三十九:「白い錠剤」(White Pill)

49 12 1
                                    

Selama empat minggu ke belakang, Chizuru melakukan perjalanan mengitari seluruh Kanto bersama dengan Kokuryu Suguru dan Ryoe Fujio. Alasannya tak lain untuk memeriksa keadaan Hakatsuru yang tersebar di berbagai prefektur, terlebih lagi Saitama yang sangat memanas usai peristiwa di jalan tol.

Hampir setiap harinya, Chizuru menghabiskan waktu di beberapa klub malam untuk memastikan apakah terjadi penyergapan di tempat bisnis malam yang berafiliasi atau dimiliki oleh Hakatsuru. Untungnya, tidak semua disidak oleh polisi, tetapi tempat yang paling parah tentunya di Saitama. Seolah para polisi mencurigai jika semua tempat hiburan malam di Saitama telah berhubungan dengan Hakatsuru.

Hari ini Chizuru mendatangi salah satu klub malam yang selama ini dijalankan oleh Akamine dari balik layar. Sebelum pria itu tertangkap, Akamine diberi mandat untuk menjalankan klub milik Hakatsuru yang bernama Mountain Hill. Bukan setahun dua tahun Akamine menjalankannya, tetapi nyaris tujuh tahun, sebab yang memberinya perintah adalah Murayama Kozuru sendiri.

Klub ini memang terlihat sangat normal jika dilihat dari luar, tetapi di seluruh tempat hiburan malam yang berafiliasi dan dimiliki oleh Hakatsuru, Mountain Hill adalah klub malam yang menghasilkan paling banyak uang dari penjualan narkoba setiap tahunnya. Bahkan beberapa kali transaksi senjata ilegal pun terjadi di tempat ini. Tak heran jika Mountain Hill adalah klub dengan pemasukan terbanyak untuk Hakatsuru.

Di salah satu pojok tempat meja VIP berada, Murayama Chizuru duduk bersama Kokuryu Suguru dan Ryoe Fujio yang sedang menyamar menjadi salah seorang pelanggan kelas atas. Sejak Akamine tertangkap sekitar dua bulan lalu, tempat ini kini diambil alih oleh Nagayama selaku wakil ketua dari fraksi Akaibara-dan. Pria tua itu telah sembuh dari luka tembak yang didapat olehnya, alhasil saat ini dia kembali mengurus Mountain Hills secara diam-diam dari belakang sama seperti Akamine dahulu. Meski begitu ia belum bisa membantu dalam permasalahan Hakatsuru karena harus banyak beristirahat.

Di meja VIP ini, Murayama Chizuru tak hanya bertiga saja bersama Suguru dan Fujio. Demi menghindari kecurigaan, Chizuru menyewa tiga pria yang merupakan host klub dan empat wanita klub untuk bergabung di mejanya. Mereka duduk sambil meminum minuman keras dan berbicara banyak hal bersama tujuh orang sewaan mereka.

"Jadi, di mana Seiji-san bekerja?" Salah seorang wanita klub bertanya dengan suara keras pada Suguru yang duduk di sebelahnya. Ingar-bingar musik menghentak seluruh klub malam, membuat suara siapapun jadi tak terdengar jelas.

Kokuryu Suguru yang sering kali menggunakan nama Seiji dalam penyamarannya pun menjawab di telinga wanita tersebut, "di mana pun itu kau tak akan tahu tempatnya."

Chizuru terkekeh. Jawaban Suguru sangat lucu menurutnya. Perempuan itu hanya berharap jika Suguru tidak kehilangan kesadaran karena alkohol yang dia minum, sebab ini akan sangat menyulitkannya dan Fujio.

"Apakah Kirin-san juga bekerja?" Seorang host klub berambut pirang malah ikut-ikutan bertanya pada Chizuru. Pria itu menempel pada sisi kirinya seperti prangko di surat. Sebenarnya Chizuru merasa risih, tetapi mau bagaimana lagi, ini demi keamanan penyamaran mereka.

"Tidak, aku tidak bekerja. Aku hanya menghabiskan uang ayahku." Chizuru menjawab asal dengan suara keras. Fujio sampai tidak bisa menahan tawanya lagi. Baik Suguru atau Chizuru tidak ada yang benar.

Percakapan itu terus berlangsung dengan berbagai pertanyaan. Pria berambut pirang bernama Fujio itu harus tetap sadar tanpa terpengaruh alkohol sedikit pun, bisa buruk jika mereka bertiga kehilangan kendali karena mabuk. Fujio beberapa kali menghalangi Chizuru meminum alkohol yang dipesan olehnya. Dia takut jika perempuan itu sampai kehilangan kesadaran dan malah berbicara macam-macam.

Dentuman musik menghentak dan sorot lampu makin bergerak liar saat hari semakin malam. Kokuryu Suguru, Murayama Chizuru, dan Ryoe Fujio masih sadar meski telah meneguk beberapa gelas minuman keras. Tak satu pun dari ketiganya berniat turun ke lantai dansa meski para host dan wanita klub mengajak beberapa kali.

Piercing MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang