六:「瓦城の総長と白鶴の総長」(Kawaragi's President and Hakatsuru's President)

115 10 2
                                    

"Kau lihat raut muka Hazuru tadi? Dia hampir pingsan." Chizuru terkikik geli saat mengingat wajah kakak laki-lakinya.

Ruangan seluas lima tatami itu diisi oleh dua orang berbeda jenis kelamin. Mereka ditemani oleh secangkir ocha hangat yang uapnya masih meliuk-liuk di udara. Menciptakan aroma menenangkan bagi dua orang yang lama tak berjumpa tersebut.

Dalam posisi seiza¹, Murayama Chizuru dan Sano Aizen duduk berhadapan di antara satu sama lain. Mereka terpisahkan oleh meja bulat kecil yang terdapat dua cangkir ocha di atasnya. Sudah lebih dari 30 menit keduanya berbincang, tetapi tidak ada satupun yang berniat untuk beranjak.

"Kau belum memberi tahu pada Hazuru-san," sahut Sano Aizen sambil menyeruput ocha hangat.

Chizuru teringat akan ekspresi Hazuru. Ketika ia berkata pada Aizen supaya menyambut kedatangannya dengan benar.   Si sulung Murayama hampir pingsan saat melihat adik perempuannya memeluk seorang pria yang tak dikenal, terlebih lagi sosok itu diketahui sebagai kepala klan Sano sekaligus pemimpin dari Kawaragi. 

"Apa maksudmu istri?" Hazuru menarik lengan Chizuru agak dramatis. Dia menyeret sang adik pergi menjauh dari pria bernama Sano Aizen. Sesuatu harus dijelaskan oleh Murayama Chizuru.

Perempuan berambut abu tersebut menggaruk leher canggung sambil mengigiti bibir, seperti anak kecil yang ketahuan memakan permen cokelat oleh sang ayah.

"Pria itu ... adalah suamiku," cicit Chizuru takut-takut.

Sanzuru yang berada tak jauh dari mereka mendengar percakapan tersebut. "Apa maksudmu suami?" tanyanya dengan suara amat keras. Mungkin Sano Aizen pun dapat mendengarnya.

Kokuryu Suguru dan Ryoe Fujio menghampiri karena mereka sama-sama terkejut kala mendengar pengakuan dari Murayama Chizuru. Keduanya ingin memastikan kebenaran atas pendengaran yang telinga mereka tangkap.

Sambil menggaruk kepala canggung, Chizuru mengungkapkan, "kami menikah empat bulan yang lalu di Hokkaido. Eiji-san, Wataru-kun, dan Hyuga-san ada di sana. Ah, Ayano-chan juga. Jika tak percaya, tanyakan saja pada mereka." Ia menujuk pada Wataru dan Hirose yang berada agak jauh dari tempatnya berada.

Pada detik itu juga Murayama Hazuru terduduk pada tanah. Kakinya tak mampu lagi menyanggah diri. Dalam semalam saja si adik perempuan berhasil mengejutkannya dengan berbagai macam berita. Mulai dari rencana melarikan diri secara tiba-tiba, bekerja sama dengan klan Sano, menjalin hubungan dekat dengan anggota Ryukankei, dan masih banyak lagi. Namun, kejutan besar selalu berada di akhir, yakni pernikahan Murayama Chizuru dan Sano Aizen yang terjadi empat bulan lalu.

"Apalagi ... katakan apalagi kejutan yang akan kau berikan padaku, Chizuru. Apakah kau sudah memiliki seorang anak? Cucu? Cicit? Apa jenis kelaminnya? Siapa namanya?"

"Hei, tidak usah dramatis! Aku hanya menikah." Chizuru memandang sebal kakaknya yang terseok pada tanah.

"Bila kau menikahi seorang pengemis, itu lebih masuk akal daripada kau menikahi seseorang dari klan Sano!" teriak Hazuru. Kemudian ia menyadari sesuatu. "Ah ... tidak, pria itu bukan hanya 'seseorang dari klan Sano', tetapi kepala klan itu sendiri ...."

"Pasti kau lelah. Lebih baik beristirahat dahulu, aku akan menemui kalian nanti. Biarkan Mitsuki-san yang mengantar kalian menuju sayap kiri bangunan."

Kembali pada masa kini, Chizuru terkikik geli untuk kesekian kali. Mengusili Hazuru adalah hal yang menyenangkan. Dia tak menyangka jika kakak laki-lakinya adalah seseorang yang sangat ekspresif sampai pada hari ini. Tak hanya Hazuru saja, Sanzuru juga sama, bahkan Kokuryu dan Ryoe pun begitu. Walaupun hidup bersama selama bertahun-tahun, Chizuru baru menyadari jika ia masih kurang dekat dengan mereka hingga hal sesederhana ini saja ia tak tahu.

Piercing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang