二十八:「引数」(Argument)

48 13 2
                                    

Rambut abu Murayama Chizuru beterbangan saat angin kencang melewati dirinya yang tengah berlarian masuk ke dalam rumah. Semua orang di rumah klan Murayama terlihat ricuh. Wajah mereka terlihat khawatir dan ketakutan.

Saat Chizuru melewati gerbang utama dengan napas terengah karena berlarian, semua orang memandangi heran. Pemimpin Hakatsuru baru saja tiba, padahal kemarin adalah hari yang genting, hari saat Akamine pemimpin gang fraksi Akaibara-dan berhasil ditangkap oleh polisi prefektur Saitama.

Namun, menunggu hingga larut malam, sang pemimpin Hakatsuru tak kunjung tiba untuk menangani masalah. Perempuan itu baru tiba keesokan paginya dengan rambut yang sedikit acak-acakan dan ia menggunakan yukata khas penginapan. Semua pelayan yang melihat kedatangan Murayama Chizuru jadi penasaran, apakah pemimpin mereka masih sempat bersantai di penginapan padahal keadaan sedang genting?

"Di mana Hazuru?" Chizuru bertanya pada salah seorang pelayan yang berada di dekat pintu.

"Ada di dalam, Chizuru-sama. Semua orang mencari dan menunggu anda semalaman ini, mengapa anda baru tiba?" jawab pelayan tersebut, tetapi ia mengakhiri dengan pertanyaan.

Chizuru enggan menjawab. Ia mengambil langkah seribu untuk masuk ke dalam rumah dan menemui sang kakak laki-laki. Begitu pintu utama terbuka, ruang tamu di rumah klan Murayama telah terisi oleh banyak pria berjas hitam. Tidak hanya lima orang pemimpin geng yang ada di bawah Hakatsuru, melainkan para pemilik bar, kasino, klub malam, dan usaha ilegal yang terafiliasi dengan Hakatsuru. Wajah mereka mengerut karena kepanikan, sebagian besar tidak bisa duduk santai di sofa mahal karena rasa bingung yang melanda.

Begitu Chizuru hadir di tengah-tengah, semua mata langsung memandang pada perempuan yang mengenakan yukata polos tersebut. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk membungkukkan badan guna menyapa sang pemimpin Hakatsuru, yakni Murayama Chizuru.

"Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Chizuru dengan rambut yang acak-acakan. Perempuan 29 tahun itu juga membungkukkan badan meminta maaf pada semua orang.

"Dari mana kau?" Suara itu menggema ke seluruh ruang tamu yang senyap begitu Chizuru datang. Seorang pria berkemeja hitam berdiri di tangga menuju lantai dua dengan ekspresi datar. Ia adalah si sulung Murayama, yaitu Murayama Hazuru.

Bukannya menjawab pertanyaan sederhana tersebut, Chizuru malah mengalihkan dengan pertanyaan lain. "Apa yang terjadi?" Raut mukanya terlihat khawatir. Bulir keringat sebesar biji jagung pun membasahi kening.

"Akamine-san tertangkap." Matsumoto dari Kujaku-gumi mendekat kepada Chizuru. "Sejak bulan lalu ia memang masuk ke dalam daftar buronan. Namun, semalam saat Akamine-san pergi ke Saitama guna memastikan keadaan anggota Akaibara-dan yang masih tersisa di sana, polisi tiba-tiba menyergapnya dan ia ditangkap saat itu juga," jelas si pria dengan rambut penuh uban.

"Chizuru-sama, ini sungguh genting." Furube sang pemimpin Seikichi-kai ikut mendekat. "Akamine-san pasti menjadi kunci bagi kepolisian dan detektif untuk menangkap anda. Jika mereka berhasil membuat Akamine-san buka mulut, tamat sudah riwayat kita semua."

Salah seorang pemilik bar yang berafiliasi dengan Hakatsuru mendatangi sang pemimpin. "Chizuru-sama, bagaimana ini? Kami pun pasti akan tertangkap bila anda sampai tertangkap pula. Kami para pebisnis, takut beroperasi sejak Akamine-san tertangkap." Ia mengungkapkan.

Kemudian semua orang di ruangan saling bersautan dengan ide-ide di kepala.

"Kita harus melakukan sesuatu."

"Benar."

"Apapun itu untuk melindungi Chizuru-sama dari kepolisian."

"Saat ini nama Chizuru-sama masih belum terungkap ke publik, bahkan mereka tidak tahu jika pemimpin Hakatsuru adalah perempuan."

Piercing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang