meminta uang lagi untuk membayar hutang judinya?

Tentu saja kan. Kalau wanita itu tidak mau, dia tinggal mengancam kalau dia akan mengambil Sohyun dari nya. Sepertinya, wanita itu sangat tidak ingin kehilangan putrinya.

Dongmin menyeringai lebar, benar sekali. Ternyata, memanfaatkan orang kaya itu sangatlah mudah.

Dengan begitu, Dongmin segera mengambil ponselnya di saku celana, mengetiknya sesaat sebelum menempelkannya di telinga. Menunggu beberapa detik, namun tak kunjung ada jawaban.

"Sial! Apa dia berniat menghindari ku?" monolog Dongmin kesal.

Setelah nya, Dongmin tak putus asa. Dia terus mencoba, walaupun tetap nihil. Bahkan saat terakhir kali ia coba, ponsel wanita itu menjadi tidak dapat di hubungi.

Firasat Dongmin mungkin benar. Wanita kaya itu sengaja mengabaikannya. Jadi, wanita itu memang benar-benar tidak takut padanya sama sekali. Padahal kan, bisa saja dia datang ke tempat tinggal nya dan mengatakan semuanya pada Sohyun kalau dialah orang tua kandungnya.

Soal mudah bagi Dongmin untuk melacak keberadaan wanita kaya itu. Apalagi ia sudah dapat kartu namanya, jika Dongmin mau, dia sudah melakukan sejak jauh-jauh hari.

Tapi karena Dongmin mau mencoba berbaik hati, tentu saja Dongmin tidak melakukan nya sejak awal. Karena awalnya Dongmin kira dengan ancaman saja wanita itu akan takut. Namun ternyata, sekarang wanita itu mengabaikan nya begitu saja.

Mungkin, Dongmin memang harus datang secara langsung ke sana. Agar wanita itu tahu, bahwa dirinya tidak pernah main-main.

🥀🥀🥀


"Bagaimana ini Jaesung? Dia menghubungi ku lagi." seru Eunhye panik.

"Kan sudah ku bilang, sekalinya dia minta, dia akan terus memeras mu Eunhye!"

Eunhye menghela nafas berat, "Kau ini bukannya menenangkan ku, malah menyalahkan ku. Membuat semakin gelisah saja!"

Jaesung mengusap wajahnya gusar, padahal yang panik bukannya istrinya tapi juga dirinya sendiri.

"Ya sudah abaikan saja! Jangan angkat jika dia menelepon!"

"Tapi-bagaimana kalau dia nekat, terus menemui Sohyun? Aku takut Jaesung! Kemarin saja Sohyun sudah bertanya tentang apa benar dia anak kandung kita arah bukan? Pasti ada sesuatu yang memancingnya, kalau tidak, mana mungkin Sohyun punya pikiran seperti itu."

Jaesung mendekap tubuh sang istri erat, mengusap usap punggung istrinya untuk sedikit menenangkan.

"Jaesung! Aku benar-benar takut! Aku tidak mau kehilangan Sohyun sampai kapanpun! Dia putri kita kan? Nanti bagaimana kalau Sohyun tau, dia pasti akan kecewa dan lebih memilih meninggalkan kita. Kalau seperti itu, lebih baik aku mati!"

Jaesung terkejut mendengar ucapan Eunhye, "Kau itu apa-apaan? Jangan bicara sembarangan! Akan ku usahakan, tidak ada yang bisa merebut Sohyun dari kita! Bahkan ayah kandungnya sendiri. Jadi kau tenang saja? Hm?"







PAPER HEARTS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang