Hakatsuru
...
"Chizuru-sama, Matsumoto-san dari Kujaku-gumi juga telah tertangkap. Apa yag harus kita lakukan?"
Putaran silinder dari pistol single-action revolver menghasilkan bunyi mengerikan di telinga. Ruangan senyap dan gelap menjadi makin mencekam karena bunyi kokang pistol. Pria dengan jas hitam itu dahinya dipenuhi keringat sebesar bulir jagung, kekhawatiran memenuhi relung hati.
"Apa lagi? Larilah jika kau ingin selamat."
"Tapi, Chizuru-sama—"
"Kau mengkhawatirkanku?" Perempuan dengan rambut abu-abu sebahu itu membidik pistol di tangannnya ke sebuah titik berwarna merah sejauh 20 meter di depan sana. Lalu suara tembakan menggema di ruangan tersebut, memantul dari dinding hingga langit-langit. "Jangan khawatir, aku bisa menggunakan pistol." Murayama Chizuru meniup moncong pistol seperti di film.
"Pergilah jika kau masih ingin hidup. Tidak akan ada kesempatan kedua." Perempuan berkemeja putih tersebut berbalik badan menghadap pada anak buahnya. "Aku akan mengurus semua ini. Serahkan kepadaku."
Raut ragu terlihat jelas di wajah pria berjas. Tangannya mengepal seperti memeras santan, tetapi mata terlihat gusar menatap ke sana ke sini. Pada akhirnya ia mengembuskan napas ke udara. Selang beberapa detik, ia membungkukkan badan sebesar 90 derajat pada perempuan muda di hadapan. "Chizuru-sama, terima kasih atas kerja keras anda!"
"Baik-baik, pergilah. Polisi akan datang dalam waktu dekat." Murayama Chizuru mengibaskan tangan yang memegang pistol guna mengusir anak buah yang setia.
Ternyata waktu kehancurannya telah tiba. Ia memandangi kepergian anak buahnya dengan perasaan sendu. Tak pernah Chizuru sangka bila waktu berlalu begitu cepat.
Di tengah kesenduan tersebut, sebuah suara merusak suasana sedihnya. Membuat Murayama Chizuru menatap dari mana asal suara. "Padahal kau bisa menjadikannya sebagai kambing hitam, tetapi kau terlampau baik untuk semua dosa-dosa yang telah kau lakukan."
Ketukan sepatu pantofel menggema di ruang bawah tanah itu. Empat orang mendatangi Murayama Chizuru si pemimpin gokudo¹ meski tahu jika hidup mereka berada dalam bahaya.
"Chizuru, kita sudah selesai," lanjut seorang laki-laki berkulit pucat seperti tak pernah terkena cahaya matahari.
"Aku tahu. Tak usah diberitahu, Sanzuru." Knee high boots hitam si perempuan tak mau kalah dari ketukan pantofel empat pria di hadapannya. Orang-orang ini memiliki badan yang jauh lebih tinggi dan besar darinya, tetapi Chizuru memiliki kuasa yang lebih besar dari mereka. "Kira-kira hukuman apa yang akan mereka berikan jika kita tertangkap?" tanyanya tanpa beban.
Kokuryu Suguru terkekeh mendengar pertanyaan pemimpinnya. "Apa lagi? Tentu saja hukuman mati. Kau berharap kita dihukum membersihkan kamar mandi seperti murid sekolah menengah atas?" Pria dengan setelan jas lengkap dengan dasi hitam itu meletakkan kedua lengan ke pinggang. Ia tertawa sambil menghadap langit-langit. "Namun, jika kau beruntung, mungkin penjara seumur hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
Piercing Moon
FanfictionMurayama Chizuru menghadapi masalah besar kala organisasi kriminal yang ia pimpin diburu oleh kepolisian Jepang. Organisasinya dianggap sebagai teroris akibat kesalahan yang Murayama Chizuru perbuat. Perempuan itu pun melakukan pencarian panjang yan...